Gempa Cianjur

Miris, Korban Gempa Cianjur di Sukalarang Sukabumi Tidur di Tenda Reot

Dampak Gempa Cianjur Juga Dirasakan Warga Sukabumi yang mengungsi di satu tenda yang sudah reot

Tribun Jabar/M Rizal Jalaludin
Kondisi Pengungsian Dampak Gempa Cianjur yang Dirasakan WargaGedurhayu RT 40, 41, 42, 43, 44 RW 10, Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi 

Laporan Kontributor TribunPriangan.com Kabupaten Sukabumi M Rizal Jalaludin

TRIBUNPRIANGAN.COM, SUKABUMI - Kondisi memprihatinkan dialami korban gempa bumi Cianjur M5,6 di Kampung Gedurhayu RT 40, 41, 42, 43, 44 RW 10, Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Sudah empat hari korban gempa bumi Cianjur di Gedurhayu ini mengungsi di tenda yang kondisinya reot dan terpal bolong.

Seorang pengungsi di Kampung Gedurhayu RT 42, Mimin (62) mengatakan, dirinya terpaksa tinggal di tenda darurat yang kondisinya tidak memadai bersama warga lain karena khawatir rumah ambruk ketika ada gempa susulan, saat ini kondisi rumahnya sudah retak-retak.

Baca juga: SERAM, Posko Pengungsian Korban Gempa Cianjur Ini di Tengah Kuburan, Pengungsi Kedinginan

Baca juga: Tak Ada Lahan Lain, Korban Gempa Cianjur Dirikan Posko Pengungsian di Tengah Kuburan

"Ibu milih ninggal di sini tempatnya aman sama lebar tempatnya, jauh dari pohon-pohon jadi aman, jauh dari bangunan. Di sini sudah 4 hari. Rumah retak-retak, takut ada gempa susulan, takut ibu kalau malam tidur gak ada yang ngebangunin, takut kebahayaan," kata Mimin kepada Tribunjabar.id, Kamis (24/11/2022) malam ini.

Baca juga: Bayi Lahir di Pengungsian Gempa Cianjur Diberi Nama Gempita Sholihah Kamil, Siapa yang Beri Nama?

Mimin berssma warga di pengungsian tenda darurat dekat pemukiman kompak bersuara bahwa di tenda darurat yang disediakan Pemkab Sukabumi terlalu jauh dari rumah dan minim MCK. Terlebih, pengungsi banyak yang memiliki anak kecil.

"Ada kekurangannya itu tenda, selimut, tempat tidur. Di sini lebih dekat, lebih aman, dekat ke rumah, WC di sini ada lebih dekat daripada di bawah (tenda disediakan Pemda)," ucap Mimin, diamini warga di pengungsian.

Baca juga: Kisah Pilu Korban Gempa Bumi di Cianjur, Satu Tenda dengan Jenazah

Mimin bercerita, untuk memasak siang hari dilakukan di rumahnya. Namun, setiap kali memasak ia mengalami kepanikan karena gempa susulan, ia pun lari hingga terjatuh, terlebih ia membawa saudaranya yang sakit.

"Kalau masak di rumah aja, kalau pas ada gempa susulan ibu lari, masaknya berhenti dulu, kompor dimatiin dulu, kalau habis masak, nyuci, itu ke sini lagi. Bukan kerasa lagi (kalau ada gempa susulan), rumah ibu juga kan pecah-pecah, ibu lari jatuh lagi, lari jatuh lagi, belum saudara ibu sakit gak bisa jalan kaki, baju sampai di kewer-kewer (diangkat-angkat, red) saking paniknya. Mana itu rumah di samping tembok pecah, genting pada jatuh," ucap Mimin, mengusap air mata yang tiba-tiba menetes.

Baca juga: Kisah Mengharukan, Bayi Berumur Enam Bulan Selamat dari Reruntuhan Tembok Akibat Gempa Cianjur

Mimin mengaku membetahkan diri tinggal di tenda darurat yang kondisinya reot dan hanya ditopang bambu seadanya. Ia dan pengungsi lain berharap ada bantuan terpal, selimut dan tempat tidur.

"Tinggal di sini di betah-betahin aja
Ibu mah kalau ada mah tenda aja sama tempat tidur, terpal," ujarnya.*

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved