Budidaya Entok Hias

Kisah Sukses Peternak Muda Asal Pangandaran yang Budidaya Entok Hias, Ternyata Segini Harganya

Pria muda asal Desa Maruyungsari, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran sukses menggeluti budidaya entok hias dan entok jumbo.

Istimewa
Andri Habibi pemuda yang usaha budidaya entok hias dan entok jumbo di Pangandaran  

Laporan Kontributor TribunPriangan.com, Pangandaran, Padna

TRIBUNPRIANGAN.COM, PANGANDARAN - Andri Habibi, pria muda asal Desa Maruyungsari, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran sukses menggeluti budidaya entok hias dan entok jumbo.

Habibi, sapaan akrabnya, memulai budidaya entok hias saat pandemi Covid-19.

Habibi memilih usaha budidaya entok hias dan entok jumbo karena dianggap jenis usaha yang cukup menjanjikan  untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.

Selain untuk usahanya, memelihara entok karena sudah sebagai hobinya. Karena entok dianggapnya, termasuk hewan ternak yang tahan terhadap penyakit.

Baca juga: Pemprov Jabar Ajukan Pembangunan Flyover Gedebage Selatan, 2023 Rencana Pembebasan Lahan

"Tinggal kemauan kitanya saja dan jangan sungkan belajar, apapun itu yang bisa kita geluti dan ditekuni secara maksimal akan menjadi manfaat," ujar Habibi melalui WhatsApp, Jum'at (18/11/2022) sore.

Kata Ia, di kalangan komunitas peternak Paradigma entok konsumsi saat ini banyak yang bergeser ke fashion.

"Kalau jenis entok hias yang saya pelihara, jenisnya entog rambon milenial dan rambon bondol kaji yang masing-masing memiliki ciri dan keunikan yang berbeda, bondol kaji dari kepala dan leher putih di dada sayapnya ada corak batik warna nyentrik," katanya.

Setiap bulan, di komunitas peternak entok Maruyungsari atau disingkat Petromas ada kegiatan Kopdar dengan beberapa komunitas lainnya.

Baca juga: Banjir Rendam Sejumlah Rumah di Maruyungsari Pangandaran, Perangkat Desa Ungkapkan Ini

"Malah, belum lama ini ada anggota Petromas yang mengikuti kontes piala wakil wali kota Banjar untuk berpartisipasi," ucapnya.

Menurutnya, jenis entok hias bisa dilihat dari estetika dan keindahan corak dan warna pada bulunya.

Sedangkan jenis entok jumbo yang biasa untuk konsumsi kriterianya pada bobotnya. Semakin berat bobot entoknya tersebut, maka akan semakin mahal harganya.

"Kalau entok hias ini bisa dilihat pada estetika keindahan warna bulunya seperti rambut silver corak batik," kata Habibi.

Baca juga: Dalam 5 Tahun, Sebanyak 612 Bencana Terjadi Di Kabupaten Bandung, Kepala BPBD Soroti Masalah Ini

Entok jenis jumbo pada umumnya memiliki warna yang putih polos, dan bobot serta umurnya sekitar 4 bulan.

Umur 4 bulan biasanya sekitar 3,5 kilogram dan dewasa 7 bulan bobotnya sekitar 6 kilogram.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved