Antisipasi LSL dan LGBT, Disdikpora Pangandaran Nyatakan Perang 

Disdikpora Kabupaten Pangandaran juga meminta kesadaran orang tua murid untuk sama-sama mengedukasi anaknya.

Penulis: Padna | Editor: Dedy Herdiana
Kolase TribunPriangan.com
ILUSTRASI LGBT - Disdikpora Kabupaten Pangandaran menyatakan perang terhadap LSL dan LGBT.. (Dok: TribunPriangan.com/ Lulu Aulia Lisaholith) 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNPRIANGAN.COM, PANGANDARAN - Antisipasi perilaku menyimpang Laki Suka Laki (LSL) dan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT), Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pangandaran meminta kesadaran orang tua murid untuk sama- sama mengedukasi anaknya.

Dalam hal tersebut, pihaknya dari Disdikpora Kabupaten Pangandaran menyatakan perang terhadap LSL dan LGBT.

"Saya tidak menyatakan ada siswa di Kabupaten Pangandaran yang terjangkit HIV Aids didominasi LSL, itu saya belum tahu. Cuman, kami dari Dinas pendidikan mengantisipasi hal itu dan kami nyatakan perang," ujar Soleh Supriadi Kepala Disdikpora Kabupaten Pangandaran kepada Tribun Jabar di ruangan kantornya, Jumat (21/11/2025) siang.

"Jangan sampai nanti, generasi muda di Pangandaran, generasi yang dipersiapkan untuk masa depan malah terbawa arus negatif," tambahnya.

Baca juga: Cegah Kasus HIV Aids dan LSL Pelajar, Disdikpora Pangandaran akan Lakukan Sosialisasi Besar Besaran

Untuk antisipasi, Ia mengaku sudah berkolaborasi dengan instansi terkait di Kabupaten Pangandaran.

"Kita juga perintahkan kepada semua stakeholder yang berada di pendidikan baik kepala sekolah ataupun pejabat," katanya.

Agar nanti bisa mensosialisasikan dan lebih mengedukasi kepada masyarakat terkait adanya fenomena LSL dan LGBT yang kini beredar di media sosial.

Ia berharap, nanti kedepan fenomena hal tersebut tidak terjadi kepada pelajar di Kabupaten Pangandaran.

"Saya harap masyarakat khususnya orang tua siswa atau pelajar, mari kita bersama- sama untuk menjaga, membimbing, juga mengedukasi anak-anak kita," ucap Soleh.

Karena dengan keterbatasan waktu dan sebagainya, diharapkan semuanya bisa memahami dan menjaga hal-hal yang tidak diinginkan terjadi kepada para pelajar.

Terutama dalam bermedia sosial. Karena, kata Ia, di era digital sekarang menuntut peserta didik untuk belajar dan tentunya memahami ITE.

"Tapi, sisi lain ITE juga ada hal yang harus adanya pengawasan ketat dari orang tua dan masyarakat pada umumnya. Agar, penggunaan Medsos di kalangan pelajar itu bisa bijak dan ada batas - batasnya," ujarnya.

Soleh pun mengaku sudah berkoordinasi dengan stakeholder terkait seperti, MKKS, Korwil, K3S, PGRI, Puskesmas, dan lainn untuk upaya pencegahan perilaku itu.

"Agar, kedepan ada langkah nyata di masing - masing Kecamatan, kolaborasi antara Dinkes dan Disdik serta stakeholder yang ada di Kecamatan untuk bisa mengedukasi di setiap sekolah - sekolah khususnya SMP untuk mengantisipasi hal tersebut," katanya. (*)

Baca juga: Bupati Citra Menangis di Hadapan Masyarakat Korban Banjir, Lalu Katakan Ini

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved