Hari Santri Nasional 2025
Contoh 10 Pidato Sambutan Hari Santri 2025 Berbagai Tema Menarik, Penuh Doa dan Dukungan Perjuangan
10 Pidato Sambutan Peringati Hari Santri 2025 Berbagai Tema Menarik, Penuh Doa dan Dukungan Perjuangan
Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: Dedy Herdiana
Peringatan Hari Santri ini selalu mengingatkan kita pada perjuangan para ulama dan santri dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa. Namun, dalam perjalanannya, kita menyadari bahwa bentuk perjuangan zaman dahulu dan sekarang telah mengalami perubahan. Jika di masa lalu para santri berjuang dengan senjata untuk melawan penjajahan fisik, hari ini kita berada dalam masa yang berbeda, sebuah era digital yang membawa tantangan baru.
Teknologi telah menyentuh hampir semua aspek kehidupan kita. Internet, media sosial, dan berbagai aplikasi canggih memudahkan kita mengakses ilmu dan informasi tanpa batas. Namun, seiring dengan itu, kita juga dihadapkan pada tantangan yang tidak ringan. Informasi yang melimpah tidak selalu membawa kebaikan, terkadang justru menyesatkan, menyebarkan hoaks, atau bahkan melunturkan nilai-nilai keimanan dan akhlak.
Oleh karena itu, sebagai santri, kita dituntut untuk bijak dalam memanfaatkan teknologi ini. Teknologi bukanlah musuh, tetapi juga bukan sesuatu yang bisa kita terima begitu saja tanpa filter. Kita perlu mengambil yang baik dan membuang yang buruk. Sebagai generasi yang lahir di era digital, kita punya tanggung jawab lebih untuk menjaga diri dan lingkungan kita dari pengaruh negatif yang bisa merusak moral dan akhlak.
Mari kita renungkan, bagaimana peran kita sebagai santri di era digital ini?
Santri adalah pembelajar, pencari ilmu. Di era digital, kita diberi kemudahan luar biasa untuk mengakses berbagai pengetahuan. Ribuan buku, ceramah, bahkan kajian dari ulama di seluruh dunia bisa kita pelajari hanya dengan satu sentuhan jari. Namun, pertanyaannya, apakah kita benar-benar memanfaatkan kemudahan ini untuk meningkatkan keilmuan kita? Ataukah kita justru tenggelam dalam hal-hal yang melalaikan, seperti hiburan yang berlebihan, berita palsu, dan konten yang tidak bermanfaat?
Sebagai santri, kita harus ingat bahwa ilmu yang kita pelajari harus membawa manfaat, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Di era ini, dakwah dan kebaikan bisa disebarkan dengan sangat cepat melalui media sosial. Kita punya kesempatan besar untuk menggunakan teknologi ini sebagai sarana dakwah, untuk menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin, untuk memberikan contoh akhlak mulia, dan untuk menyebarkan kebaikan kepada siapa saja, tanpa batas geografis.
Namun, dengan semua kemudahan ini, datang juga tanggung jawab yang besar. Kita harus kritis terhadap apa yang kita lihat dan baca. Tidak semua yang viral itu benar, dan tidak semua yang populer itu baik. Sebagai santri, kita dituntut untuk mampu menyaring informasi, memeriksa kebenaran, dan memastikan bahwa apa yang kita sebarkan adalah hal yang benar dan membawa manfaat.
Saudara-saudaraku yang saya cintai,
Era digital ini juga membawa tantangan dalam menjaga kedisiplinan waktu. Dengan segala kemudahan yang ada, kita sering tergoda untuk berlama-lama di depan layar, menghabiskan waktu dengan hal-hal yang tidak produktif. Ingatlah bahwa waktu adalah salah satu anugerah terbesar yang Allah berikan, dan kita akan dimintai pertanggungjawaban atas bagaimana kita menggunakannya. Sebagai santri, kita harus mampu mengatur waktu dengan baik, memanfaatkan teknologi untuk hal-hal yang positif, dan tetap menjaga disiplin dalam belajar dan beribadah.
Mari kita jadikan Hari Santri ini sebagai momentum untuk merenungi peran kita di era digital. Apakah kita sudah menggunakan teknologi dengan bijak? Apakah kita sudah menebarkan kebaikan dan manfaat melalui media yang kita miliki? Ataukah kita justru terjebak dalam kebiasaan yang melalaikan?
Saudara-saudaraku,
Sebagai santri di era digital, kita punya peluang besar untuk berkontribusi bagi agama dan bangsa. Kita bisa menjadi pembawa perubahan positif, tidak hanya di lingkungan kita, tetapi juga di dunia maya yang begitu luas. Gunakanlah teknologi untuk memperdalam ilmu, untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan untuk menyebarkan kebaikan. Mari kita buktikan bahwa santri bukan hanya generasi yang memahami ilmu agama, tetapi juga generasi yang melek teknologi dan mampu mengarahkan teknologi untuk kemaslahatan umat.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan kepada kita semua, agar kita bisa bijak dalam menggunakan teknologi dan tetap teguh di jalan-Nya.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Baca juga: Daftar 25 Link Twibbon Hari Santri Nasional dengan Tema Penuh Perjuangan
- Kata Sambutan 4 (Santri di Era Digital dalam Ranah Tradisi dan Modernitas)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati para kiai dan nyai, para ustadz dan ustadzah, pimpinan lembaga pendidikan Islam, serta seluruh santri yang saya banggakan.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan kita kesehatan dan kesempatan untuk berkumpul dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional tahun 2025. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, sang pembawa cahaya ilmu dan peradaban.
Hadirin yang saya hormati,
Peringatan Hari Santri bukan sekadar seremonial tahunan. Ia adalah momentum untuk meneguhkan peran santri dalam menghadapi perubahan zaman. Tema tahun ini, “Santri di Era Digital dalam Ranah Tradisi dan Modernitas,” mengingatkan kita bahwa santri masa kini tidak boleh terjebak dalam kebekuan tradisi, namun juga tidak boleh hanyut dalam arus modernitas tanpa arah.
Santri hari ini hidup di era digital — era di mana informasi beredar begitu cepat, teknologi berkembang pesat, dan dunia seakan tanpa batas. Di tengah derasnya arus globalisasi ini, santri dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus menjaga nilai-nilai tradisi, moral, dan spiritualitas Islam.
Tradisi keilmuan pesantren telah membentuk karakter santri yang tawadhu’, mandiri, dan berakhlak. Nilai-nilai ini harus tetap menjadi pegangan, bahkan ketika kita berinteraksi di dunia digital. Santri tidak hanya harus pandai membaca kitab kuning, tetapi juga harus cakap menggunakan teknologi sebagai alat dakwah, pendidikan, dan pengabdian.
Santri era digital adalah mereka yang mampu memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan kebaikan, menebarkan kedamaian, dan melawan hoaks serta ujaran kebencian. Mereka adalah jembatan antara masa lalu yang penuh hikmah dan masa depan yang penuh peluang.
Hadirin yang berbahagia,
Pesantren dan lembaga pendidikan Islam kini memiliki peran strategis dalam mencetak santri yang adaptif, kreatif, dan tetap berakar pada tradisi. Dengan demikian, kita berharap lahir generasi santri yang mampu berdiri tegak di dua kaki: satu berpijak di bumi tradisi, dan satu melangkah maju ke dunia modernitas.
Marilah kita jadikan Hari Santri ini sebagai momentum untuk memperkuat komitmen: menjaga warisan ulama, memanfaatkan teknologi dengan bijak, dan terus berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan agama.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa membimbing langkah kita agar menjadi santri yang berilmu, berakhlak, dan berdaya guna di era digital.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Baca juga: Daftar 5 Doa Upacara Hari Santri Nasional 2025 yang Penuh Makna
- Kata Sambutan 5 (Peran Besar dalam Peradaban Dunia)
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Yang saya hormati para guru, staf, dan seluruh peserta upacara yang berbahagia,
Marilah kita memulai amanat ini dengan menundukkan kepala sejenak, merenungi makna keberadaan kita di dunia ini, sembari mengucapkan syukur yang tak terhingga kepada Allah SWT. Dialah yang memberikan kita kekuatan, kesehatan, dan kesempatan untuk bisa berkumpul pada pagi hari ini dalam memperingati Hari Santri, sebuah hari yang penuh dengan nilai, makna, dan sejarah perjuangan.
Hari Santri adalah hari yang mengingatkan kita bahwa dalam kehidupan ini, kita harus selalu berpegang teguh pada tiga hal: iman, ilmu, dan amal. Ketiganya adalah tiang penyangga bagi kehidupan seorang santri dan seorang muslim yang sejati. Mari kita renungkan, seberapa jauh kita telah melangkah dalam menjaga ketiga hal ini? Seberapa kokoh kita menancapkan iman di hati, seberapa dalam kita mencari ilmu, dan seberapa tulus kita mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari?
Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah,
Hari ini, kita memperingati perjuangan para santri di masa lalu, yang dengan ikhlas dan penuh keyakinan berjuang demi kemerdekaan negeri ini. Mereka tidak hanya berjuang dengan fisik, tetapi juga dengan hati dan jiwa yang bersih, berharap hanya kepada Allah SWT. Semangat keikhlasan inilah yang harus kita teladani. Perjuangan bukan sekadar tentang apa yang terlihat, tetapi tentang keikhlasan hati, pengorbanan yang tidak dilihat manusia, dan perjuangan yang hanya diketahui oleh Allah.
Di zaman yang penuh dengan kemudahan dan kenyamanan ini, marilah kita merenung, apakah kita sudah memiliki keikhlasan seperti para santri terdahulu? Apakah kita sudah benar-benar berjuang dalam menjalani hidup kita? Di tengah segala kecanggihan teknologi dan arus informasi yang begitu deras, apakah hati kita tetap suci dan fokus hanya kepada Allah?
Sebagai santri, kita tidak hanya dituntut untuk menjadi cerdas secara intelektual, tetapi juga bijak secara spiritual. Kita harus selalu ingat bahwa jihad terbesar adalah jihad melawan hawa nafsu. Bagaimana kita mampu menahan diri dari keinginan yang merusak, bagaimana kita bisa tetap teguh di jalan kebaikan, di saat godaan duniawi begitu menggoda. Inilah perenungan yang harus kita lakukan hari ini.
Mari kita tundukkan hati kita sejenak dan bermunajat kepada Allah SWT.
Ya Allah, ya Rahman, ya Rahim,
Kami hamba-hamba-Mu yang lemah ini memohon kepada-Mu, berikanlah kekuatan kepada kami untuk selalu berada di jalan-Mu. Kuatkanlah iman kami di tengah godaan duniawi, bersihkanlah hati kami dari sifat-sifat buruk, dan bimbinglah kami agar selalu ikhlas dalam setiap langkah perjuangan kami.
Ya Allah, ya Nur,
Terangilah jalan kami dengan cahaya ilmu-Mu. Jadikanlah kami para santri yang mencintai ilmu, yang tak pernah lelah untuk belajar, yang tak pernah puas dalam mencari hikmah dari setiap peristiwa. Karuniakanlah kami hikmah dan pemahaman yang mendalam, agar kami bisa membawa kebaikan bagi umat, bangsa, dan negara kami.
Ya Allah, ya Qadir,
Kuatkanlah niat kami untuk selalu berbuat baik. Jadikanlah amal-amal kami sebagai ladang pahala, sebagai bentuk cinta kami kepada-Mu dan kepada sesama manusia. Dan jadikanlah kami sebagai generasi yang terus berjuang dalam kebaikan, meski kami tak terlihat, meski kami tak dihargai, karena kami tahu Engkau melihat setiap niat dan usaha kami.
Saudara-saudaraku,
Perenungan yang kita lakukan hari ini adalah untuk menyadarkan kita bahwa kita memiliki peran yang besar di dunia ini. Sebagai santri, kita bukan hanya murid yang menimba ilmu di pesantren, tetapi kita adalah penerus perjuangan. Perjuangan yang tidak hanya melawan kebodohan, tetapi juga melawan ketidakadilan, kemiskinan, dan kehancuran moral. Kita adalah harapan bagi bangsa dan umat, dan untuk itu, kita harus selalu berada di jalan yang benar, dalam ridha-Nya.
Akhir kata, marilah kita bersama-sama melanjutkan perjuangan dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan, kesabaran, dan keteguhan hati untuk selalu berjuang dalam kebaikan, di dunia ini, hingga akhirat nanti.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Baca juga: 30 Referensi Tema Acara Hari Santri Nasional 2025 untuk Lingkungan Pesantren dan Sekolah
- Kata Sambutan 6 (Pembentukan Kemandirian dan Totalitas dalam Mengabdi)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati para kiai dan nyai, para ustadz dan ustadzah, para tokoh masyarakat, serta seluruh santri yang saya banggakan.
Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kita dapat berkumpul dalam suasana penuh keberkahan untuk memperingati Hari Santri Nasional tahun 2025.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, teladan utama dalam kemandirian, keikhlasan, dan pengabdian kepada umat.
Hadirin yang saya hormati,
Tema Hari Santri tahun ini, “Pembentukan Kemandirian dan Totalitas dalam Mengabdi,” mengandung makna yang sangat mendalam.
Santri adalah sosok yang ditempa untuk menjadi pribadi yang mandiri dalam berpikir, bertindak, dan berjuang, serta total dalam mengabdi kepada agama, bangsa, dan masyarakat.
Kemandirian santri tidak lahir begitu saja. Ia terbentuk dari kehidupan pesantren yang penuh disiplin, kesederhanaan, dan keteguhan. Di balik kesunyian malamnya, santri belajar tentang tanggung jawab. Di balik segala keterbatasan, mereka diajarkan untuk bersyukur, berjuang, dan tidak bergantung pada orang lain.
Totalitas dalam mengabdi berarti memberikan seluruh kemampuan dan potensi untuk kemaslahatan bersama. Santri tidak hanya berkhidmat di lingkungan pesantren, tetapi juga di tengah masyarakat — menjadi guru, pemimpin, pelayan umat, dan penggerak perubahan sosial.
Santri sejati tidak mencari pujian, tetapi mengabdi dengan ikhlas karena Allah semata.
Hadirin yang berbahagia,
Bangsa ini membutuhkan santri yang tidak hanya berilmu, tetapi juga memiliki mental tangguh, jiwa kemandirian tinggi, dan semangat pengabdian yang tulus.
Dari pesantren inilah diharapkan lahir generasi santri yang mampu menjadi penopang bangsa — mereka yang siap berjuang dengan ilmu, bekerja dengan hati, dan berbakti dengan sepenuh jiwa.
Mari kita jadikan peringatan Hari Santri ini sebagai momentum untuk memperkuat tekad: menumbuhkan kemandirian, memperdalam keilmuan, dan mengabdi dengan totalitas di jalan Allah.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberikan kekuatan kepada kita semua untuk menjadi santri yang berakhlak, mandiri, dan bermanfaat bagi umat serta bangsa.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Baca juga: 10 Contoh Puisi Bertema Hari Santri Nasional 2025 untuk Kegiatan Acara atau Lomba di Pesantren
- Kata Sambutan 7 (Keberanian Santri dalam Berjihad di Era Modern) :
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera bagi kita semua,
Yang saya hormati para guru, staf, dan seluruh peserta upacara yang saya banggakan.
Pertama-tama, marilah kita memanjatkan rasa syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kita dapat berkumpul di pagi hari ini dalam rangka memperingati Hari Santri dengan penuh semangat dan kebersamaan.
Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan sebuah pesan penting tentang Semangat Jihad bagi Santri. Jihad di sini bukanlah sekadar mengangkat senjata atau berperang, melainkan memiliki makna yang lebih luas, yaitu perjuangan tanpa henti untuk kebaikan dan kebenaran, baik untuk diri sendiri, keluarga, agama, dan negara.
Santri memiliki peran historis yang sangat besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sejarah mencatat bagaimana para santri dan ulama berjuang mempertahankan kedaulatan negara ini dengan mengorbankan tenaga, pikiran, bahkan jiwa mereka. Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh KH. Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945 menjadi bukti nyata bahwa jihad bagi santri adalah perjuangan membela agama dan tanah air dari segala bentuk penjajahan dan ketidakadilan.
Namun, di zaman sekarang, jihad para santri tidak lagi berbentuk angkat senjata. Jihad yang kita perjuangkan adalah jihad menuntut ilmu, jihad melawan kebodohan, jihad melawan kemiskinan, dan jihad melawan segala bentuk kerusakan moral yang dapat mengancam generasi kita.
Sebagai santri, kita dituntut untuk berjuang keras dalam meningkatkan ilmu dan memperbaiki akhlak. Jihad menuntut ilmu adalah salah satu bentuk jihad terbesar di era modern ini. Dengan ilmu, kita mampu berkontribusi lebih banyak untuk masyarakat, memperbaiki kualitas hidup, dan menjaga keharmonisan bangsa. Ilmu adalah senjata paling kuat dalam menghadapi tantangan globalisasi, perkembangan teknologi, dan persaingan internasional.
Selain itu, jihad menjaga akhlak juga menjadi tantangan tersendiri. Di tengah derasnya arus budaya dan informasi yang masuk tanpa batas, kita harus mampu menjaga identitas kita sebagai umat Islam yang berpegang teguh pada nilai-nilai keimanan dan kesopanan. Ini adalah jihad harian yang harus kita perjuangkan dengan sungguh-sungguh.
Saudara-saudaraku yang saya banggakan,
Semangat jihad bukan berarti harus selalu tampak besar atau heroik. Jihad dimulai dari hal-hal kecil, dari diri kita sendiri, seperti disiplin dalam belajar, menjaga adab kepada orang tua dan guru, hingga kepedulian terhadap sesama. Inilah jihad yang sesungguhnya di masa kini, jihad yang membawa kebaikan bagi diri kita, lingkungan kita, dan negara kita.
Di akhir amanat ini, saya ingin mengajak kita semua untuk terus bersemangat dalam berjihad di jalan yang benar. Jadilah santri yang tangguh, berjiwa besar, dan penuh semangat juang. Bersama-sama kita wujudkan cita-cita bangsa dan agama dengan terus berkarya dan berkontribusi positif.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan kepada kita untuk tetap berada di jalan-Nya, berjuang demi kebenaran, dan menebarkan kebaikan di setiap langkah kita.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Baca juga: Lirik Lagu Mars Hari Santri Nasional 22 Oktober 2025, Berikut Video
- Kata Sambutan 8 (Santri Penjaga Persatuan dan Kebinekaan):
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati para kiai, nyai, ustadz dan ustadzah, para tokoh masyarakat, serta seluruh santri yang saya banggakan.
Segala puji syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga kita dapat berkumpul dalam suasana penuh kebahagiaan untuk memperingati Hari Santri Nasional tahun 2025.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, yang menjadi teladan dalam menebar rahmat bagi seluruh alam.
Hadirin yang saya hormati,
Tema Hari Santri tahun ini, “Santri Penjaga Persatuan dan Kebinekaan,” mengingatkan kita semua bahwa santri memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan bangsa Indonesia yang majemuk.
Sejak masa perjuangan kemerdekaan, para ulama dan santri telah menjadi garda terdepan dalam menegakkan nilai-nilai kebangsaan, menolak penjajahan, dan menjaga keharmonisan antarumat.
Santri lahir dari semangat cinta tanah air dan cinta damai. Di pesantren, para santri diajarkan untuk menghargai perbedaan, mengedepankan persaudaraan, dan menanamkan akhlak yang santun dalam kehidupan bermasyarakat. Inilah nilai-nilai luhur yang menjadi dasar bagi tegaknya persatuan dan kebinekaan bangsa kita.
Dalam konteks zaman modern ini, tantangan persatuan semakin besar. Arus informasi yang begitu cepat sering kali menimbulkan perpecahan, ujaran kebencian, dan sikap intoleran. Di sinilah peran santri sangat dibutuhkan — sebagai penjaga moral bangsa, penyebar nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin, dan pelopor moderasi beragama.
Santri harus hadir sebagai penyejuk di tengah perbedaan, bukan penyulut perpecahan.
Santri harus mampu menjadi pemersatu, bukan pemisah.
Dan santri harus meneladani akhlak Rasulullah dalam menegakkan kebenaran dengan cara yang bijak dan penuh kasih sayang.
Hadirin yang berbahagia,
Melalui momentum Hari Santri ini, marilah kita perkuat komitmen untuk menjaga persaudaraan, mempererat ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah.
Santri Indonesia adalah santri yang cinta damai, cinta tanah air, dan siap mengabdi bagi kejayaan bangsa dengan ilmu, akhlak, dan semangat persatuan.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa membimbing langkah kita agar menjadi santri yang istiqamah menjaga kedamaian, memperkuat kebinekaan, dan menegakkan persatuan di bumi pertiwi.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Baca juga: Kalender Oktober 2025: Besok Hari Santri Nasional, Apakah Libur Atau Tidak?
- Kata Sambutan 9 (Santri Simbol ketangguhan, kesederhanaan, dan Kecintaan Terhadap Ilmu)
Yang saya hormati para guru, staf, dan seluruh peserta upacara yang berbahagia.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga kita bisa berkumpul dalam upacara peringatan Hari Santri Nasional ini dengan penuh rasa syukur.
Hari ini, 22 Oktober, adalah hari yang sangat istimewa bagi seluruh umat Islam di Indonesia, khususnya bagi para santri. Hari Santri tidak hanya sekadar peringatan, tetapi juga penghormatan bagi perjuangan para santri dalam sejarah kemerdekaan bangsa kita. Pada masa lalu, santri bersama para ulama telah berjuang dengan semangat jihad untuk membela tanah air dari penjajahan. Resolusi Jihad yang dipelopori oleh KH. Hasyim Asy'ari menjadi salah satu tonggak penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Saudara-saudara sekalian,
Semangat perjuangan para santri bukan hanya soal mengangkat senjata, tetapi juga tentang mempertahankan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan. Santri adalah simbol ketangguhan, kesederhanaan, dan kecintaan terhadap ilmu. Sebagai generasi penerus, kita harus meneladani semangat tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari.
Di era modern ini, tantangan yang kita hadapi tidak kalah besar. Kita dihadapkan pada berbagai persoalan seperti globalisasi, perkembangan teknologi, dan pergeseran nilai-nilai budaya. Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai santri-baik yang berada di pesantren maupun masyarakat umum-untuk selalu memperkuat iman, menjaga akhlak, dan terus menuntut ilmu. Dengan ilmu yang kuat dan akhlak yang mulia, kita akan mampu menghadapi segala tantangan dan tetap menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan bangsa.
Santri juga harus siap menjadi agen perubahan di masyarakat, membawa pesan-pesan kebaikan, persatuan, dan kedamaian. Mari kita bersama-sama menjadikan Hari Santri sebagai momentum untuk meningkatkan semangat belajar, berkarya, dan berkontribusi positif bagi agama, bangsa, dan negara.
Demikian amanat yang dapat saya sampaikan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan keberkahan kepada kita semua.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
- Kata Sambutan 10 (Doa dan Harapan Santri Masa Depan):
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati para kiai, nyai, ustadz, ustadzah, para tamu undangan, serta seluruh santri yang saya cintai dan banggakan.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, hari ini kita dapat berkumpul dalam suasana penuh berkah untuk memperingati Hari Santri Nasional tahun 2025.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, suri teladan bagi seluruh umat manusia.
Hadirin yang saya muliakan,
Tema Hari Santri tahun ini, “Doa dan Harapan Santri Masa Depan”, mengandung makna yang mendalam.
Santri adalah generasi penerus bangsa, pewaris perjuangan para ulama, dan penjaga nilai-nilai keislaman.
Mereka tumbuh dalam lingkungan pesantren yang menanamkan keikhlasan, kesederhanaan, serta semangat berjuang dengan ilmu dan akhlak mulia.
Hari Santri bukan hanya peringatan sejarah, tetapi juga momentum untuk merenungkan masa depan.
Masa depan bangsa ini akan ditentukan oleh seberapa besar semangat santri dalam belajar, berjuang, dan berkontribusi bagi umat.
Dalam doa santri, tersimpan harapan besar untuk Indonesia yang lebih damai, adil, dan bermartabat.
Doa mereka di sepertiga malam, lantunan ayat-ayat suci di pesantren, dan kesungguhan dalam menuntut ilmu adalah cahaya yang menerangi masa depan bangsa.
Hadirin yang berbahagia,
Santri masa depan bukan hanya pandai membaca kitab, tetapi juga mampu membaca zaman.
Ia harus siap menghadapi tantangan global dengan iman yang kokoh, ilmu yang luas, dan akhlak yang terpuji.
Santri tidak boleh kehilangan akar tradisinya, namun juga tidak boleh takut menatap modernitas.
Mari kita jadikan Hari Santri Nasional ini sebagai ajang memperkuat tekad dan harapan.
Semoga lahir generasi santri yang mandiri, berdaya saing, berilmu tinggi, dan senantiasa menjadikan doa sebagai senjata utama dalam setiap langkah pengabdiannya.
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan para santri penerang bagi agama, bangsa, dan dunia.
Dari pesantren akan lahir pemimpin yang berjiwa ikhlas, bijaksana, dan membawa rahmat bagi seluruh alam.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
(*)
Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News
Doa Hari Santri Nasional 2025
Kata Sambutan Hari Santri
Kata Sambutan Hari Santri Nasional
teks sambutan pembina upacara
naskah pidato singkat Hari Santri Nasional 2025
naskah pidato Hari Santri Nasional 2025
contoh naskah pidato
| 50 Twibbon Hari Santri Nasional 2025 Desain Unik dan Menarik, Tak Kalah Keren di Postingan Sosmed |
|
|---|
| Contoh Teks MC Upacara Hari Santri Nasional 22 Oktober 2025 Besok |
|
|---|
| Lirik Lagu Mars Hari Santri Nasional 22 Oktober 2025, Berikut Video |
|
|---|
| Kalender Oktober 2025: Besok Hari Santri Nasional, Apakah Libur Atau Tidak? |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/priangan/foto/bank/originals/20-Ucapan-Selamat-Memperingati-Hari-Santri-Nasional-2025-dalam-Bahasa-Sunda.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.