Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 17 Oktober 2025: Janji Manusia Sebelum Lahir

Naskah Khutbah Jumat 17 Oktober 2025: Ingat Kembali Janji Manusia Kepada Allah Sebelum Lahir ke Dunia

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
TribunJogja.com
NASKAH KHUTBAH JUMAT - Naskah Khutbah Jumat 17 Oktober 2025: Ingat Kembali Janji Manusia Kepada Allah Sebelum Lahir ke Dunia. (TribunJogja.com) 

Sehingga tidak akan terjadi kiamat sebelum semua keturunan yang telah diambil sumpah, kesaksian, dan janjinya itu terlahir ke dunia. Demikian seperti yang dijelaskan oleh Abu Muhammad Sahl dalam Tafsir al-Tasturi, terbitan Darul Kutub al-‘Ilmiyyah, jilid 13, halaman 222.  

Sidang jumat yang dirahmati Allah, 

Lantas apa isi perjanjian kita kepada Allah? Dan apa tujuannya? Lanjutan ayat surat Al-A'raf 172 menyebutkan:

أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ

Artinya: (Allah berfirman),  “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Benar (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar pada hari kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan),” (QS. Al-A’raf [7] : 172).  

Berdasar ayat ini, kita membenarkan ketuhanan Allah. Secara tidak langsung, kita sudah berikrar jauh sebelum terlahir ke dunia untuk mengakui ketuhanan Allah, kita mengakui keesaan Allah, kita tidak akan beribadah kepada selain Allah, kita tidak akan meminta tolong kepada selain Allah. Konsekuensinya, kita tidak alasan untuk tidak mengesakan-Nya. Di akhirat kita tidak ada alasan mengaku sebagai orang yang lupa terhadap janji.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 10 Oktober 2025: Dua Amalan Surga yang Sering Ditinggalkan

Sumpah serupa juga diambil Allah dari para nabi.

وَإِذْ أَخَذْنَا مِنَ النَّبِيِّينَ مِيثَاقَهُمْ وَمِنْكَ وَمِنْ نُوحٍ وَإِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ وَأَخَذْنَا مِنْهُمْ مِيثَاقًا غَلِيظًا

Artinya, “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi, dari kamu (sendiri) dan dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh,” (Q.S. al-Ahzab [33]: 7). 

Bedanya, perjanjian Allah dengan para nabi bukan soal menuhankan-Nya, melainkan soal saling meneguhkan antara satu nabi dengan yang lain, soal penyampaian risalah, dan tugas-tugas kenabian lainnya.

Hadirin rahimakumullah,

Lantas, mengapa kemudian manusia ingkar janji, menyimpang, dan kufur? 

Itulah sifat manusia. Mereka lupa atas janjinya sendiri di hadapan rabb mereka. Makanya Allah mengutus para rasul untuk mengingatkan janji itu. Sehingga tidak ada hujjah atau alasan bagi mereka untuk tidak beriman saat ditagih janji pada hari kiamat kelak. Tak lagi ada alasan, “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah  orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan),” (QS. Al-A’raf [7] : 172). 

Dari ayat dan hadits ini, dapat dipetik beberapa poin penting: 

Setelah menciptakan Adam, Allah mengeluarkan seluruh calon keturunannya.

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved