Dari Cijantung untuk Indonesia: Siswa MI Andalan Tembus OMI Nasional

Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Ai Sani Nuraini

TRIBUNPRIANGAN.COM, CIAMIS - Di balik suasana tenang di area Pondok Pesantren Al Quran Cijantung, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, tersimpan cerita inspiratif dari seorang siswa madrasah yang berhasil mengharumkan nama daerah di tingkat nasional.

Dia adalah Dzaki Irsyad Fathulloh, siswa kelas VI B Madrasah Ibtidaiyah (MI) Andalan Cijantung, yang sukses meraih juara Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) Tingkat Provinsi Jawa Barat 2025 bidang Matematika dan kini akan mewakili Jawa Barat di tingkat nasional.

Prestasi Dzaki menjadi bukti bahwa madrasah di daerah pun mampu bersaing di ajang nasional dengan kualitas yang tidak kalah dari sekolah-sekolah unggulan di kota besar. 

Penetapan Dzaki sebagai juara diumumkan melalui surat resmi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Nomor B-232/Dt.I.I/HM.01/10/2025 pada 10 Oktober 2025.

Kepala MI Andalan Cijantung, Dra. Hj. Ipah Hamidah, tidak dapat menyembunyikan rasa bangganya atas capaian salah satu siswanya tersebut. 

Ia menyebut Dzaki sebagai sosok siswa yang rajin, tekun, dan memiliki daya juang tinggi dalam belajar.

“Dzaki itu anak yang selalu ingin tahu, tidak mudah puas, dan punya semangat luar biasa dalam memecahkan soal-soal sulit. Ia bukan hanya kuat di logika, tapi juga cepat dan teliti,” ungkap Ipah, Selasa (14/10/2025).

Namun, keberhasilan itu, lanjut Ipah, tidak datang secara instan. 

Ada proses panjang yang melibatkan sinergi antara siswa, guru, dan dukungan orang tua.

MI Andalan sejak awal telah menyiapkan pembinaan akademik intensif, termasuk pelatihan berbasis digital dan program penguatan karakter percaya diri bagi siswa berpotensi.

“Prestasi ini hasil kerja keras bersama. Guru-guru kami rutin melakukan pendampingan dan latihan terarah agar anak-anak terbiasa berpikir kritis dan mandiri,” tambahnya.

Sebagai madrasah yang berada di lingkungan pesantren, MI Andalan Cijantung tak hanya menekankan keunggulan akademik, tetapi juga membangun karakter spiritual dan moral. 

Setiap hari, siswa dibiasakan dengan kegiatan 3T (Tilawah, Tazkiah, dan Ta’lim) yang menjadi ruh pembelajaran berbasis Qur’ani.

“Kami ingin anak-anak tumbuh menjadi generasi yang cerdas intelektual, emosional, dan spiritual. Menang dalam lomba itu penting, tapi yang lebih utama adalah membentuk pribadi pantang menyerah dan ikhlas berjuang,” tutur Ipah.