Artinya, “Allah menyembunyikan (waktu) kiamat dan menyembunyikan (waktu) kematian agar kita senantiasa mengingatnya dan selalu mengantisipasinya di setiap saat, sehingga kita beramal untuknya. Maka dalam ketidakjelasan tentang waktu kiamat dan saat kematian, justru terdapat penjelasan yang sangat nyata bagi keduanya. Karena ketidakjelasan itu telah menyebarkan kewaspadaan di setiap waktu.”
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 22 Agustus 2025: Jadikan Aktivitas Bekerja sebagai Ibadah kepada Allah SWT
Karenanya, mari gunakan peran dan profesi kita masing-masing untuk menyiapkan bekal akhirat. Pegawai dan karyawan, bekerjalah dengan jujur, kerjakan tugas dengan amanah dan hindari manipulasi. Pejabat dan pemegang amanah, manfaatkan jabatan untuk melayani bukan mencari keuntungan pribadi. Petani dan buruh, niatkan setiap tetes keringat sebagai ibadah, karena rezeki yang halal datang dari kerja keras yang ikhlas.
Kemudian pedagang dan pelaku usaha, mari jujur dalam timbangan, jauhi riba, dan bahagiakan pembeli dengan pelayanan yang baik. Suami, jadilah pemimpin yang adil dan bertanggung jawab di rumah tangga. Jangan biarkan keluarga kehilangan arah. Istri, jadilah penyejuk dan penuntun dalam rumah. Karena kebaikan rumah tangga banyak bertumpu pada kelembutan dan kebijaksanaannya.
Termasuk juga para penjual jasa, guru, seniman, tukang ojek, penjahit, penulis, dan profesi lainnya, jangan remehkan pekerjaan sehari-hari. Selama diniatkan untuk Allah dan membawa manfaat, semua itu adalah amal yang besar nilai pahalanya di sisi Allah swt.
Maka jika kita berada di salah satu pekerjaan di atas, mari jangan tunda untuk melakukan kebaikan melalui profesi masing-masing, karena sungguh merugi orang-orang yang hidupnya hanya untuk menunda amal saleh.
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 22 Agustus 2025/28 Safar 1446 H: Kemuliaan bagi Para Pekerja dan Pencari Nafkah
Itulah mengapa para ulama sangat takut menyia-nyiakan satu hari pun tanpa mengerjakan kebaikan. Bahkan ada yang selama tiga puluh tahun mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian. Hal ini sebagaimana ditulis oleh Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin, jilid IV, halaman 456,
قَالَ الْقَعْقَاعُ بْنُ حَكِيْمٍ: قَدِ اسْتَعْدَدْتُ لِلْمَوْتِ مُنْذُ ثَلاَثِيْنَ سَنَةً فَلَوْ أَتَانِي مَا أَحْبَبْتُ تَأْخِيْرَ شَيْءٍ عَنْ شَيْءٍ
Artinya, “al-Qa’qa’ bin Hakim berkata, ‘Aku telah mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian sejak tiga puluh tahun yang lalu. Maka andai saja kematian datang menjemputku sekarang, aku tidak akan ingin menunda satu urusan pun dari urusan yang lain.’”
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Dengan demikian, salah satu hikmah disembunyikannya waktu kematian adalah agar setiap jiwa senantiasa hidup dalam kesiapsiagaan. Karena kematian tak menunggu kita bertobat, tidak menunggu anak kita besar, atau impian kita selesai. Kematian datang seketika, kadang di waktu kita belum benar-benar siap, dan tidak sempat membenahi amal kebaikan. Maka teruntuk kita semua yang masih bisa bernafas saat ini, perbanyaklah amal yang bermanfaat. Amal yang menyejukkan pusara, yang memberatkan timbangan, dan yang menyelamatkan kita dari penyesalan.
Semoga khutbah ini menjadi peringatan yang menggugah hati kita, menjadi pelita yang menuntun langkah kita untuk senantiasa mempersiapkan bekal terbaik menuju kehidupan abadi. Amin ya rabbal alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 22 Agustus 2025: Keutamaan Memiliki Sifat Sabar saat Sedang Sakit
Khutbah II
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ لِيُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ اِلَى النُّوْرِ طُوْلَ الْأَزْمِنَةِ وَالدُّهُوْرِ. وَاَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا رَبَّكُمْ وَقُوْلُوْا لَهُمْ قَوْلًا لَيِّنًا سَدِيْدًا. إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّۚ يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَتاَبِعِيْهِ وَتَابِعِيْ تَابِعِيْهِ وَمَنْ تَبِعَهُمِ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اللَّهُمَّ ارْحَمْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اللَّهُمَّ اسْتُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اللَّهُمَّ اجْبُرْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اللَّهُمَّ عَافِ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اللَّهُمَّ احْفَظْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اللَّهُمَّ ارْحَمْ أُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَحْمَةً عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِأُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ مَغْفِرَةً عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اللَّهُمَّ فَرِّجْ عَنْ أُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ فَرَجًا عَاجِلًا يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ فَيَا عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِۙ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ. أَقِيْمُوا الصَّلَاةَ
(*)
Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News