Naskah Khutbah Jumat

Teks Khutbah Jumat 22 Agustus 2025/28 Safar 1446 H: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KHUTBAH JUMAT TERBARU - Naskah Khutbah Jumat 22 Agustus 2025/ 28 Safar 1446 H: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian. Ilustrasi jenazah (Foto: Ridwan Kamil menjadi imam salat jenazah putranya di Gedung Pakuan. (ist)

Selanjutnya, khatib mengingatkan bahwa hidup hanyalah sekejap, sedangkan kematian adalah pintu yang pasti kita masuki. Maka mari kita gunakan sisa waktu ini untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt, dengan memperbanyak amal saleh yang bisa kita lakukan. Karena ia yang akan menjadi satu-satunya bekal yang akan kita bawa menuju akhirat. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:   

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الأَلْبَابِ

Artinya, “Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.” (QS Al-Baqarah [2]: 197).   

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah 

Tidak ada satu pun di antara kita yang tahu kapan ajal akan tiba. Tidak ada manusia yang bisa memastikan bahwa ia akan membuka matanya esok pagi, atau ia masih sempat pulang ke rumah sore nanti. Sebab kematian datang tanpa aba-aba dan tanpa pengingat waktu. Ia bisa menjemput di tengah tawa, di sela-sela rencana, atau bahkan di saat kita merasa paling sehat dan paling aman. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:  

 وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاء أَجَلُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُونَ   

Artinya, “Setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Jika ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan sesaat pun dan tidak dapat (pula) meminta percepatan.” (QS Al-A’raf, [7]: 34).   

Dalam ayat yang lain, Allah berfirman bahwa ajal atau kematian akan datang dengan sebenar-benarnya, tanpa bisa dielakkan, tanpa bisa ditunda, dan tanpa bisa ditawar.   

وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ذَلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيدُ   

Artinya, “(Seketika itu) datanglah sakratulmaut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu hendak engkau hindari.” (QS Qaf, [50]: 19). 

Dua ayat di atas merupakan sebuah realitas yang tidak bisa kita bantah, bahwa cepat atau lambat, kematian akan datang menjemput. Kita mungkin bisa menghindari banyak hal dalam hidup, seperti kesusahan, kegagalan, bahkan musibah, tetapi tidak dengan kematian. Sebab ia adalah janji Allah yang pasti datangnya.   

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah 

Ajal bisa datang kapan saja. Maka jangan tunggu esok untuk berbuat baik. Jangan tunda kebaikan dengan dalih menunggu waktu yang lebih lapang. Karena bisa jadi, waktu yang kita tunggu tidak akan pernah datang. Maka siapa yang hari ini hidup dalam semangat memberi dan berbuat baik, dialah yang sejatinya sedang mempersiapkan kematiannya dengan baik.   

Demikian salah satu hikmah disembunyikannya waktu kematian menurut Syekh Muhammad Mutawalli asy-Syarawi, yaitu agar setiap manusia selalu mempersiapkan diri dengan senantiasa istiqamah dalam melakukan amal saleh dan perbuatan-perbuatan baik. Dalam kitab Tafsir asy-Syarawi al-Khawathir, jilid XIX, halaman 176,  

 أَخْفَى اللهُ الْقِيَامَةَ وَأَخْفَى الْمَوْتَ لِنَظلَّ عَلىَ ذِكْرٍ لَهُ نَتَوَقَّعُهُ فِي كُلِّ لَحْظَةٍ فَنَعْمَل لَهُ، فَفِي إِبْهَامِ مَوْعِدِ الْقِيَامَةِ وَسَاعَةِ الْمَوْتِ عَيْنُ الْبَيَانِ لِكُلٍّ مِنْهُمَا، فَالْإِبْهَامُ أَشَاعَهُ فِي كُلِّ وَقْتٍ  

Halaman
123