Kisah Raya Anak 4 Tahun di Sukabumi Meninggal Karena Tubuhnya Menjadi "Sarang Cacing"

Editor: Dedy Herdiana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CACINGAN AKUT - Tangkapan layar Raya (4) balita yang meninggal dunia karena cacingan akut di Sukabumi, Jawa Barat dan penampakan foto rontgen tubuh Raya dipenuhi cacing. Berikut kisah tragis yang dialami anak perempuan, Raya (4) hingga akhirnya meninggal.

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Dian Herdiansyah

TRIBUNPRIANGAN.COM, SUKABUMI - Kisah pilu meninggalnya anak 4 tahun bernama Raya di Sukabumi benar-benar sangat membuat miris di hati.

Dokter memvonis meninggalnya anak perempuan ini karena tubuhnya sudah menjadi sarang cacing gelang (Ascaris lumbricoides), atau menderita cacingan akut yang disebut dokter dengan istilah infeksi cacing.

Yayasan Rumah Teduh Sahabat Iin melalui akun media sosialnya bahkan menyebut tubuh Raya sudah menjadi sarang ratusan cacing.

Terungkap pula kondisi Raya menderita penyakit cacingan yang tidak biasa. Karena umumnya penyakit cacingan pada anak hanya ditemukan di usus dengan jumlah tidak banyak, sehingga biasanya ikut terbuang saat buang air besar.

Namun yang dialami almarhumah Raya, dinyatakan jumlah cacingnya banyak hingga sudah masuk ke organ lain, hingga disebutkan pernah ada yang keluar dari hidung.

Tak sedikit orang yang bertanya, kok bisa hal itu terjadi? Bagaimana kondisi itu bisa dialami oleh seorang anak yang tinggal bersama keluarganya di Kampung Padangenyang, Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi? Apa yang melatarbelakanginya?

Baca juga: Dinkes Pangandaran Gencarkan Program Pencegahan Penyakit Akibat Cacing Gelang

Berikut ini penjelasan langsung dari kepala dusun setempat dan dokter yang sempat menanganinya di rumah sakit.

Kepala Dusun Padangenyang, Arif Rahman mengatakan, kondisi rumah keluarga Raya sebelum direnovasi warga merupakan rumah panggung yang sangat memprihatinkan.

Semasa hidupnya di rumah yang saat itu tidak layak huni, Raya tinggal bersama ayahnya, Udin (34) yang menderita sakit TB, ibunya Endah (38) mengalami gangguan kejiwaan, dan kakaknya, Risna yang kini masih berusia 7 tahun.

"Dindingnya dari bilik anyaman bambu. Begitu juga lantai rumahnya dari bambu. Atapnya juga dari genteng biasa," ucap Arif, Kamis (21/8/2025). 

"Kalau hujan, rumahnya suka bocor dan lantai bambunya juga bolong-bolong. Bahkan anaknya pernah jatuh ke lantai bambu yang bolong," ucapnya. 

Kondisi dalam rumah keluarga almarhumah Raya setelah direnovasi warga. (Tribunjabar.id/Dian Herdiansyah)

Kondisi ayahnya yang sakit membuatnya tidak bisa pergi kemana-mana. Begitu juga ibunya yang mengalami keterbelakangan mental.

Karena kondisi ekonominya yang sangat kekurangan, kata Arif, lantai bambunya pun kerap diambil untuk dijadikan kayu bakar saat memasak.

"Dengan keluarganya yang keterbelakangan mental, lantai bambu tersebut dipakai Suluh (kayu bakar) untuk memasak," kata Arif. 

Halaman
123