Sosok

SOSOK Inspiratif dari Garut, Irawan Hidayah, Tukang Cukur yang Jadi Tukang Insinyur di Usia 47 Tahun

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

JADI SARJANA - Irawan Hidayah tukang cukur asal Garut berhasil meraih gelar sarjana teknik di Universitas Krisnadwipayana (UNKRIS). Foto direkam di tempatnya bekerja di Barbershop Fix Up di Jalan Wolter Monginsidi nomor 74, Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Selasa (17/6/2025).

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari 

TRIBUNPRIANGAN.COM, GARUT - Siapa sangka pekerjaan sebagai tukang cukur mampu mengantarkan Irawan Hidayah meraih gelar sarjana teknik alias tukang insinyur.

Pria berusia 47 tahun itu resmi menyandang Sarjana Teknik (S.T.) di Universitas Krisnadwipayana (UNKRIS) Bekasi, Selasa 17 Juni 2025.

Irawan lahir di Banyuresmi, Kabupaten Garut pada 7 April 1978. Sudah 29 tahun gunting cukur menjadi penghidupannya hingga saat ini.

Pekerjaan sebagai tukang cukur yang dianggap sering termarjinalkan itu berhasil digunakannya untuk mendapatkan gelar sarjana.

"Alhamdulillah, saya punya kesempatan itu, menjawab kemustahilan dan jadi catatan baru dalam sejarah tukang cukur asli Garut," ujar Irawan saat dihubungi Tribunjabar.id, Rabu (18/6/2025).

Irwan mengingat betul masa-masa sulit menjadi tukang cukur, berbagai daerah pernah ia datangi. Mulai kampung halaman hingga kini berada di Jakarta.

Di ibukota, kesempatan itu tiba. Perlahan tapi pasti namanya mulai dikenal, keahliannya mulai banyak dipercaya orang bahkan oleh tokoh penting negara.

Baca juga: Sosok Elang Guntur, Bocah Cerdas Tahu Cara Bertahan Hidup di Hutan Belantara Gunung Cikuray

Baca juga: Sosok Kartini dari Polrestabes Bandung: 24 Tahun, Kania Dewi Tangani Kasus Kekerasan pada Perempuan

Seperti Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin, mantan Menteri PUPR Basuki Hadimulyono, mantan Menkop Teten Masduki, dan sejumlah jenderal polisi.

"Di situlah saya mulai bangun, mulai memikirkan pendidikan menyisihkan hasil kerja hingga akhirnya bisa kuliah," ungkapnya.

Tak mudah memang, tapi menurutnya cita-cita menjadi insinyur harus dimulai meski di usianya yang sudah tidak muda lagi.

Sambil terus melayani pelanggan, ia diam-diam mempelajari ilmu yang didapatnya di bangku kuliah. Hal itu ucapnya jadi tantangan sendiri baginya.

"Dalam hal apapun soal waktu memang harus ada yang dikorbankan, selama kuliah pagi sampe sore tidak kerja. Kerja mulai sore saja," tuturnya.

Ayah dari 6 anak itu menuturkan, pendidikan dipercayainya merupakan jalan untuk orang agar bisa mendapatkan kemungkinan-kemungkinan terbaik dalam hidup.

Melalui pendidikan, semua hal setidaknya mungkin untuk diraih termasuk kemandirian dalam hidup lantaran menjunjung tinggi nilai-nilai keilmuan.

Halaman
12