TRIBUNPRIANGAN.COM – Tribuners, di bulan Ramadhan yang tinggal beberapa hari lagi ini, mari kita perbanyak amal ibadah kepada Allah SWT.
Apalagi, di 10 hari terakhir bulan Ramadhan 1446 H, ada momen Lailatul Qadar yang bisa kita amalkan dengan beragam ibadah baiknya, salah satunya dengan i'tikaf.
I'tikaf tersebut pun sering sekali dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW, bahkan ketika Rasullallah menjelang Wafatnya.
Sebagaimana sudah dijelaskan dalam sebuah hadits berikut ini:
عن أبي هريرة رضي اللَّه عنه قال،
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يَعْتَكِفُ فِى كُلِّ رَمَضَانَ عَشْرَةَ أَيَّامٍ ، فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الَّذِى قُبِضَ فِيهِ اعْتَكَفَ عِشْرِينَ يَوْمًا
Dari Abu hurairah radhiyallahu anhu berkata:
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf pada bulan Ramadhan selama sepuluh hari. Namun pada tahun wafatnya, Beliau beri’tikaf selama dua puluh hari”.HR. Bukhari no. 2044.
Lantas, pelajaran apa yang terdapat didalam hadits di atas?
Baca juga: ONE DAY ONE HADITS Sabtu 22 Maret 2025 / 22 Ramadan 1446: Doa Malam Lailatul Qadar
Baca juga: ONE DAY ONE HADITS Sabtu 22 Maret 2025/ 22 Ramadhon 1446: Mencari Keutamaan Malam Lailatul Qadar
1. I’tikaf secara bahasa berarti menetap pada sesuatu. Sedangkan secara syar’i, i’tikaf berarti menetap di masjid dengan tata cara yang khusus disertai dengan niat.
2. Para ulama sepakat bahwa i’tikaf itu sunnah, bukan wajib kecuali jika seseorang mewajibkan bagi dirinya bernadzar untuk melaksanakan i’tikaf.
3. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir dengan tujuan untuk mendapatkan malam lailatul qadar, untuk menghilangkan dari segala kesibukan dunia, sehingga mudah bermunajat dengan Rabbnya, banyak berdo’a dan banyak berzikir waktu itu.
Baca juga: ONE DAY ONE HADITS 19 Ramadhan 1446 H: Amalan Rasulullah Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan
4. Waktu i’tikaf yang lebih afdhol adalah di akhir-akhir ramadhan (10 hari terakhir bulan Ramadhan) sebagaimana hadits ‘Aisyah, ia berkata,
أَنَّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ
Artinya: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari yang akhir dari Ramadhan hingga wafatnya kemudian isteri-isteri beliau pun beri’tikaf setelah kepergian beliau.”[HR. Bukhari no. 2026 dan Muslim no. 1172]