Viman Dapat Ilmu E-Government dan Pengelolaan Sampah Selama di Magelang

Penulis: Jaenal Abidin
Editor: ferri amiril
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

VIMAN - Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi Ramadhan ketika memberikan keterangan soal kegiatan saat Retreat di Magelang, ketika ditemui usai menghadiri kegiatan di DPRD Kota Tasikmalaya.

Laporan Wartawan TribunPriangan.com Kota Tasikmalaya, Jaenal Abidin

TRIBUNPRIANGAN.COM, KOTA TASIKMALAYA - Setelah mengikuti retreat di Magelang, Wali Kota Tasikmalaya Viman Alfarizi Ramadhan melakukan berbagai diskusi dengan kepala daerah lainnya, khususnya mengenai sistem merit dan pengelolaan sampah.

"Saya berkesempatan bertemu dengan banyak kepala daerah, sehingga dapat menjalin silaturahmi. Salah satu diskusi yang saya lakukan adalah dengan Bupati Sumedang mengenai e-government dan sistem merit yang diterapkan di sana," kata Viman Alfarizi Ramadhan kepada wartawan TribunPriangan.com pada Minggu (2/3/2025).

Selain itu, Viman juga membahas pengelolaan sampah dengan kepala daerah dari Banyumas dan Magelang. 

"Banyak hal yang akan kita laksanakan ke depan, terutama terkait sister city atau transfer pengetahuan mengenai potensi yang ada di daerah lain, sehingga dapat diterapkan di sini," jelasnya.

Viman menambahkan bahwa arahan dari Pemerintah Pusat terkait sinergitas program Asta Cita harus dapat diimplementasikan dengan dinas terkait.

"Apa yang dirumuskan dalam visi dan misi, serta program lima tahun ke depan, harus sejalan dengan Asta Cita yang ada agar pembangunan yang berkelanjutan dapat terwujud," ujarnya.

Ia menekankan bahwa daerah tidak dapat beroperasi secara mandiri dan harus bergantung pada program pusat serta dana transfer dari pemerintah pusat.

"Sinergitas adalah yang utama. Beliau (Prabowo Subianto) juga menekankan pentingnya perhatian terhadap masalah lingkungan hidup dan tata kota sebagai prioritas utama," tuturnya.

Ketika ditanya tentang efisiensi anggaran, Viman mengungkapkan bahwa rencana ini menarik, meskipun pengalokasiannya ke setiap layanan atau kegiatan di lapangan belum sepenuhnya efektif.

"Efisiensi sesungguhnya bukan sekadar pengurangan oleh pemerintah pusat, tetapi lebih kepada penarikan alokasi yang belum efektif ke layanan dasar, seperti pendidikan, infrastruktur, dan kesehatan," kata Viman. (*)