Naskah Khutbah Jumat

Naskah Singkat Khutbah Jumat 18 Oktober 2024: Janji Rasullulah Bagi yang Memuliakan Anak Yatim

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Naskah Singkat Khutbah Jumat 18 Oktober 2024: Janji Rasullulah Bagi yang Memuliakan Anak Yatim

Di hari Jumat yang penuh berkah ini, marilah kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt dengan selalu menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, dengan selalu berpegang teguh serta mengikuti sunnah-sunnah nabi-Nya. Salah satu bentuk sunnah yang diajarkan dan diperintahkan untuk diikuti ialah perintah menyantuni, menyayangi dan merawat anak yatim.

Bahkan untuk memuliakannya, Nabi Muhammad saw sampai memberi garansi bahwa mereka yang menyantuni anak yatim akan mendapatkan tempat dan kedudukan yang tinggi di sisi Nabi. Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Sahl bin Sa’ad bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:  

أَنَا وَكَافِلُ ‌الْيَتِيمِ فِى الْجَنَّةِ هَكَذَا، وَأشَارً بِإِصْبَعَيْهِ السَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى

Artinya: “Aku dan orang yang menanggung anak yatim memiliki kedudukan seperti ini”, Nabi Muhammad memberi isyarat dengan dua jarinya (telunjuk dan tengah) yang didekatkan”. (HR Al-Bukhari)

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 11 Oktober 2024, Perbedaan Memiliki Harta yang Terpuji dan Harta yang Tercela

Jamaah sholat Jumat yang dimuliakan Allah

Selain dijanjikan tempat yang tinggi di sisi nabi, menyantuni anak yatim tak ubahnya juga merupakan bukti penghambaan terhadap Allah swt. Ia dalam satu ayat yang disandingkan dengan perintah untuk mengesakan Allah, serta berbuat baik kepada kedua orang tua dan kerabat dekat.

Allah Ta’ala berfirman dalam surah An-Nisa ayat 36:

وَٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡـٔٗاۖ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنٗا وَبِذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَٰمَىٰ وَٱلۡمَسَٰكِينِ وَٱلۡجَارِ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡجَارِ ٱلۡجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلۡجَنۢبِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتۡ أَيۡمَٰنُكُمۡۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخۡتَالٗا فَخُورًا  

Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri”.

Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam tafsirnya menjelaskan bahwa maksud dari anak yatim yang disebutkan di atas ialah anak yatim yang memiliki dua kriteria yakni mereka anak-anak yatim yang masih kecil (belum baligh) dan tidak memiliki orang yang memberi nafkah. Kedua sifat itulah yang menjadikannya rentan dan membutuhkan belas kasih.  Hingga Ibnu Abbas dalam satu riwayat berkata:

يَرْفُقُ بِهِمْ وَيُرَبِّيهِمْ وَيَمْسَحُ رَأْسَهُمْ، وَإِنْ كَانَ وَصِيًّا لَهُمْ فَلْيُبَالِغْ فِي حِفْظِ أَمْوَالِهِمْ

Artinya: “Lemah lembutlah terhadap mereka (anak yatim), didiklah mereka dan usaplah dengan lembut kepala mereka. Jika termasuk yang diberi wasiat untuk menjaga mereka maka bersungguh-sungguhlah dalam menjaganya.”

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 11 Oktober 2024: Tanda Lemahnya Iman Seorang Muslimin

Jamaah sholat Jumat yang dimuliakan Allah,

Menyantuni anak yatim jika ditilik dari hubungan kemasyarakatan juga termasuk ke dalam bagian hubungan sosial yang baik dan berlandaskan asas tolong menolong dalam kebaikan.  

Allah Ta’ala berfirman:

Halaman
123