Naskah Khutbah Jumat

Teks Naskah Khutbah Jumat 20 September 2024, Sifat Rasulullah yang Wajib Diteladani Umatnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILustrasi - Teks Naskah Khutbah Jumat 20 September 2024, Sifat Rasulullah yang Wajib Diteladani Umatnya (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Artinya, "Jangan sekali-kali engkau (Muhammad) tujukan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang kafir), dan jangan engkau bersedih hati terhadap mereka dan berendah hatilah engkau terhadap orang yang beriman."

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat Maulid Nabi 13 September 2024: Amalan Baik yang Dianjurkan

Nabi Muhammad justru tidak ingin dimuliakan karena status sebagai Nabi dan Rasul. Nabi tidak menginginkan penghormatan yang dilakukan para sahabat akan berlebihan dan tidak wajar sebagaimana yang dilakukan umat terdahulu kepada Nabi mereka. Hal ini ditegaskan Nabi Muhammad dalam hadits yang dikutip Al-Bukhari dalam kitab Shahihul Bukhari, juz 4, halaman 167 meriwayatkan hadis sebagai berikut: 

لاَ تُطْرُونِي، كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ، فَقُولُوا عَبْدُ اللهِ، وَرَسُولُهُ 

Artinya, “Janganlah kalian berlebihan menghormatiku seperti orang-orang Nasrani telah berlebihan memuliakan ‘Isa ibn Maryam. Aku hanyalah hamba Allah, maka katakanlah “Abdullah wa Rasuluhu” atau hamba Allah dan Rasul-Nya.” Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah! Kemuliaan dan ketinggian derajat seseorang di hadapan Allah seperti Nabi dan Rasul tidak membuat Nabi Muhammad merasa harus dihormati (gila kehormatan) di hadapan manusia. Pada hakikatnya kemuliaan seseorang tidak ditampilkan di depan orang lain, justru kerendahan hati seseorang dapat menaikkan kehormatan.   

Kesombongan yang pada hakikatnya menjatuhkan kehormatan seseorang. Hal ini ditegaskan oleh Nabi dalam hadits yang dikutip oleh imam Muslim dalam kitab Shahih Muslim, juz 4, halaman 2001 meriwayatkan hadits sebagai berikut:

 مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زَادَ اللهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ، إِلَّا عِزًّا، وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلّٰهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ 

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 20 September 2024: Menyiapkan Bekal Sebelum Kematian Tiba

Artinya: Tidak akan berkurang harta seseorang karena bersedekah, tidaklah Allah s.w.t. menambah terhadap seseorang yang mau memaafkan melainkan kemuliaan dan tidak ada seorang pun yang bersifat tawaddhu’ (merendahkan diri) karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!

Kerendahan hati Nabi tercermin dalam beberapa perilaku kehidupan sehari-hari dalam berinteraksi kepada orang lain. Di antaranya adalah Nabi selalu memulai mengucapkan salam kepada orang yang di temui dalam perjalanan. Dalam sebuah riwayat yang dikutip Al-Bukhari dalam kitab Shahihul Bukhari, juz 4, halaman 1708 meriwayatkan hadits sebagai berikut:

 عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ عَلَى غِلْمَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ 

Artinya, "Dari Anas r.a. sesungguhnya Rasulullah SAW melewati beberapa anak kecil, maka beliau mengucapkan salam pada mereka." Hadits ini merupakan dalil anjuran bersikap rendah hati dan bukti kerendahan Nabi saw. An-Nawawi menjelaskan hal tersebut dalam kitab Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim, juz 14, halaman 148 sebagai berikut: 

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat Maulid Nabi 13 September 2024: Cara Umat Islam Memperingati Maulid Nabi

فَفِيهِ اسْتِحْبَابُ السَّلَامِ عَلَى الصِّبْيَانِ الْمُمَيِّزِينَ وَالنَّدْبُ إِلَى التَّوَاضُعِ وَبَذْلُ السَّلَامِ لِلنَّاسِ كُلِّهِمْ وَبَيَانُ تَوَاضُعِهِ صَلَّى لِلّٰهِ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَمَالُ شَفَقَتِهِ عَلَى الْعَالَمِينَ 

Artinya, "Dalam hadits ini, ada anjuran untuk mengucapkan salam kepada anak kecil yang sudah Mumayyiz, anjuran untuk rendah hati, anjuran menyebarluaskan salam kepada seluruh manusia, dan bukti kerendahan hati serta kecintaan Nabi kepada seluruh manusia." Nabi menyapa setiap orang yang ditemui saat berjalan, bahkan hal ini dilakukan kepada anak kecil yang sedang bermain. Hal ini menunjukkan kerendahan hati Nabi dalam bersikap di depan rakyat.   

Sebagai kepala negara dan pimpinan agama, Nabi tidak merasa bahwa rakyatnya yang harus memulai mengucapkan salam kepada beliau. Hal ini sesuai dengan etika dalam perjalanan, yaitu orang yang berjalan memulai menyapa orang yang duduk ketika keduanya bertemu di jalan. Selain itu, para ulama menganjurkan orang dewasa untuk memulai mengucapkan jika bertemu dengan anak kecil atau yang lebih muda sebagai bentuk kasih sayang. Al-Nawawi menjelaskan hal tersebut dalam kitab Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim, juz 14, halaman 148 sebagai berikut: 

وَاتَّفَقَ الْعُلَمَاءُ عَلَى اسْتِحْبَابِ السَّلَامِ عَلَى الصِّبْيَانِ 

Halaman
123