Naskah Khutbah Jumat

Khutbah Jumat 19 Juli 2024/1445 H: Allah Murkah Kepada Orang yang Ucapannya Melenceng dari Perbuatan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Khutbah Jumat 19 Juli 2024/1445 H: Allah Murkah Kepada Orang yang Ucapannya Melenceng dari Perbuatan

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Menjadi keharusan bagi kita makhluk Allah swt untuk mengungkapkan rasa syukur atas karunia nikmat yang tak bisa dihitung satu persatu dalam kehidupan ini. Jangan sampai kita menjadi makhluk paling sempurna di muka bumi tapi tidak pandai bersyukur yang pada akhirnya menjadikan nikmat ini diganti dengan siksa dan kepedihan. Allah telah mengingatkan bahwa manusia yang pintar bersyukur akan ditambah nikmatnya dan siapa yang kufur akan mendapatkan siksa yang pedih.

Wujud syukur ini bisa kita wujudkan dengan terus menguatkan ketakwaan kepada Allah, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Di antara perintah Allah yang harus kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari adalah berkata jujur dan meninggalkan prilaku suka berbohong. Kita harus berusaha menjadi pribadi yang memiliki komitmen dan kesesuaian antara perkataan dan perbuatan. Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an Surat As-Shaf ayat 3:

كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللّٰهِ اَنْ تَقُوْلُوْا مَا لَا تَفْعَلُوْنَ

Artinya: “Sangat besarlah kemurkaan di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan.”

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 19 Juli 2024 Tentang Membangun Kesejahteraan dari Masjid

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

Dalam ayat ini, Allah memperingatkan bahwa sangat besar dosanya orang mengatakan sesuatu, tetapi ia sendiri tidak melaksanakannya. Hal ini berlaku, baik dalam pandangan Allah maupun dalam pandangan sesama manusia.

Jika mulut kita mengucapkan iya, maka sudah seharusnya kita melaksanakannya. Sebaliknya jika mulut kita berkata tidak, maka sekuat mungkin kita menghindarinya dan tidak melakukannya. Menyelaraskan apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan harus kita perkuat sebagai wujud komitmen menepati komitmen atau janji.

Menepati janji sendiri merupakan perwujudan iman yang kuat. Budi pekerti yang agung dan sikap yang berperikemanusiaan pada seseorang, menimbulkan kepercayaan dan penghormatan orang-orang di sekitar kita. Sebaliknya, perbuatan menyalahi janji merupakan tanda iman yang lemah. Tingkah laku yang jelek dan sikap yang tidak berperikemanusiaan, akan menimbulkan saling mencurigai dan dendam dalam kehidupan bersama.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 19 Juli 2024 Tentang Larangan Meremehkan Orang Lain

Oleh karena itulah, agama Islam sangat mencela orang yang suka berdusta dan menyalahi janjinya. Agar sifat tercela itu tidak dipunyai oleh orang-orang beriman, alangkah baiknya jika menepati janji dan berkata benar itu dijadikan tujuan pendidikan yang utama yang diajarkan kepada anak-anak. Di samping beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan melatih diri mengerjakan berbagai bentuk ibadah yang diwajibkan.

Rasulullah telah berpesan dalam hadits dari Abdullâh bin Mas’ûd:

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا

Artinya: “Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur."

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 19 Juli 2024, Mempertahankan Pendidikan Islam di Era Perubahan Zaman

وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا

Artinya: "Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong).’” (HR. Ahmad)

Halaman
1234