TRIBUNPRIANGAN.COM - Peristiwa kecelakaan maut bus pariwisata yang terjadi di Ciater, Subang, Jawa Barat pada Sabtu (13/5/2024), menggemparkan berbagai pihak dan media sosial.
Pasalnya, kecelakaan maut itu melibatkan satu bus, tiga motor, dan satu unit kendaraan.
Mirisnya lagi, kecelakaan ini ternyata dialami oleh rombongan SMK Lingga Kencana, Depok, yang telah melaksanakan perpisahan sekolah.
Tercatat sebanyak 11 orang tewas akibat kecelakaan tersebut.
10 orang terdiri dari sembilan siswa dan satu guru pendamping, dan seorang lagi adalah warga lokal Subang.
Baca juga: Video Siswa SMK Depok Live TikTok saat Kecelakaan Bus di Ciater Subang Viral, Allahu Akbar Bergema
Kecelakaan ini disorot terlebih setelah pihak berwenang turun tangan, terdapat berbagai temuan yang janggal terutama pada bus yang digunakan sebagai transportasi para siswa SMK Lingga Kencana.
Apa saja temuan-temuan di lapangan yang berkaitan dengan kecelakaan bus di Ciater, Subang?
Berikut ulasan selengkapnya:
1. Rem blong
Dirlantas Polda Jawa Barat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kecelakaan maut bus pariwisata yang mengangkut rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok, yang terguling di Jalan Raya Ciater, Subang, Jawa Barat, Minggu (12/5/2024) pagi.
"Untuk hasil pemeriksaan sementara, selain dari olah TKP dan keterangan dari saksi, diduga rem pada bus tidak berfungsi dengan baik," ucap Wadirlantas Polda Jabar, AKBP Edwin Affandi kepada wartawan di sekitar lokasi.
Berdasarkan olah TKP, dia mengatakan bahwa tidak ada tanda-tanda gesekan dari ban bus atau jejak pengereman.
Adapun saksi yang dimintai keterangan, menurut Edwin adalah penumpang hingga pengemudi bus.
"Berdasarkan dari keterangan penumpang bahwa bus diduga alami rem blong," katanya.
Temuan rem blong ini diperkuat oleh pernyataan jujur dari sang sopir, Sadira.
Baca juga: Kepiluan Mendalam Pasutri Saimun-Masdewati Ditinggalkan Putri Tunggalnya akibat Kecelakaan di Subang
Menurut Sadira, rem bus yang dia kemudikan blong saat memasuki turunan Perempatan Sariater.
"Waktu itu, pada saat abis makan sore di rumah makan bang Jun, kemudian saya melanjutkan perjalanan, namun naas saat memasuki turunan perempatan Sariater, tiba -tiba saya tekan rem, perseneling saya masukin gak masuk-masuk, ternyata anginnya, tiba tiba abis," kata Sadira di RSUD Subang, Minggu (212/5/2024).
Setelah tahu remnya blong, lanjut Sadira, saat itulah dirinya kelabakan mencari jalur penyelamat tapi tidak ada.
"Saya sudah panik saat tahu rem blong. Waktu itu mau saya terusin takut tambah banyak korban karena akan banyak kendaraan yang tertabrak nantinya," katanya.
"Maka waktu itu saya buang kendaraan yang saya kemudikan tersebut ke kanan kena mobil Feroza dan tig motor. Padahal, waktu ada sekitar 5 motor jika tidak dibuang akan banyak korban. Jadi tak ada pilihan lain waktu itu, lebih baik saya buang kanan dan benturkan ke tiang listrik hingga akhirnya terguling dan terhenti," ucapnya.
"Namun ternyata korbannya juga banyak, saya tidak menyangka mobil tersebut akan terguling," imbuhnya
Sadira juga mengaku, sebelum melanjutkan perjalanan, saat istirahat makan, rem mobil tersebut sudah diperbaiki oleh montir dan sudah normal.
Baca juga: Bus Rombongan SMK yang Kecelakaan di Ciater Subang tak Punya Izin Angkutan dan KIR Kadaluwarsa
"Tapi sayang, tiba-tiba rem tersebut blong saat masuk turunan pertigaan Sariater, hingga akhirnya terjadi kecelakaan maut ini," ujarnya.
2. Bus tidak ada izin dan KIR kadaluwarsa
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian guna melakukan investigasi mendalam terhadap kecelakaan maut yang menimpa bus pariwisata di Jalan Palasari, Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (115/2024) malam.
Kecelekaan maut yang menyebabkan 11 orang tewas ini diduga karena PO Trans Putera Fajar bernomor polisi AD 7524 OG mengalami rem blong.
"Adapun pada aplikasi Mitra Darat, bus tersebut tercatat tidak memiliki izin angkutan dan status lulus uji berkala (KIR) telah kadaluwarsa sejak 6 Desember 2023," kata Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Darat, Aznal, dikutip dari Kompas.com, Minggu (12/5/2024).
Baca juga: Sopir Bus Maut Lingga Kencana Bisa Jadi Tersangka, Polisi Tak Temukan Jejak Rem di Turunan Ciater
3. Sistem keamanan bus belum memadai
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) turun langsung memeriksa bangkai kendaraan bus Putera Fajar yang mengalami kecelakaan maut di Ciater, Subang, Jawa Barat.
Ketua KNKT Soerjanto mengatakan pengecekan dilakukan guna mengetahui penyebab kecelakaan yang dialami bus tersebut.
Dari hasil pengecekan, kata Soerjanto, ditemukan bahwa bus itu diubah menjadi high decker.
Baca juga: Panik Rem Blong Sebabkan Sopir Banting Stir hingga Laka Maut di Ciater, Begini Tips Penyelamatannya
"Perubahan tersebut bisa saja, mempengaruhi kelimbungan kendaraan," ucapnya Minggu (12/5/2024).
Selain mesin bus, KNKT turut menyoroti sistem keamanan yang berada di dalam bus.
"Kita cek juga terkait sabuk pengaman dan rangka bus, yang dirasa tidak bisa melindungi penumpang dikalangan terjadi benturan," tuturnya.