عَنْ صَخْرٍ الْغَامِدِيِّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لِأُمَّتِي فِي بُكُورِهَا وَكَانَ إِذَا بَعَثَ سَرِيَّةً أَوْ جَيْشًا بَعَثَهُمْ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ وَكَانَ صَخْرٌ رَجُلًا تَاجِرًا وَكَانَ يَبْعَثُ تِجَارَتَهُ مِنْ أَوَّلِ النَّهَارِ فَأَثْرَى وَكَثُرَ مَالُهُ قَالَ أَبُو دَاوُد وَهُوَ صَخْرُ بْنُ وَدَاعَةَ
Artinya, “Dari Shakhr al-Ghamidi, dari Nabi SAW, beliau mengucapkan, ‘Allāhumma bārik li immatī fī bukūrihā (Ya Allah, berkahilah umatku di pagi hari).’
Jika mengirim ekspedisi atau pasukan perang, beliau akan melakukannya di pagi hari. Shakhr merupakan seorang pedagang dan ia mengirim dagangannya di pagi hari, sehingga hartanya melimpah. Abu Dawud berkata, ‘Ia adalah Shakhr bin Wada'ah.’” (HR Abu Dawud).
Mengenai arti berkah sendiri sulit untuk didefinisikan karena merupakan sesuatu yang abstrak dan sulit diidentifikasi.
Baca juga: One Day One Hadits 13 Maret 2024 Tentang Keistimewaan Bulan Suci Ramadhan
Hanya saja, ada kisah menarik mengenai pengertian berkah. Dikisahkan dalam Al-Barakatu fī Miati Hadīts karya Muhammad Zaki Hadr, sekali waktu seorang ulama berdoa begini,
اللَّهُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْ رِزْقِيْ
Artinya, “Ya Allah, berilah hamba rezeki yang berkah.” Seseorang lalu bertanya, “Wahai syekh, mengapa engkau berdoa meminta berkah dalam rezeki, tidak langsung meminta rezekinya saja?”
Syekh menjawab,
إِنَّ اللهَ ضَمِنَ الرِّزْقَ لِكُلِّ حَيٍّ مِنْ خَلْقِهِ وَ لَكِنِّيْ أَسْئَلُهُ الْبَرَكَةَ فِيْ الرِّزْقِ فَهِيَ جُنْدٌ خَفِيٌّ مِنْ جُنُوْدِ اللهِ يُرْسِلُهَا لِمَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ فَإِنْ حَلَّتْ فِيْ الْمَالِ أَكْثَرَتْهُ وَ فِي الْوَلَدِ أَصْلَحَتْهُ وَ فِي الْجَسَدِ قَوَّتْهُ وَ فِي الْوَقْتِ عَمَّرَتْهُ وَ فِيْ الْقَلْبِ أَسْعَدَتْهُ
Artinya, “Sesungguhnya Allah sudah menjamin rezeki untuk seluruh makhluknya, tapi tidak menjamin keberkahan. Oleh sebab itu, aku berdoa agar diberi keberkahan rezeki. Berkah merupakan tentara rahasia Allah yang diberikan kepada siapapun yang dikehendaki-Nya. Jika berkah menempel pada harta akan menjadi kekayaan, jika menempel pada keturunan akan menjadi anak yang saleh, jika menempel pada tubuh akan menjadi kekuatan, jika menempel pada waktu akan menjadi kemakmuran, dan jika menempel pada hati akan menjadi kebahagiaan.” (Zaki Hadr, , 7).
Baca juga: One Day One Hadits 6 Maret 2024: 4 Sumber Kebahagiaan Seorang Muslim
Mari jadikan momen pagi hari Ramadhan untuk mendapatkan limpahan berkah dan pahala dengan menjadikannya waktu untuk melakukan amalan-amalan sunnah. Wallahu a’lam.
Semoga Allāh memberikan kepada kita kekuatan dengan datangnya bulan Ramadhān ini, dan dijadikan kita sebagai hamba Allāh yang sabar menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan yang menerpa. Sabar untuk mentaati Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan sabar untuk meninggalkan kemaksiatan kepada Allāh Azza wa Jalla.(*)
Baca Berita updte TribunPriangan.com lainya di Google News