Budidaya Maggot, Cara Jitu Pemkot Tasikmalaya Tangani Sampah yang Capai 5 Ton per Minggu

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pj Wali Kota Tasikmalaya, Cheka Virgowansyah (kiri) bersama Pemimpin Redaksi Tribun Jabar, Adi Sasono (kanan) saat talkshow di Bale Kota Tasikmalaya pada Selasa (25/7/2023).

Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana

TRIBUNPRIANGAN.COM, KOTA TASIKMALAYA - Pejabat (Pj) Wali Kota Tasikmalaya, Cheka Virgowansyah, mengungkapkan caranya dalam menangani sampah di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

Saat ditemui tim redaksi TribunPriangan.com di Bale Kota Tasikmalaya, Cheka terang-terangan bahwa pihaknya menggunakan budidaya maggot untuk mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

“Sudah ada puluhan peternak maggot (di Tasikmalaya). Hampir setiap Minggu itu ada peternak maggot baru, dan hingga sekarang itu, kami bisa mengolah sekitar 4 sampai 5 ton sampah organik, yang harusnya tadinya dikirim ke TPA, sekarang tidak perlu dikirim ke TPA, tapi dibuburkan dan dikirim ke para peternak maggot,” ungkap Cheka saat sesi tanya jawab bersama Pemimpin Redaksi TribunJabar.id, Adi Sasono pada Selasa (25/7/2023).

Menurutnya, jika melihat potensi sampah di Kota Tasikmalaya sedemikian banyak, maka peluang usaha maggot tersebut dinilai sangat besar.

Baca juga: 12 Twibbon Hari Jadi ke-391 Tasikmalaya, Meriahkan dengan Ucapan Wilujeng Milangkala di Sosmed

“Karena selama sampah organik itu masih besar, maka di situlah sumber makanan maggot-nya. Bahkan sekarang itu, dari 25 ton kebutuhan per bulan, kami baru siap kemarin itu satu setengah sampai dengan tiga ton,” jelas Cheka.

“Sementara yang diperlukan itu 25 ton sampah kering. Jadi, kering itu, perhitungannya ialah, tiga kilogram sampah basah itu bisa jadi satu kilogram sampah kering. Saat ini, masih jauh dari kebutuhan,” lanjutnya.

Cheka pun mengaku, bahwa pemilahan sampah menjadi persoalan di lapangan.

“Jadi, sehubungan kami saat ini bekerja sama dengan hotel-hotel, restoran-restoran, supermarket-supermarket, ada beberapa titik yang (sampahnya) belum dipilah, sehingga tercampur, antara sampah organik dan anorganiknya, sehingga kami harus memilah dulu,” lengkapnya.

Baca juga: Komisi IV DPRD Jabar Pantau 400 Penerima Program Bansos Rutilahu 2023 di Sambongpari Tasikmalaya

Oleh sebab itu, Cheka mengimbau kepada seluruh pihak yang sudah bekerja sama untuk setidaknya memisahkan sampah organik dan anorganiknya.

“Kami punya tiga tim khusus yang selalu berkeliling di Kota Tasikmalaya untuk mengambil sampah organik tersebut dan mengirimkannya kepada masyarakat peternak maggot,” paparnya.

Dengan demikian, lanjut Cheka, sampah-sampah yang dikumpulkan tersebut dibuat menjadi bubur sampah terlebih dahulu.

“Itu lokasinya ada di Cikurubuk, nanti akan dibuat di beberapa tempat. Proses pembuburannya oleh kami, baru dikirim ke para peternak maggot supaya lebih gampang nantinya,” terang Cheka.

“Nah, nanti ada catatannya. Jadi, setiap pengiriman sampah bubur ini ‘kan dicatat di aplikasi khusus. Masyarakat bisa tahu, oh hari ini sampah yang terserap berapa. Begitu,” pungkasnya. (*)