Marak Keluhan Peternak Soal Sapi yang Sakit, Dinas Pertanian Pangandaran Ajukan Vaksin Khusus Hewan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto ilustrasi - Para peternak kembali harus menghadapi penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) yaitu, penyakit cacar kulit infeksius yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV).

TRIBUNPRIANGAN.COM - Kasus penyakit cacar atau Lumpy Skin Disaese (LSD) pada hewan ternak sapi, membuat para peternak resah dan tak bisa mengembangkan bisnisnya.

Menanggapi keluhan tersbut, Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran mengajukan 10 ribu dosis vaksin khusus untuk hewan yang terserang penyakit tersebut.

Adapun pengajuan tersebut dilakukan Kepala Bidang Perternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran.

Suryadi meangatakan pihaknya telah mengajukan 10 ribu dosis vaksin khusus untuk hewan yang terserang penyakit LSD kepada Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat.

"Ya, beberapa hari lalu kami sudah mengajukan 10 ribu dosis vaksin ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat, semoga cepat datang vaksinnya," kata Suryadi, Jumat 19 Mei 2023.

Baca juga: Waspada! Ratusan Ekor Sapi di Pangandaran Terjangkit Penyakit Cacar

Suryadi menambahkan, hal tersebut dilakukan sebagai bukti kepedulian dinasnya terhadap para peternak sapi.

"Mengingat sebentar lagi akan mendekati Idul Adha 1444 H, kami bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Pangandaran. Jadi sehari sebelum Idul Adha, kami akan melakukan pengecekan hewan yang akan dikurbankan, layak atau tidaknya," katanya.

Ditambahkan Suryadi, data yang sudah masuk ke Dinas Pertanian Kabupaten Pangandaran setidaknya ada 245 ekor hewan sapi yang terjangkit cacar sapi.

Baca juga: Permintaan Daging Sapi Meningkat di Pasar Manis Ciamis, Harga Relatif Stabil

"Di Kecamatan Pangandaran ada 56 ekor, kemudian Sidamulih 73 ekor, Cimerak 35 ekor, Cijulang 15 ekor, Cigugur 12 ekor, Langkap 8 ekor, Mangunjaya 15 ekor, Padaherang 5 ekor, Kalipucang 8 ekor dan Parigi 18 ekor," ujar Suryadi.

Suryadi menjelaskan, berdasarkan informasi, penyakit tersebut berasal dari Jawa Tengah.

Selama ini banyak bandar sapi yang beli dari Jawa Tengah lantaran tergolong murah.

"Dulu kan ada Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), waktu itu di perbatasan Jawa Barat dengan Jawa Tengah sempat dilakukan penjagaan, jangan ada sapi dari Jawa Tengah waktu pas gencarnya PMK," ucapnya.

Baca juga: Butuh Makanan Praktis dan Lezat Citarasa Sunda? Yuk Buat Empal Gepuk Daging Sapi Khas Bandung

Suryadi melanjutkan, kalau penyakit yang sekarang itu sudah terlanjur masuk ke Pangandaran.

Menurut Suryadi sekarang kita harus berpikir bagaimana cara menangani penyakit tersebut.

"Saya berharap ke depannya para bandar sapi harus lebih berpikir panjang, harus melihat risikonya, jangan seperti sekarang kan berdampak ke yang lainnya," ucapnya.

Apalagi penyakit yang sekarang sangat sensitif terhadap sapi.

"Bisa melalui angin dan manusia, tetapi bukan berarti menular kepada manusia. Contoh orang itu datang ke lokasi tempat sapi yang sakit, kemudian orang tersebut datang lagi ke sapi yang sehat, maka sapi yang sehat itu akan tertular," ujarnya. (*)

Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di : Google News