Yayasan Sukun Indonesia dan Unpad Gelar Seminar Pemanfaatan Sukun untuk Hadapi "Kiamat" Pangan
Yayasan Sukun Indonesia dan Unpad Gelar Seminar Nasional Pemanfaatan Sukun untuk Hadapi "Kiamat" Pangan
Penulis: Kiki Andriana | Editor: ferri amiril
Laporan Kontributor TribunPriangan.com Sumedang, Kiki Andriana
TRIBUNPRIANGAN.COM, SUMEDANG - Yayasan Sukun Nusantara Sejahtera, bekerjasama dengan Fakultas Pertanian Unpad dan Fakultas Teknologi dan Industri Pertanian Unpad menyelenggarakan Seminar Nasional yang bertajuk “Hilirisasi Agroforestri Berbasis Sukun”, Rabu (20/8/2025).
Sukun dibidik karena manfaatnya yang luar biasa dan bisa menjadi penyelamat manusia dari "kiamat" pangan, di mana pangan menjadi isu sangat penting kiwari.
Sebuah ungkapan, “Breadfruit more than just food” atau sukun lebih dari sekadar sumber bahan pangan, memang tidak salah. Sukun bisa dibuat apapun, bukan sebatas camilan seperti keripik, namun juga bahan pangan "berat" seperti mie Sukun.
Sukun merupakan solusi berkelanjutan untuk banyak tantangan dalam penyediaan bahan pangan bergizi, memulihkan bentang alam yang rusak dan merestorasi hutan yang dihadapi Indonesia saat ini.
Pohon sukun memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa, membutuhkan sedikit air, dapat tumbuh di berbagai jenis lahan, bahkan di lahan marginal yang sulit dikelola, maka Yayasan Sukun Nusantara Sejahtera juga mendorong gagasan pengembangan hilirisasi sukun dalam sistim agroforestry.
Baca juga: Dewan Sebut Sudah Gusur Pejabat ke Lokasi Jalan Ambrol di Cijambu Tanjungsari, Belum Ada Perbaikan
Agroforestri sukun ini mempunyai arti penting dalam memulihkan bentang alam yang rusak dan menyelamatkan hutan Indonesia serta pemeliharaan keanekaragaman hayati yang penting bagi kesehatan tanah dan sekaligus menopang kebutuhan sumber pangan ber karbohidrat yang memiliki kalori dan kandungan gizi yang tinggi dan bebas gluten.
Studi terbaru yang dipublikasikan jurnal Sustainability, sukun memiliki kemampuan menyerap karbon yang lebih rendah dibanding pohon sejenisnya. Namun jika dibandingkan dengan tanaman pokok lain, sukun punya serapan karbon yang lebih tinggi.
Studi tersebut menunjukkan bahwa sukun di perkebunan bisa menyerap 69,1ton karbon per hektar per tahun di biomassa di atas tanah selama 50 tahun. Walau ia berkayu lunak dan berongga, sukun memiliki pertumbuhan yang cepat, rata-rata 1,2 meter per tahun, membuatnya bisa menyerap lebih banyak karbon sepanjang pertumbuhannya.
Sukun juga jauh lebih tangguh menghadapi krisis iklim dibanding tanaman pokok lainnya. Dalam sebuah permodelan yang dipublikasikan di PLoS Climate pada 2022, dalam skenario emisi tinggi, sukun diprediksi panen dengan kuantitas dan kualitas yang stabil. Kini, pohon sukun dilihat sebagai solusi potensial menghadapi krisis pangan global akibat perubahan iklim.
"Sifatnya yang adaptif dan tahan cuaca ekstrem membuat sukun mudah dibudidayakan di luar habitat aslinya di Indonesia. Tak heran, pohon sukun kini tersebar luas dan menjadi bagian penting dalam upaya mengatasi ancaman "kiamat" pangan," kata Arie Malangyudo Ketua Yayasan Sukun Nusantara Sejahtera melalui siaran yang diterima Tribun, Rabu pagi.
Seminar Nasional yang berlangsung di Bale Sawala, Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran, Jatinangor-Sumedang, Rabu (20/8) ini diawali oleh laporan Profesor DR.Ir. Ganjar Kurnia dan dibuka oleh Siti Hediati Soeharto SE Ketua Komisi IV DPR.RI.
Seminar ini menghadirkan beberapa pembicara antara lain Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni MA.Phd., Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi SH.MM., DR (HC) Dewan Pakar PRASASTI, Ir. Burhanuddin Abdulah MA., DR. Ferry Joko Juliantono SE.Ak.Msi., Kepala Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timur Leste, Rajendra Aryal M.sc., Dirjen. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan, Kementerian Kehutanan RI. Ir. Diyah Murtiningsih M.Hum dan DR. Dadang M. Naser, SH. SIP. M.I. anggota Komisi IV DPR.RI.(*)
Cair Rp 600 Ribu ke Rekening, Begini Cara Daftar Jadi Penerima Bansos BPNT Agustus 2025 |
![]() |
---|
Ikatan Alumni Unpad Semprot Susi Pudjiastuti yang DInilai Rendahkan Guru Besar, Polemik KJA Memanas |
![]() |
---|
Dekan FPIK Unpad Ungkap Kegagalan Proyek KJA Susi Pudjiastuti di Pangandaran, Rp 42 Miliar Hilang |
![]() |
---|
Desa Jalatrang Ciamis Juara Nasional Lomba Pekarangan Pangan Bergizi |
![]() |
---|
Gerakan Pangan Murah di Pangandaran, Ratusan Warga Rela Ngantre Meski Diguyur Hujan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.