Pernikahan Wabup Garut Makan Korban

Kesaksian Warga Soal Tragedi Maut Makan Gratis di Garut: Tidak Ada Ambulans Berjaga di Lokasi

Menurut kesaksian salah seorang saksi yang juga pedagang kaki lima, tidak terlihat adanya mobil ambulans yang berjaga di lokasi kejadian.

|
Penulis: Jaenal Abidin | Editor: Dedy Herdiana
Tribunpriangan.com/Jaenal Abidin
KETERANGAN SAKSI WARGA - Nelis (kerudung hitam kanan) memberikan keterangan soal penanganan kejadian yang menewaskan tiga orang saat mengantri makan gratis di gerbang barat pendopo Bupati Garut, pada Jumat (18/7/2025). 

Laporan wartawan TribunPriangan.com, Jaenal Abidin 

TRIBUNPRIANGAN.COM, KABUPATEN GARUT - Terungkap saat kegiatan makan gratis yang merupakan rangkaian Pesta Rakyat pernikahan anak Dedi Mulyadi, Maula Akbar dan Putri Karlina Wakil Bupati Garut diduga tidak ada mobil ambulans yang standby di lokasi acara, area Pendopo Bupati Garut.

Kegiatan yang dilaksanakan pada Jumat (18/7/2025), menimbulkan tragedi maut yang menewaskan tiga orang, terdiri dari seorang anak dan lansia serta seorang anggota Polres Garut.

Menurut kesaksian salah seorang saksi yang juga pedagang kaki lima di Alun-alun Garut dekat Pendopo Garut, Nelis (38), petugas yang berjaga tidak banyak dan gerbang dibuka dengan sistem buka tutup, karena antusias warga sangat membludak.

Namun banyak warga membuat petugas tak bisa menahan, karena banyak warga yang memaksa ingin masuk kedalam untuk menikmati makan gratis yang disiapkan.

Baca juga: Buntut Tragedi Tragis di Pesta Pernikahan Anak Dedi Mulyadi, 9 Korban Masih Terbaring di RS

Neli mengungkapkan sejak acara dimulai tidak terlihat adanya mobil ambulans yang berjaga di lokasi kejadian.

Sehingga pada saat banyak warga yang pingsan sempat tertahan dulu menunggu mobil bantuan atau ambulans datang.

"Tidak ada ambulans, dan ambulans baru datang sekitar 15 menit usai kejadian," ungkapnya ketika dikonfirmasi wartawan TribunPriangan.com, saat berada di rumah duka Vania di Kampung Sindang Hela.

Nelis menceritakan, ia dengan saudaranya harus menunggu pertolongan dari tim kesehatan sambil menggendong anak berusia 8 tahun yang menjadi korban makan gratis.

"Harusnya disediakan ambulans karena lihat kondisi sejak pagi sudah membludak, sementara gerbang hanya dilakukan sistem bukan tutup," kata Nelis.

Baca juga: Sosok Bripka Cecep di Mata Sahabat, Korban Tragedi Pesta Nikah Anak Dedi Mulyadi di Pendopo Garut

Ternyata korban Vania tidak hanya mengalami luka memar tapi korban juga sempat buang air kecil di celana, karena menahan sakit saat terinjak-injak.

"Sampai korban ngompol di celana karena nahan nyeri, dan di ambulans sempat diberikan oksigen juga buat memastikan saja. Padahal kondisinya sudah tidak tertolong," pungkasnya.

Ia menambahkan, kalau dua gerbang dibuka mungkin kejadian ini tidak akan terjadi. Karena sejak pagi sampai kejadian tak dilakukan pembukaan gerbang secara total.

"Kayanya kalau dibuka dua gerbang tak akan terjadi seperti sekarang, karena petugas yang berjaga pun kurang lebih 10 orang. Sementara warga yang ngantri ribuan ingin masuk kedalam," katanya. (*)

Baca juga: Bripka Cecep Meninggal di Pesta Nikah Putra Dedi Mulyadi Setelah Selamatkan Anak Kecil

 

 

Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved