Naskah Khutbah Jumat

Teks Khutbah Jumat 18/23 Muharram 1447 H: Pintu Rahmat Allah Takan Tertutup, Tembuslah Selagi Mampu

Nasakah Khutbah Jumat 18/ 23 Muharram 1447 H: Pintu Rahmat Allah Takan Tertutup, Maka Tembuslah Selagi Mampu

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
TribunNews.com
KHUTBAH JUMAT TERBARU - Berikut ini terdapat Nasakah Khutbah Jumat 18/ 23 Muharram 1447 H, dengan judul Pintu Rahmat Allah Takan Tertutup, Maka Tembuslah Selagi Mampu. Ilustrasi berdoa (Istimewa/TribunNews.com) 

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ 

Artinya, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." 

Ayat ini menunjukkan bahwa rahmat Allah adalah sesuatu yang diharapkan oleh orang-orang yang beriman. Namun, harapan ini tidak cukup hanya dengan doa. Harapan ini harus diwujudkan melalui keimanan yang kokoh, hijrah untuk meninggalkan keburukan, dan perjuangan di jalan Allah. Dalam tafsirnya, para ulama menjelaskan bahwa orang-orang yang disebut dalam ayat ini adalah mereka yang telah berkorban demi agama Allah baik dengan harta, tenaga, maupun jiwa mereka. 

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah. 

Sebesar apapun amal kebaikan kita, itu semua tidak akan cukup untuk memasukkan kita ke dalam surga tanpa rahmat Allah. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:   

لَا يُدْخِلُ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ، وَلَا يُجِيرُهُ مِنَ النَّارِ، وَلَا أَنَا إِلَّا بِرَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ 

Artinya, "Tidak ada amalan seorang pun di antara kalian yang bisa memasukkannya ke dalam surga, dan menyelamatkannya dari neraka. Tidak juga denganku, kecuali dengan rahmat dari Allah."

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim ini menjadi pengingat bagi kita bahwa surga terlalu agung untuk dicapai dengan amal kita semata. Amal kita adalah bentuk ketaatan kepada Allah, tetapi rahmat Allahlah yang menjadi faktor utama yang menentukan keselamatan kita. Bahkan Rasulullah, manusia paling mulia, menyatakan bahwa beliau pun membutuhkan rahmat Allah. 

Baca juga: Teks Khutbah Jumat 18 Juli 2025: Memahami Qadha, Qadar, dan Tanggung Jawab Hamba di Hadapan Allah

Yang kemudian dengan rahmat itu juga lah Kanjeng Nabi mampu memberikan syafaat 'uzhma kepada umatnya atas izin Allah. Ulama menjelaskan bahwa amal ibadah manusia, meskipun sangat banyak, tidak dapat menyamai nikmat Allah yang telah diberikan, seperti nikmat kehidupan, kesehatan, dan udara yang kita hirup setiap hari. Oleh karena itu, kita harus memohon rahmat Allah dalam setiap doa dan langkah kita. 

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah. 

Rahmat Allah tidak selalu datang dari amal besar. Bahkan amal kecil yang dilakukan dengan tulus dapat menjadi sebab turunnya rahmat Allah SWT. Allah tidak melihat besarnya amal, tetapi melihat keikhlasan hati dalam melakukannya.   

Ada sebuah kisah masyhur tentang Imam Al-Ghazali. Ketika beliau wafat, dalam mimpinya, ia ditanya tentang amal yang membuatnya mendapatkan rahmat Allah. Imam Al-Ghazali menjawab bahwa amal besar yang ia lakukan, seperti ibadah bertahun-tahun dan menulis ratusan kitab, itu semua tidak diterima. Namun, Allah justru menerima satu amal kecilnya, yaitu ketika ia membiarkan seekor lalat meminum tinta di ujung penanya. Allah berfirman, 

"Karena belas kasihanmu kepada lalat itu, Aku memasukkanmu ke dalam surga." Kisah ini mengajarkan kita bahwa rahmat Allah bisa datang melalui amal kecil yang dilakukan dengan penuh keikhlasan. Jangan pernah meremehkan amal sekecil apapun, karena kita tidak tahu amal mana yang akan menjadi sebab keselamatan kita di dunia maupun di akhirat kelak. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:   

Halaman
1234
Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved