Naskah Khutbah Jumat

Teks Khutbah Jumat 4 Juli 2025/9 Muharram 1447 H: Menjadikan Muharram Pemacu Ibadah dan Laku Baik

Naskah Khutbah Jumat 4 Juli 2025/ 9 Muharram 1447 H: Menjadikan Muharram Pemacu Ibadah dan Laku Baik

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
express.co
NASKAH KHUTBAH TERBARU - Naskah Khutbah Jumat 4 Juli 2025/ 9 Muharram 1447 H: Menjadikan Muharram Pemacu Ibadah dan Laku Baik. (express.co) 

Kami selaku Khatib tak henti-hentinya mengajak dan mengingatkan kepada kami sendiri, keluarga dan semua jamaah yang hadir pada pelaksanaan shalat Jumat ini, untuk terus meningkatkan iman dan takwa, serta mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dengan terus berusaha meningkatkan iman dan takwa, serta menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

Ma’asyiral Muslimin jamaah 

Jumat yang dirahmati Allah Menjadikan bulan Muharram sebagai pemacu semangat beraktivitas dan beribadah merupakan salah satu cara terbaik dalam menyambut tahun baru Islam. Bulan Muharram sendiri merupakan salah satu bulan yang memiliki keutamaan dan keistimewaan tersendiri dari bulan-bulan yang lainnya, maka menjadikannya sebagai pemacu semangat untuk meningkatkan semua kualitas ibadah dan kebaikan adalah momentum yang sangat tepat.  

Keistimewaan bulan Muharram tidak lain selain karena bulan pertama dalam kalender Hijriah ini menjadi bagian dari bulan haram. Kita semua dianjurkan untuk memperlakukan bulan-bulan haram ini dengan sebaik mungkin. Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an:  

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلاَ تَظْلِمُواْ فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ  

Artinya: “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu,” (QS At-Taubah [9]: 36).  

Pada ayat di atas, Allah menjelaskan kepada kita semua bahwa dalam satu tahun terdapat dua belas bulan, dan di antara dua belas bulan itu terdapat empat bulan yang sangat dimuliakan (bulan haram), yaitu; (1) Dzulqa’dah; (2) Dzulhijah; (3) Muharram; dan (4) Rajab. Empat bulan ini disebut bulan haram tentu karena di dalamnya memiliki banyak keutamaan dan keistimewaan dari bulan-bulan yang lainnya.  

Dengan demikian, sangat tepat menjadikan bulan Muharram sebagai spirit penyemangat diri untuk meningkatkan ibadah aktivitas dan aktivitas lainnya. Sebab, pada bulan ini semua amal ibadah dan kebaikan akan dilipatgandakan oleh Allah swt, sebagaimana disampaikan oleh Imam Al-Baghawi dalam kitab Ma’alimut Tanzil fi Tafsiril Qur’an, jilid IV, halaman 44:  

العَمَلُ الصَّالِحُ أَعْظَمُ أَجْرًا فِي الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ، وَالظُّلْمُ فِيْهِنَّ أَعْظَمُ مِنَ الظُّلْمِ فِيْمَا سِوَاهُنَّ  

Artinya: “Amal saleh lebih besar pahalanya pada bulan-bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijah, Muharram, dan Rajab). Sedangkan perbuatan zalim pada bulan tersebut (juga) lebih besar dari zalim di bulan-bulan selainnya.”  

Ma’asyiral Muslimin jamaah

Jumat yang dirahmati Allah Menumbuhkan semangat untuk berbenah dan semakin giat dalam melakukan kebaikan dan ibadah di setiap harinya merupakan salah satu ciri khas orang beriman. Rasulullah telah mengingatkan kepada kita semua, bahwa siapa saja yang hari-harinya lebih baik dari sebelumnya, maka ia adalah orang yang beruntung, namun jika sebaliknya, maka ia adalah orang yang terlaknat. Dalam salah satu hadits, Nabi saw bersabda:  

مَنْ كَانَ يَوْمُهُ خَيْرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ مِثْلَ أَمْسِهِ فَهُوَ مَغْبُوْنٌ. وَمَنْ كَانَ يَوْمُهُ شَرًّا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ مَلْعُوْنٌ  

Artinya: “Siapa saja yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang beruntung. Siapa saja yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang merugi. Dan, siapa saja yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia adalah orang yang dilaknat (celaka).” (HR Al-Hakim).  

Kiranya hadits ini menjadi penyemangat bagi kita semua, untuk menjadikan bulan Muharram sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas ibadah, meningkatkan tanggung jawab, meningkatkan kewajiban dan kebaikan-kebaikan yang lainnya. Sebab sangat merugi ketika Allah memberikan nikmat datangnya hari-hari yang baru bagi kita, di mana umur semakin berkurang, sementara kita tidak melakukan manfaat sedikit un di hari itu. Imam Ibnu Rajab dalam kitab Ghida-ul Albab, halaman 348 mengatakan:  

Halaman
123
Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved