Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 30 Mei 2025/ 3 Zulhijah 1446 H: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur

Berikut ini terdapat Naskah Khutbah Jumat 30 Mei 2025/ 3 Zulhijah 1446 H: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur

Tribun Jabar
KHUTBAH JUMAT TERBARU - Naskah Khutbah Jumat 30 Mei 2025/ 3 Zulhijah 1446 H: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur (Tribun Jabar) 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Berikut ini terdapat Naskah Khutbah Jumat 30 Mei 2025/ 3 Zulhijah 1446 H: Mengingat Kematian Agar Hati-hati.

Salah satu rukun pada hari Jumat adalah penyampaian khutbah oleh sang khatib.

Islam menganjurkan supaya khutbah tidak disampaikan terlalu panjang agar jemaah tidak bosan. 

Sekadar informasi, ajuran untuk menyampaikan khutbah secara singkat terdapat di dalam sebuah hadits riwayat Muslim dan Ahmad berikut ini.

عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ قَالَ إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ طُولَ صَلاَةِ الرَّجُلِ وَقِصَرَ خُطْبَتِهِ مَئِنَّةٌ مِنْ فِقْهِهِ فَأَطِيلُوا الصَّلاَةَ وَاقْصُرُوا الْخُطْبَةَ وَإِنَّ مِنْ الْبَيَانِ سِحْرًا (رواه مسلم وأحمد)

Baca juga: 5 Contoh Khutbah Jumat Terbaru 2025 dengan Arti Mendalam Tentang Amalan Persiapan Kematian

Artinya: "Dari Ammar Ibn Yasir (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: Sesunggunguhnya panjangnya sholat dan pendeknya khutbah seorang khatib adalah tanda kepahaman seseorang tentang agama. Oleh karena itu panjangkanlah sholat dan persingkatlah khutbah; sesungguhnya dalam penjelasan singkat ada daya tarik." (HR Muslim dan Ahmad)

Ada berbagai jenis topik khutbah Jumat, namun kali ini TribunPriangan.com ingin mengulas satu contoh, Naskah Khutbah Jumat dengan judul: Mengingat Kematian Agar Hati-hati.

Khutbah I   

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِذَبْحِ الْأُضْحِيَّةِ. وَبَلَغَنَا إِلَى هٰذَا الْيَوْمِ مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ ذُوْ رَحْمَةٍ وَاسِعَةٍ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ تُرْجَى مِنْهُ الشَّفَاعَةُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الرَّحْمَةِ، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ ذَوِي الْعُقُوْلِ السَّلِيْمَةِ، صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، أَمَّا بَعْدُ   عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمْ : لَنْ يَّنَالَ اللّٰهَ لُحُوْمُهَا وَلَا دِمَاۤؤُهَا وَلٰكِنْ يَّنَالُهُ التَّقْوٰى مِنْكُمْۗ كَذٰلِكَ سَخَّرَهَا لَكُمْ لِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ ۗ وَبَشِّرِ الْمُحْسِنِيْنَ

Ma’asyiral Muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah Menjadi sebuah keniscayaan bagi kita semua untuk senantiasa memanjatkan puji dan syukur kepada Allah swt atas segala nikmat yang telah dilimpahkan, termasuk nikmat umur panjang dan kesehatan. Berkat karunia-Nya, pada hari ini kita masih diberikan kesempatan untuk melaksanakan salah satu kewajiban utama sebagai Muslim, yakni shalat Jumat secara berjamaah.    

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 23 Mei 2025: Amalan-amalan Menyambut Bulan Dzulhijjah

Selain itu, nikmat panjang umur juga kita rasakan ketika saat ini kita tengah bersiap memasuki bulan Dzulhijjah—bulan yang penuh kemuliaan dan keberkahan, di mana kita akan bertemu dengan Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban.   Nikmat-nikmat ini sudah sepantasnya kita syukuri dengan sepenuh hati. Lebih dari itu, datangnya bulan Dzulhijjah harus menjadi momentum untuk memperkuat komitmen kita dalam meningkatkan iman dan takwa kepada Allah swt. Sebab, dalam bulan ini terdapat dua ibadah utama yang sangat mulia dan identik dengan Idul Adha, yaitu menyembelih hewan kurban dan melaksanakan ibadah haji ke Baitullah. Kedua ibadah ini merupakan wujud konkret dari rasa syukur dan penghambaan kita kepada Allah.   

Ma’asyiral Muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah

Ibadah kurban dan haji tidak bisa dipisahkan dari Hari Raya Idul Adha. Keduanya bukan hanya membutuhkan niat atau kemauan, tetapi juga perjuangan. Mengapa? karena kita semua tahu bahwa saat ingin melaksanakan ibadah haji dan kurban, kita harus mengeluarkan harta kita untuk melaksanakannya.    

Diperlukan dana yang tidak sedikit untuk melakukan ibadah haji. Hal ini disebabkan oleh jauhnya jarak antara negeri kita dan Kota Suci Makkah. Puluhan juta, bahkan ratusan juta rupiah harus dipersiapkan untuk dapat berhaji ke Tanah Suci. Selain itu, kita juga perlu menyiapkan dana untuk keluarga atau orang-orang yang kita tinggalkan selama menjalankan rukun Islam yang kelima ini.    

Tentunya, hal ini bukanlah perkara mudah bagi setiap kita, karena tidak semua diberikan kemampuan finansial. Oleh karena itu, ibadah haji memang hanya diwajibkan bagi mereka yang mampu atau istitha’ah.   

Halaman
123
Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved