Tafsir dan Terjemahan Ayat Al Quran

Tafsir, Kisah dan Asbabun Nuzul Surah Al-Baqarah Ayat 90-100: Dusta Kaum Yahudi di zaman Rasulullah

Tafsir, Kisah dan Asbabun Nuzul Surah Al-Baqarah Ayat 90-100: Dustanya Kaum Yahudi di Jaman RasuluLlah

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
TribunPriangan.com
Tafsir, Kisah, dan Asbabun Nudzul Al-Quran Surah Al-Baqarah Ayat 90-100 - (Ilustrasi Pertengahan 2 Kitab Al-Quran (TribunPriangan.com/ Lulu Aulia Lisaholith)) 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Al-Baqarah merupakan surah kedua dalam kitab suci Al-Quran.

Surah Al Baqarah adalah surah terpanjang dalam Al-Quran yang terdiri dari 286 ayat.

Nama Al Baqarah artinya sapi betina, yang menurut Tafsir Al Azhar, nama tersebut diambil dari kisah tentang Bani Israil yang kala itu diminta Nabi Musa mencari seekor sapi betina untuk disembelih, termaktub dalam ayat 67-74.

Namun kali ini, TribunPriangan akan mengulas tentang Tafsir pada ayat ke 91-100.

Ayat 91

Dan kedurhakaan mereka lainnya adalah bahwa apabila dikatakan kepada mereka, “Berimanlah kepada apa yang diturunkan Allah, yakni AlQur'an, melalui Nabi Muhammad,” mereka menjawab, “Kami hanya akan beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami, yaitu Taurat.” Dan mereka ingkar kepada apa yang setelahnya, yaitu Al-Qur'an dan kitab-kitab lain yang diturunkan sesudah Taurat, padahal Al-Qur'an itu adalah kitab yang benar-benar mencapai puncak hak, yaitu kebenaran dalam segala seginya. Al-Qur'an itu adalah kitab yang membenarkan apa yang ada pada mereka yang pernah disampaikan oleh Nabi Musa dan nabi-nabi sebelumnya. Untuk menolak pernyataan mereka, Allah berfirman, Katakanlah kepada mereka, Nabi Muhammad, “Jika benar kamu hanya percaya kepada apa yang diturunkan kepada kamu, mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika kamu orang-orang beriman?” Secerdik apa pun orang-orang Yahudi berargumen dalam rangka menolak kebenaran, tetap saja kedok mereka akan terungkap. Ketika diajak mengikuti ajaran Al-Qur'an mereka menolak dan menegaskan hanya akan mengikuti ajaran Taurat. Faktanya, mereka bukan orangorang yang taat dan patuh kepada para nabi mereka, bahkan beberapa dari nabi-nabi itu mereka bunuh.

Baca juga: Tafsir, Kisah dan Asbabun Nuzul Surah Al-Baqarah Ayat 101-110, Kisah Juang Dakwah Nabi Pada Masanya

Ayat 92

Berikut adalah argumen lain untuk membantah orang-orang Yahudi yang mengaku beriman kepada kitab yang diturunkan kepada mereka. Dan sungguh, Musa telah datang kepada mu dengan bukti-bukti yang sangat jelas tentang kebenaran yang dia ajarkan, seperti turunnya al-mann dan as-salwa, terpancarnya air dari batu, berubahnya tongkat menjadi ular, dan lain-lain. Meski begitu, kamu tidak menerimanya dengan baik, bahkan kemudian kamu mengambil patung anak sapi sebagai sembahan setelah kepergian-nya meninggalkan kamu untuk sementara waktu menuju Bukit Tursina, dan kamu menjadi orang-orang zalim karena kamu tetap melakukan hal itu, meskipun kamu tahu itu salah.

Ayat 93

Dan ingatlah ketika Kami mengambil janji kamu, wahai Bani Israil, dan Kami angkat gunung Sinai di atasmu seraya berfirman, ‘Pegang teguhlah apa yang Kami berikan kepadamu melalui Nabi Musa, yakni prinsip-prinsip ajaran agama dan rinciannya, dan dengarkanlah serta perkenankanlah apa yang diperintahkan kepada kamu!’” Mereka menjawab,” Kami mendengarkan dengan telinga kami, tetapi kami tidak menaati dan tidak pula mau mengamalkannya.” Bukannya segera melaksanakan perintah, mereka justru bersegera melakukan kedurhakaan. Dan diresapkanlah ke dalam hati mereka itu kecintaan menyembah patung anak sapi karena kekafiran mereka. Katakanlah, “Sangat buruk apa yang diperintahkan oleh kepercayaanmu kepadamu, yang kamu anggap telah menghiasi jiwa kamu, jika kamu orang-orang beriman kepada Taurat.

Ayat 94

Selain kedurhakaan-kedurhakaan itu, mereka juga selalu menganggap diri sebagai bangsa pilihan Tuhan, meyakini tidak akan masuk neraka kecuali sebentar, dan mengklaim surga sebagai tempat yang Allah khususkan bagi mereka. Untuk membuktikan kebenaran ucapan mereka, Katakanlah, wahai Nabi Muhammad, “Jika kenikmatan negeri akhirat di sisi Allah kamu anggap khusus untukmu saja, bukan untuk orang lain, maka mintalah kematian. Itu karena semakin percaya seseorang terhadap indah dan nikmatnya sesuatu, semakin besar pula keinginannya untuk cepat-cepat menemui sesuatu tersebut. Karena keinginan mati dapat menjadi bukti hubungan baik kamu dengan Allah, maka kamu pasti ingin segera mati dan menemuinya. Mintalah kematian jika kamu orang yang benar dalam perkataanmu bahwa kenikmatan akhirat hanya untuk kamu.” Tetapi, mendapat tantangan seperti itu, ternyata tidak seorang pun bersedia cepat mati. Mereka sekali-kali tidak akan mengingin kan kematian itu sama sekali.

Baca juga: Tafsir, Kisah dan Asbabun Nuzul Surah Al-Baqarah Ayat 81-90, Kemungkaran Bani Israil

Ayat 95

Tetapi, mendapat tantangan seperti itu, ternyata tidak seorang pun bersedia cepat mati. Mereka sekali-kali tidak akan mengingin kan kematian itu sama sekali, bahkan mereka ingin hidup di dunia selamalamanya walau dalam bentuk kehidupan yang sederhana. Keinginan ini karena disebabkan oleh dosa-dosa yang telah dilakukan tangan mereka sendiri berupa kezaliman dan kemaksiatan. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang zalim.

Ayat 96

Dan tidak saja mereka enggan segera mati, sungguh demi Tuhanmu, engkau, wahai Muhammad, akan mendapati mereka, yakni orang-orang Yahudi yang mengaku kekasih Allah itu, manusia yang paling tamak atas kehidupan dunia, bahkan lebih tamak dari orang-orang musyrik, karena orang musyrik sejak semula tidak percaya kepada wujud Tuhan dan akhirat. Ini berbeda dengan orang-orang Yahudi yang mengakui wujud Tuhan dan keniscayaan akhirat. Betapa tamaknya mereka, sehingga masing-masing dari mereka ingin diberi umur seribu tahun, yakni hidup selama mungkin di dunia, padahal seandainya mereka diberi umur sepanjang apa pun, umur panjang itu tidak akan menjauhkan mereka dari azab. Dan masing-masing akan mendapat sanksi sesuai dosa-dosanya karena Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.

Ayat 97

Dalam satu riwayat disebutkan bahwa orang-orang Yahudi berkata, “Kami benci Jibril karena ia membawa bencana dengan menyampaikan wahyu bukan kepada golongan kami. Ia juga membongkar rahasia kami.” Menjawab pernyataan itu, katakanlah, wahai Nabi Muhammad, “Barang siapa menjadi musuh Jibril maka ketahuilah bahwa dia hanya akan mendapatkan keburukan, karena sesungguhnya dialah, Jibril, yang telah menurunkan Al-Qur'an ke dalam hatimu dengan izin Allah, bukan atas kehendaknya sendiri dan bukan pula atas kehendakmu. Dengan demikian, memusuhi Jibril sama dengan memusuhi Allah. Sungguh aneh kalau kamu memusuhinya padahal wahyu-wahyu yang disampaikannya membenarkan apa yang terdahulu, yakni kitab-kitab suci termasuk Taurat, dan wahyu-wahyu itu juga menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang beriman.” Memusuhi Jibril berarti memusuhi Allah, dan memusuhi Allah berarti memusuhi semua makhluk-Nya yang taat. Bila seseorang memusuhi Allah, maka Allah pun akan memusuhi nya dan menjauhkan rahmat darinya.

Baca juga: Tafsir, Kisah dan Asbabun Nuzul Surah Al-Baqarah Ayat 71-80, Tanda Nyata Kebesaran Allah

Ayat 98

Barang siapa menjadi musuh Allah dengan memusuhi salah satu makhluk-Nya yang taat, atau memusuhi salah satu dari malaikat-malaikat-Nya, atau salah seorang dari rasul-rasul-Nya, atau Jibril yang membawa wahyu dan Mikail yang pembawa rezeki, maka sesungguhnya dia telah kafir dan mengantar dirinya menuju kebinasaan. Sesungguhnya Allah musuh bagi orang-orang kafir. Dua ayat di atas menegaskan dua hal. Pertama, Allah tidak membedabedakan para rasul dan malaikat-Nya. Kepercayaan, ketaatan, dan kecintaan kepada mereka adalah satu paket. Siapa pun yang memusuhi mereka atau salah seorang dari mereka, maka ia akan menjadi musuh Allah. Kedua, sanksi kepada pelanggar tidak hanya diterapkan kepada orang Yahudi, tetapi kepada siapa saja yang kafir dan memusuhi-Nya.

Ayat 99

Konteks ayat ini adalah bagian dari bantahan Allah terhadap orangorang Yahudi. Namun demikian, siapa pun yang berperilaku seperti disebut dalam ayat ini, maka mereka disebut fasik. Dan demi Tuhan, tidaklah wajar bila orang-orang Yahudi itu atau siapa pun menolak kebenaran Al-Qur'an karena sungguh Kami, dengan menugaskan Jibril, telah menurunkan ayat-ayat yang jelas kandungannya serta bukti-bukti kebenarannya dan kebenaranmu sebagai rasul kepadamu, Muhammad. Dan tidaklah ada yang mengingkarinya, baik dari golongan manusia yang hidup pada masamu atau sesudahmu, selain orang-orang fasik. Bukti-bukti kebenaran Al-Qur'an sudah sangat jelas; tidak ada yang mengingkarinya selain mereka yang tertutup mata hatinya. Mereka itulah yang disebut sebagai orang-orang fasik.

Ayat 100

Ayat ini berisi kecaman dengan redaksi pertanyaan yang mengandung bukti-bukti yang dipaparkan oleh Allah . Dan mengapa setiap kali mereka mengikat janji dengan Allah, ter masuk janji untuk percaya jika nabi yang diutus-Nya datang, sekelompok mereka melanggarnya, menyepelekannya, dan mengingkarinya? Sedikit sekali dari mereka yang menepati janji, sedangkan sebagian besar mereka tidak beriman. Sikap-sikap buruk sudah berkumpul sedemikian rupa dalam diri sebagian besar Bani Israil. Mereka adalah pendengki, keras kepala, licik, dan selalu mengingkari janji. Namun demikian, masih ada sebagian kecil dari mereka yang beriman.

Baca juga: Tafsir, Kisah, dan Asbabun Nuzul Surah Al-Baqarah Ayat 51-60, Penekanan Tauhid di Masa Nabi Musa

Kisah yang Terkandung dalam Surah Al-Baqarah 

Ayat-ayat itu mengisahkan kerewelan kaum Yahudi yang diperintahkan Tuhan untuk menyembelih seekor sapi.

Mereka sangat cerewet dengan mengajukan banyak pertanyaan tentang ciri-ciri sapi yang harus mereka sembelih sehingga akhirnya mempersulit diri mereka sendiri.

Surah Al-Baqarah dimulai dengan huruf muqatha-ah, yaitu alif-lam-mim, untuk menarik perhatian pembacanya pada pesaan-pesan Ilahiah yang akan disampaikan dalam surah ini. Huruf-huruf muqatha’ah merupakan huruf-huruf yang cara membacanya terputus-putus.

Surah ini juga dinamai Fustatul Qur’an (Puncak Al-Qur’an) karena memuat beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surah yang lain. Dalam Tafsir Jalalain karya Imam Jalaluddin Al-Mahalliy dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi disebutkan, ada empat ayat awal surah Al Baqarah diturunkan mengenai orang-orang mukmin.

Sementara, dua ayat tentang orang-orang kafir, dan tiga belas ayat tentang orang-orang munafik. Mukmin, kafir, dan munafik, menurut Djohan Effendi, terkait dengan keberagamaan yang terdapat surat Al Baqarah.

Surat Al-Baqarah Ayat 31-40 menyimpan pesan mendalam yang relevan bagi kehidupan sehari-hari. 

Ayat-ayat ini secara khusus membahas sifat-sifat yang harus dihindari, seperti kemunafikan, serta memberikan panduan moral untuk menjadi individu yang lebih baik.

Baca juga: Tafsir, Kisah, dan Asbabun Nuzul Surah Al-Baqarah Ayat 51-60, Penekanan Tauhid di Masa Nabi Musa

Asbabun Nudzul Surah Al-Baqarah

Surat Al-Baqarah adalah surat ke-2 dalam Al-Qur’an, yang terdiri dari 286 ayat, 6.221 kata, dan 25.500 huruf dan tergolong surah Madaniyah. 

Surat ini merupakan surat dengan jumlah ayat terbanyak dalam Al-Qur’an.

Asbabun nuzul (sebab-sebab diturunkannya), Surat Al-Baqarah secara bertahap selama sembilan tahun. Nama Al Baqarah (sapi betina), diambil dari kisah yang dibicarakan dalam ayat 61-71 tentang penyembelihan seekor sapi.

(*)

Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved