Bermain Lodong Berukuran 8 Meter, Cara Warga Pasanggrahan Tasikmalaya Sambut Idulfitri Setiap Tahun

Kegiatan ini memang kerap dilakukan setiap tahunnya oleh warga setempat, terutama oleh para pemuda.

Penulis: Jaenal Abidin | Editor: Gelar Aldi Sugiara
Tribun Priangan/Jaenal Abidin
LODONG - Warga Kampung Pasanggrahan ketika menjajal meriam bambu (lodong) sebagai persiapan menyambut perayaan malam takbiran, Minggu (30/3/2025). 

Laporan wartawan TribunPriangan.com, Jaenal Abidin 

TRIBUNPRIANGAN.COM, KABUPATEN TASIKMALAYA - Aksi meriam bambu atau yang biasa disebut lodong turut memeriahan penyambutan hari raya Idulfitri 1446 Hijriah di Kampung Pasanggrahan, Desa Margalaksana, Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (30/3/2025).

Kegiatan ini memang kerap dilakukan setiap tahunnya oleh warga setempat, terutama oleh para pemuda.

Bahkan, tradisi ini telah menjadi bagian dari budaya turun-temurun dalam menyambut malam kemenangan.

Baca juga: Jelang Lebaran, Para Korban Kekerasan Seksual dan KDRT di Tasikmalaya Dapat Santunan

Sejumlah batang bambu, pohon aren, dan pohon pinang berjajar rapi di area persawahan.

Bahan-bahan ini dipilih karena memiliki ketahanan yang baik untuk menciptakan bunyi dentuman khas yang menggema saat lodong dinyalakan.

Tradisi ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan dan ajang silaturahmi bagi warga serta para perantau yang kembali ke kampung halaman.

“Ini namanya lodong atau meriam bambu, dibuat dari bahan kawung (aren), bambu, dan jambe (pinang). Kali ini kami menggunakan 10 batang bambu, 2 pohon aren, dan 3 pohon pinang,” ujar Sigit Maulana warga Kampung Pasanggrahan ketika ditemui wartawan TribunPriangan.com,

Ia juga menunjukkan salah satu meriam bambu terbesar yang telah disiapkan, yakni yang berbahan pohon aren.

“Ini kawung (aren), panjangnya sekitar 8 meter dengan diameter lubang sekitar 10 cm,” ungkap Sigit.

Menurut Sigit, untuk menghasilkan suara ledakan yang nyaring, warga menggunakan kalsium karbida atau karbit yang dicampur dengan minyak tanah dan air sebagai bahan bakarnya. 

Selain itu, untuk tahun 2025 ini, mereka telah menyiapkan sekitar 20 bungkus karbit untuk menjaga tradisi tetap berlangsung sepanjang malam takbiran.

“Tradisi ini selalu kami lakukan. Sudah menjadi kebiasaan turun-temurun bagi warga Kampung Pasanggrahan untuk menyalakan meriam bambu menjelang malam takbiran,” tegasnya.

Untuk perayaan malam takbir dengan lodong ini akan berlangsung sejak sore hingga pagi hari nanti. (*)

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved