Success Story
Kisah Keuletan Teni: Modal Rp25 Ribu Jualan Ikan Cupang, Kini Aset di Sumedang Miliaran Rupiah
Namun, siapa sangka ikan cupang membawa berkah. Dengan berjualan ikan cupang, ekonominya merangkak naik.
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Gelar Aldi Sugiara
Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana
TRIBUNPRIANGAN.COM, SUMEDANG - Teni Hartono (47) dan istrinya Eli Sundawati (47) tidak punya angan-angan muluk.
Sebagai sesama lulusan SMP, keduanya hanya tahu dengan ulet bekerja ditambah kepasrahan kepada Allah SWT, nasibnya akan berubah.
Sejak berpacaran, keduanya sudah saling dukung. Teni yang penjual ikan cupang di Alun-alun Tanjungsari, tetap mendapat support dari pacar yang kemudian jadi istrinya itu. Kala itu, pacar Teni merupakan buruh pabrik.
Baca juga: Link Download Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2025 Sebulan Penuh untuk Kabupaten Sumedang, Bisa Diprint
Namun, siapa sangka ikan cupang membawa berkah. Dengan berjualan ikan cupang, ekonominya merangkak naik.
Kini, Teni, dan istri sudah punya toko sendiri. Di toko itu, dijual ikan hias, ikan cupang, aquarium, perlengkapan memancing, hingga pakan burung, dan kucing.
Toko itu terletak di Jalan Raya Sumedang-Bandung, tepatnya di wilayah Desa Jatisari, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Toko ini buka setiap hari dari pagi hingga malam kecuali Jumat.
Toko dan segala aset yang dimiliki Toni dan istri sekarang ini nilainya mencapai miliaran rupiah. Padahal, dahulu pada tahun 1991, modal awal yang digunakan Teni hanya Rp25 ribu.
Baca juga: Kisah Sukses Berwirausaha, Mulai dari Nol hingga Gapai Impian Pergi ke Tanah Suci
TribunJabar.id mengunjungi toko itu pada Kamis (27/2/2025) malam. Tampak berbagai macam ikan hias dipajang dengan akuarium.
Di toko itu, orang hilir-mudik berbelanja. Ada yang unik saat Teni melayani pelanggannya. Setelah transaksi dilakukan, Teni selalu mengucapkan terima kasih dan doa kesehatan dan keselamatan untuk pembelinya.
"Hatur nuhun, mudah-mudahan manfaat, sehat oge anu ngagaleuhna (terima kasih, mudah-mudahan barang yang dibelu berguna, dan pembelinya juga sehat)," katanya setiap usai transaksi.
Toko ikan hias, peralatan pancing, dan pakan kucing ini di Tanjungsari terbilang yang paling lengkap.
Baca juga: Kisah Serumpun Keluarga dari Sumedang, Puluhan Tahun Jualan Bambu dengan Jalan Kaki Puluhan Kilo
Tak heran jika warga di Tanjungsari dan sekitarnya menuju ke tempat ini untuk berbelanja.
Di toko itu, Teni sudah berjualan selama 10 tahun. Sebelumnya, dia berpindah-pindah tempat sewaan.
Total, dia sudah berjualan ikan hias dan pernak-perniknya selama lebih dari 30 tahun.
Dari Kolor ke Ikan Cupang
Teni bujangan adalah penjual kolor keliling. Selepas SMP, dia sudah berjualan karena kebisaan itu turun dengan sendirinya dari ayahnya yang juga pedagang.
Dia berjualan celana kolor keliling kampung, dengan terlebih dahulu berbelanja kolor di pasar baru.
Sampai pada satu waktu ketika berbelanja, dia melihat orang berkerumun di sekitar pasar baru.
Baca juga: Viral Kisah Daffa Batal Nikah karena Gagal CPNS, Kini Malah jadi CEO Startup
Dikira menonton reak, ternyata orang-orang sedang mengadu ikan cupang. Dia masuk ke kerumunan itu dan obrolan pun terjadi dengan orang-orang pemain cupang itu.
"Saya tanya di mana ikan cupang belinya, orang bilang di Tegallega. Saya ke sana, uang Rp25 ribu buat ongkos pulang, saya belikan cupang," kata Teten, sapaan akrab Teni.
"Sampai di Tanjungsari, ikan itu saya jual, saya jajakan di Alun-alun Tanjungsari, dijual Rp10 ribu per ekor. Habis semua. Saya dapat untung Rp225 ribu (plus modal Rp25 ribu), saya belanjakan lagi, terus menerus begitu sampai uang banyak," jelas Teten menambahkan.
Tenang berjualan dengan keuntungan melimpah, Teni mulai merasakan omzetnya dari jualan ikan cupang menurun setelah lima tahun.
Penurunan itu karena banyak saingan. Orang lain banyak uang mulai berjualan cupang.
"Lalu saya mulai merambah ke ikan hias, Alhamdulillah laku dan tidak ada saingan. Jadi dulu modalnya setengah ikan hias, setengah buat beli cupang. Itu sekitar tahun 1995, masih bujangan, pacaran," katanya.
Aktivitas itu terus dilakukannya, usahanya terus berkembang hingga sekarang ini ometnya paling sepi Rp3 juta per hari.
Bangunan toko kini punya sendiri, sebab selama mengontrak empat kali pindah, pemilik bangunan terus menaikkan harga sewanya.
Harga sewa mulai dari Rp2juta terus naik, puncaknya ketika harga sewa Rp20 juta per tahun, dia memutuskan bikin bangunan toko sendiri.
Dukungan Sang Istri
Eli Sundawati (47) adalah istri yang setia mendukung Teni, bagaimanapun kondisi Teni. Ketika pacaran dengan pria itu, Eli adalah karyawan pabrik.
Menurut Eli, pertama kali dia bertemu Teni ketika dia sering mengunjungi lapak jualan bubur ayahnya di Alun-alun Tanjungsari. Teni sering mangkal jualan cupang di pinggir lapak ayahnya.
"Ketemu dengan Kang Aten waktu kerja di Pabrik Kewalram, ayah saya jualan di alun-alun. Enggak tahu mengapa jadi saling kenal, mungkin jodoh," kata Eli.
Dia sama dengan Teni, hanya lulusan SMP. Menurutnya, lulusan SMP sepertinya tidak ada keinginan apapun seperti yang dilakukan orang bertitel sarjana.
"Pasrah tapi sambil berusaha, ingin mengubah nasib, jangan sampai anak-anak sama nasibnya," katanya.
Eli mengaku sering direndahkan orang, begitu juga dengan suaminya.
Namun, dia tidak pernah membalas rasa pedih itu. Dia hanya pasrah dan berdoa semoga nasib baik berpihak kepadanya.
Kini, Teni dan Eli dikaruniai tiga orang anak. Mereka adalah Indra Khaerul Nur'farid (19), Syailla Nurul'azzahra (16), dan Arkha Maulana Yusuf (6). (*)
Kota Tasikmalaya dan 2 Daerah Lainnya Tak Layak Anak, Penyebab Jabar Tak Masuk Provinsi Layak Anak |
![]() |
---|
Dalam 2 Bulan 19 Orang di Sumedang Jadi Tersangka Narkoba, Dari Jatinangor Sampai Ujungjaya |
![]() |
---|
Setelah Megawati Dikukuhkan, PDI Perjuangan Bersiap Menetapkan Ketua DPD dan DPC |
![]() |
---|
Kabur ke Lombok, Penjahat yang Rudapaksa Anak Kandung di Sumedang Tertangkap |
![]() |
---|
Kalender Agustus 2025: Catat Jadwal Tambahan Libur Cuti Bersama Lengkap Penanggalan Jawa dan Hijriah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.