Jalan Tol Cisumdawu Diduduki Warga Tiga Desa di Sumedang, Mereka Tuntut Ganti Rugi

Demo di Tol Cisumdawu Tulisannya soal tuntutan ganti rugi dan pertanyaan-pertanyaan apakah para pebisnis dan pejabat merasakan kesengsaraan yang sama?

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Dedy Herdiana
Istimewa/Dok.Warga - Diki
TOL CISUMDAWU DIDUDUKI - Warga dari tiga desa di Kabupaten Sumedang berunjuk rasa di badan Tol Cisumdawu, Rabu (26/2/2025). Unjuk rasa ini hampir menutup total jalan tol. 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana

TRIBUNPRIANGAN.COM, SUMEDANG - Warga dari tiga desa di Kabupaten Sumedang berunjuk rasa di badan Tol Cisumdawu, Rabu (26/2/2025). Unjuk rasa ini hampir menutup total jalan tol. 

Ratusan orang pengunjuk rasa ini membentangkan spanduk-spanduk besar berlatar warna hitam.

Tulisannya berbunyi tuntutan atas ganti rugi dan pertanyaan-pertanyaan apakah para pebisnis dan pejabat merasakan kesengsaraan yang sama?

Dalam spanduk itu ada gambar bos jalan tol, Jusuf Hamka serta foto Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir.

Di sampingnya adalah tulisan-tulisan yang menyatakan bahwa mereka tidak akan mundur sampai hak dipenuhi. 

Warga nekat menerobos jalur tol hingga hampir menutup total jalan tol Cisumdawu.

Baca juga: Warga Tiga Desa di Sumedang Unjuk Rasa di Tol Cisumdawu, Tuntut Ganti Rugi

Mereka adalah warga dari tiga desa yang terdampak dari pembangunan jalan tol. 

Yakni mereka adalah warga Desa Sirnamulya, Desa Mulyasari, dan Desa Girimukti.

Aksi ini berlangsung di ruas jal Tol Cisumdawu kilometer 178, di lajur Sumedang-Bandung.

Tepatnya di Dusun Binong, Desa Sirnamulya, Kecamatan Sumedang Utara.

Warga berunjuk rasa dengan berorasi tanpa henti dan membentangkan spanduk.

Memang warga sebelumnya tidak berada di area utama jalan tol, namun mereka merangsek masuk.

Sempat dihalangi petugas, namun mereka berhasil lolos, sehingga membentangkan spanduk di jalan tol. 

Aksi menerobos jalan tol tersebut tidak berlangsung lama, petugas pengamanan langsung memukul mundur warga. 

Dede Rohana, warga Desa Mulyasari yang terdampak pembangunan jalan tol mengatakan di desanya ada sebanyak 19 rumah hingga area persawahan yang terdampak dan hingga kini belum jelas ganti ruginya.  

Sehingga, warga meminta kepada pemerintah hingga pihak terkait lainnya agar bidang tersebut bisa dibebaskan. 

"Ada 19 rumah sama sawah yang terdampak. Bebaskan sama pemerintah soalnya rumahnya juga pada rusak, pengennya secepatnya dibebasin," ujar Dede.

"Area persawahan juga rusak kena longsor jadi tidak bisa ditanam apa-apa lagi udah banyak batu. Kalau normal dalam setahun bisa tiga kali panen," katanya. 

Pernah ada musayawarah pembebasan lahan, namun hingga kini buntu. 

"Pertemuan pernah ada antara pihak terkait dengan warga di tiga desa. Waktu itu di Desa Licin. Katanya dua Minggu setelah lebaran tahun kemarin ada penlok katanya dari beberapa bidang, cuman sampai dengan sekarang tidak ada lagi kabar," katanya. 

Warga tiga desa ini berdemo karena muak. Menurut Dede, warga muak karena ketiadaan kejelasan soal pembebasan lahan ini maupun ganti rugi.

"Iya sudah muak soalnya demo bukan sekali dua kali, setiap demo ada BPN dama CKJT juga sama dari pemerintah cuman ya sampai dengan sekarang nggak jelas," katanya. (*)

Baca juga: MAKI Dukung Kejari Sumedang Tangani Kasus Korupsi di Tol Cisumdawu

 

 

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved