Gencatan Senjata Israel Hamas
Hamas Bebaskan 3 Sandera Dalam Kondisi Sehat, Sementara Israel Lepas 369 Tahanan 4 Orang Masuk RS
Hamas membebaskan 3 sandera warga Israel di alun-alun Khan Younis dalam kondisi sehat dan segar bugar, sementara Israel membebaskan 369 warga Palestin
Mereka mengalami penyiksaan selama di penjara Israel.
Salah satunya adalah Iyad Haribat, salah satu tawanan berbahaya asal Hebron yang dibebaskan israel.
Iyad merupakan pejuang Brigade al Aqsha di intifadha kedua. Dia ditangkap saat berusia 19 tahun dan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup+20 tahun.
Selama di penjara, Iyad menjadi sasaran berbagai penyiksaan kejam. Zionis telah berupaya membunuhnya dengan "suntikan" ketika ia ditawan. Namun hanya berakhir dengan ia kehilangan ingatan dan kegagalan fungsi otak.
Saat dibebaskan, ia tidak mampu bergerak normal, tidak mampu berdiri, sehingga membutuhkan kursi bantuan setiap saat.
Sejak dimulainya gencatan senjata bulan lalu, 24 tawanan dari Gaza dan 985 tahanan Palestina telah dibebaskan, menurut Komite Palang Merah Internasional (ICRC), yang telah membantu memfasilitasi pertukaran tersebut.
Sebelumnya, pada Kamis (13/2/2025), Israel menegaskan bahwa Hamas dan sekutunya harus membebaskan tiga sandera yang masih hidup paling lambat akhir pekan ini. Jika tuntutan itu tidak dipenuhi, Israel mengancam akan kembali melancarkan serangan ke Gaza.
Namun, Hamas menyatakan akan menunda pembebasan sandera karena menuding Israel telah melanggar kesepakatan gencatan senjata.
Gencatan senjata yang mulai berlaku sejak 19 Januari 2025 telah menghentikan sebagian besar pertempuran yang terjadi selama 15 bulan terakhir di Gaza.
Akan tetapi, ketegangan kembali meningkat setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengusulkan pengambilalihan wilayah Gaza oleh AS.
Media Israel melaporkan pada Kamis bahwa Hamas akan menyebutkan tiga nama sandera yang akan dibebaskan pada Sabtu (15/2/2025). Hamas sebelumnya sempat menunda rencana tersebut, tetapi kini kembali berkomitmen untuk menjalankan pertukaran sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
"Kami sangat ingin menerapkannya (gencatan senjata) dan mewajibkan Israel untuk sepenuhnya mematuhinya," ujar juru bicara Hamas, Abdel Latif Al Qanou.
Sementara itu, juru bicara Pemerintah Israel, David Mencer, memperingatkan bahwa jika Hamas tidak membebaskan para sandera sebelum Sabtu siang, maka gencatan senjata akan berakhir.
Hamas menuding Israel menahan pengiriman alat berat yang dibutuhkan untuk menyingkirkan puing-puing akibat serangan di Gaza.
Laporan menyebutkan bahwa sejumlah buldoser masih tertahan di perbatasan Rafah, Mesir, menunggu izin masuk ke wilayah Gaza. (*)
Baca Berita-berita TribunPriangan.com Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.