Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 14 Februari 2025: Keutamaan Nisfu Syaban

Berikut Ini Dia Naskah Khutbah Jumat 14 Februari 2025 Tentang Keutamaan Nisfu Syaban

TribunPriangan.com/Dedy Herdiana
NASKAH KHUTBAH JUMAT - Sejumlah jamaah usai melaksanakan Salat Jumat di Masjid Syahidan, Balekota Tasikmalaya, Jumat (31/1/2025). Berikut Naskah Khutbah Jumat 14 Februari 2025: Keutamaan Nisfu Syaban 

Syekh Ibnu Hajar al-Haitami dalam al-Fatawa al-Kubra mengatakan:

وَالْحَاصِلُ أَنَّ لِهَذِهِ اللَّيْلَةِ فَضْلًا وَأَنَّهُ يَقَعُ فِيْهَا مَغْفِرَةٌ مَخْصُوْصَةٌ وَاسْتِجَابَةٌ مَخْصُوْصَةٌ وَمِنْ ثَمَّ قَالَ الشَّافِعِيُّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ إِنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِيْهَا

“Kesimpulannya bahwa malam nisfu Sya’ban memiliki keutamaan, dan terjadi pengampunan dosa secara khusus serta pengabulan doa secara khusus. Dari sini-lah Imam Syafi’i mengatakan bahwa doa dikabulkan di malam nisfu Sya’ban.”

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 14 Februari 2025: Amalan yang Dilakukan Nabi di Bulan Syaban

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Marilah kita manfaatkan pertengahan Sya’ban ini dengan sebaik-baiknya. Marilah kita berpuasa di hari nisfu Sya’ban (hari kelima belas Sya’ban) dan memperbanyak shalat di malam harinya (malam 15 Sya’ban), karena telah diriwayatkan dalam hadits yang shahih:

يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ (رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ والطَّبَرَانِيُّ وَالْبَيْهَقِيُّ)

Maknanya: “Allah merahmati para hamba-Nya di malam nisfu Sya’ban, maka Ia mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang yang musyrik dan seorang muslim yang ada permusuhan, kedengkian dan kebencian terhadap Muslim lain karena urusan duniawi” (HR Ibnu Hibban, ath-Thabarani dan al-Baihaqi).

Makna hadits ini bahwa Allah mengkhususkan malam nisfu Sya’ban dengan sebuah keistimewaan, yaitu Allah merahmati para hamba-Nya yang beriman dengan rahmat yang khusus. Allah mengampuni untuk sebagian kaum Muslimin sebagian dosa mereka dan mengampuni untuk sebagian kaum Muslimin semua dosa mereka. Sedangkan orang kafir dan musyrik, maka Allah tidak akan mengampuninya. Demikian pula musyahin, yakni seorang Muslim yang ada permusuhan, kedengkian dan kebencian terhadap Muslim lain karena urusan dunia. Oleh karenanya, hendaklah masing-masing kita memperbaiki hubungan dengan saudara sesama Muslim. Dan hendaklah masing-masing dari kita memaafkan, berlapang dada dan mengeluarkan serta membuang iri dan kebencian dari hati kita sebelum malam nisfu Sya’ban tiba. Dengan itu, semoga Allah merahmati kita dan mengampuni dosa-dosa kita.

Baca juga: Naskah Teks Khutbah Jumat 14 Februari 2025/15 Syaban 1446: Yang Dilakukan Nabi di Bulan Syaban

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Marilah kita teladani para ulama salaf yang mengagungkan malam nisfu Sya’ban dan giat beribadah di malam itu.   

Ibnu Rajab al-Hanbali menuturkan dalam kitab Latha’if al-Ma’arif:

“Para tabi’in dari kalangan penduduk Syam, seperti Khalid bin Ma’dan, Mak-hul, Luqman bin ‘Amir dan lainnya selalu mengagungkan malam nisfu Sya’ban dan giat beribadah di malam itu. Dari mereka-lah, umat Islam menyimpulkan keutamaannya dan mengagungkannya. Hal yang sama juga dilakukan oleh para ahli ibadah di kota Bashrah dan lainnya.”

Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 7 Februari 2025: Mengobati Hati dari Penyakit Riya

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Terakhir kami ingin menyinggung sedikit satu permasalahan terkait akidah yang wajib kita yakini. Para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah sepakat menyatakan bahwa takdir dan kehendak Allah tidak berubah karena doanya orang yang berdoa atau sedekah yang dilakukan oleh seseorang, baik pada nisfu Sya’ban atau di waktu-waktu yang lain. Kita diperintah untuk berdoa, tiada lain adalah untuk menampakkan penghambaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala. Seseorang yang doanya sesuai dengan apa yang Allah takdirkan terjadi, maka apa yang diminta hamba akan terwujud. Dan jika doa seorang hamba tidak sesuai dengan apa yang Allah takdirkan untuknya, maka apa yang diminta hamba pasti tidak terwujud. Akan tetapi hamba itu telah memperoleh pahala dari ibadah yang telah dikerjakannya, yaitu berdoa. Inilah makna firman Allah subhanahu wata’ala:

أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ (البقرة: ١٨٦)

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved