Program MBG
Akademisi Unigal Ciamis Sarankan Pemerintah Kaji Ulang Program MBG di Sekolah, Ini Penjelasannya
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyisakan sejumlah tantangan seperti disampaikan Dekan FE Unigal Ciamis Dr Nurdiana Mulyatini
Penulis: Ai Sani Nuraini | Editor: Machmud Mubarok
Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Ai Sani Nuraini
TRIBUNPRIANGAN.COM, CIAMIS – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah di sekolah-sekolah menjadi topik hangat di masyarakat.
Meski memberikan dampak positif, program ini juga menyisakan sejumlah tantangan, seperti yang disampaikan oleh Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Galuh (Unigal) Ciamis, Dr Nurdiana Mulyatini SE MM dalam wawancara hari ini.
Nurdiana menilai program ini memiliki sisi positif yang signifikan, terutama dalam pemenuhan kebutuhan gizi anak-anak sekolah.
“Program makan bergizi gratis ini sangat membantu siswa, agar mereka tidak jajan sembarangan. Dengan makanan bergizi yang disediakan, anak-anak dapat belajar lebih fokus dan kesehatan mereka pun terjaga,” ungkapnya saat ditemui di ruangannya, Sabtu (18/1/2025).
Selain itu, ia juga menyoroti dampak program ini terhadap upaya pemerintah dalam mengatasi stunting.
“Pemenuhan gizi yang cukup dapat membantu menurunkan angka stunting di Indonesia, yang selama ini menjadi masalah serius,” tambahnya.
Namun, Nurdiana juga menegaskan bahwa implementasi program ini belum merata di semua sekolah, sehingga manfaatnya belum dirasakan oleh seluruh siswa.
Dari sisi ekonomi, Nurdiana melihat adanya peluang sekaligus tantangan dari program pemberian Makan Bergizi Gratis ini.
“Program ini membuka peluang bagi UMKM, seperti katering lokal, untuk berkembang karena ada pesanan makanan secara besar-besaran, atau setidaknya pasti ada lapangan pekerjaan baru untuk petugas yang memasak atau mendistribusikan makanan itu," imbuhnya.
Baca juga: Pelaku UMKM di Ciamis Akui Diminta Rp11 Juta untuk Administrasi Ikuti Program MBG, Ini Rinciannya
Baca juga: Program MBG Tak Sediakan Sendok dan Garpu, Pelajar Tampak Lebih Nikmat Makan Pakai Tangan
Namun, di sisi lain, lonjakan permintaan terhadap bahan pokok seperti beras, telur, dan daging berpotensi memicu inflasi.
Jika tidak dikelola dengan baik, harga barang bisa naik, dan ini akan membebani masyarakat secara keseluruhan.
Ia juga menyoroti beban anggaran yang besar dalam pelaksanaan program ini.
Menurutnya, anggaran yang besar perlu dikelola secara efisien. Jika tidak, program ini justru akan menyedot dana yang sebenarnya bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain, seperti perbaikan infrastruktur sekolah atau seragam gratis misalnya.
Lebih lanjut, Nurdiana menyarankan agar pemerintah melakukan kajian ulang terhadap konsep program makan bergizi gratis ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.