Derita Zaki di Pangandaran: Derita Hirschsprung Disease, Orang Tua Kesulitan Biayai Pengobatan

Zaki berusia 10 tahun di Kabupaten Pangandaran Jawa Barat diduga menderita penyakit hirschsprung disease.

Penulis: Padna | Editor: Gelar Aldi Sugiara
Kompas Health
Ilustrasi penyakit hirschsprung disease 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Pangandaran, Padna

TRIBUNPRIANGAN.COM, PANGANDARAN - Zaki berusia 10 tahun di Kabupaten Pangandaran Jawa Barat diduga menderita penyakit hirschsprung disease.

Tinggal di rumah kecilya yang beralamatkan Dusun Balater, RT 07/03, Desa Sindangwangi, Kecamatan Padaherang, kondisi perut Zakir membesar dan harus menjalani operasi.

Namun karena terkendala ekonomi, saat ini Zaki dan orang tuanya hanya bisa pasrah serta mengelus dada.

Baca juga: Bupati Pangandaran Terpilih Citra Buka Ruang Komunikasi dengan Ujang usai Gugatan ke MK Dicabut

Ibu Zaki, Reni, kesulitan dalam biaya pengobatan anakna karena kondisi suaminya yang tidak bekerja beberapa bulan ini. 

Sementara Reni seorang ibu yang memiliki tiga anak. Zaki yang duduk di kelas 4 SD merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. 

Sedangkan anak pertama duduk di bangku SMK dan anak bungsu masih berusia tiga tahun.

Dengan kondisi tersebut, Reni kebingungan untuk mengobati Zaki. Terlebih, sepekan ini Reni harus mondar-mandir kontrol anaknya Zaki ke RS Margono di Cilacap Jawa Tengah.

"Satu kali kontrol biayanya sekitar Rp800 ribu, belum sewa ongkos mobil. Sedangkan dalam seminggu harus dua kali kontrol. Mau duit dari mana? Suami dua bulan ini nganggur enggak kerja," ujar Reni di rumahnya, Rabu (8/1/2025) siang.

Selain biaya operasional, Reni juga harus membeli kantung kolostomi untuk menampung kotoran akibat usus besar Zaki yang rusak.

"Kalau dulu saya beli di apotik harga satunya sekitar Rp75 ribu. Dan itu, setiap harinya harus ganti. Tapi, sekarang beli online lebih murah," katanya 

Sementara untuk biaya sehari-hari, Reni mengatakan, sang suami suka mencari belut dan ikan di sawah maupun di sungai. 

Dari hasil menangkap belut dan ikan, suami Reni menjualnya ke tetangga.

"Kalau dapatnya sedikit, ya dijualnya sudah matang. Lumayan buat kebutuhan sehari-hari keluarga," ucap Reni. (*)

Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved