Breaking News

Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 27 Desember 2024: Upaya Menjaga Diri Dari Syirik, Miras dan Judi

Naskah Khutbah Jumat 27 Desember 2024/ 25Jumadilakhir 1446: Upaya Menjaga Diri Dari Syirik, Miras dan Judi

TribunNews.com
Ilustrasi Sholat Subuh (ummi-online.com via TribunNews.com) 

Mereka akan menyembelih seekor unta, dan membaginya menjadi banyak bagian, sesuai dengan jumlah saham yang ditetapkan untuk setiap anak panah. Semua anak panah tersebut dimasukkan ke dalam kantong yang dipegang oleh seseorang yang adil dan dipercaya. 

Orang tersebut akan memasukkan tangannya ke dalam kantong, mengocok anak panah, kemudian menyebutkan nama pemain dan mengeluarkan anak panah untuknya dari kantong. 

Jika anak panah tersebut memiliki bagian, pemiliknya akan mengambil bagiannya. Jika tidak memiliki bagian, ia tidak akan mendapatkan apa-apa dan harus membayar harga unta tersebut bersama dengan mereka yang tidak mendapatkan bagian.

Uniknya, mereka yang mendapatkan bagian atau menang taruhan tidak akan memanfaatkan atau memakan apa yang didapatkan, melainkan memberikannya kepada orang miskin. Mereka melihat ini sebagai cara untuk membanggakan diri, menunjukkan kedermawanan. 

Baca juga: Teks Khutbah Jumat 20 Desember 2024: 3 Kekeliruan Muslim mengenai Perbuatannya yang Dianggap Sepele

Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah. 

Meski demikian, ada juga masyarakat jahiliyah yang berjudi murni hanya untuk menumpuk harta. Jika menang dia akan menjadi kaya, dan jika kalah akan hilang seluruh yang dia punya. 

Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Thabari di dalam tafsirnya menukil pernyataan dari Qatadah bahwa merupakan hal yang lumrah ketika seorang penjudi bisa sampai hati mempertaruhkan seluruh harta dan bahkan istrinya.

Adakalanya mereka duduk sambil termenung, memikirkan harta dan istrinya yang dipertaruhkan telah diambil orang lain. 

Demikianlah asal mula judi di masa jahiliyah hingga datang Islam dan mengharamkannya. Islam menyebut judi sebagai perbuatan keji dari setan, melarang ikut serta di dalamnya, menikmatinya, atau hadir di majelis judi, bahkan hanya sekadar menonton. 

Hadirin yang dirahmati Allah.

Adapun hari ini, perjudian telah berubah bentuk dalam berbagai wajah dan cara meskipun pada intinya sama. Jika dahulu menggunakan anak panah, sekarang cukup dengan menggunakan handphone saja. Orang bisa berjudi kapanpun dan di manapun, na’udzubillah min dzalik. 

Padahal, judi akan merusak tatanan masyarakat dan menghancurkan peradaban. Ia akan mengalihkan perhatian para pemainnya dari keluarga dan rumah mereka, serta dari shalat dan berbagai bentuk ibadah lainnya. Judi juga membuat mereka tidak fokus pada pekerjaan yang sebenarnya menjadi penopang hidup dan mata pencaharian. 

Menimbulkan permusuhan dan perselisihan, menanamkan kebencian dalam hati, merusak akhlak dengan banyaknya sumpah dan perkataan kotor, saling mencela, menyimpan dendam, merencanakan tipu daya, serta melemahkan kesehatan karena ketegangan saraf, banyak berpikir keras, kecemasan yang parah, dan ketakutan akan bahaya.

Bahkan tak sedikit mereka yang terlilit hutang karena judi akhirnya harus menghabisi nyawa sendiri karena akal yang sudah tidak waras. 

Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah.

Larangan yang selanjutnya adalah anshab. Yaitu batu atau patung yang dahulu kaum musyrikin melakukan penyembelihan di sisinya sebagai bentuk pengagungan, dan semua ditegakkan untuk diibadahi demi mendekatkan diri kepadanya. 

Sedangkan azlam, adalah anak panah yang dahulu orang-orang kafir mengundi nasib mereka dengannya, sebelum bergerak untuk melakukan sesuatu atau mengurungkan niat darinya; sesungguhnya semua itu merupakan perbuatan dosa dan tipu daya yang dibuat indah oleh setan. 

Kedua hal tersebut, yaitu anshab dan azlam merupakan bentuk perbuatan menyekutukan Allah ﷻ atau kita kenal dengan perbuatan syirik. Perbuatan maksiat yang paling berat dosanya di sisi Allah ﷻ dan pelakunya diancam dengan neraka. Allah ﷻ berfirman

إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

“Sesungguhnya orang yang berbuat syirik terhadap Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya adalah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al-Maidah: 72)

Hadirin yang dirahmati Allah.

Demikianlah salah satu contoh perbuatan yang dilarang oleh Allah ﷻ untuk manusia lakukan. Pelarangan tersebut sangatlah erat kaitannya dengan kebaikan manusia itu sendiri. Sebab sesungguhnya Allah ﷻ sama sekali tidak menginginkan apa pun pada manusia kecuali hanya kebaikan. 

Akan tetapi, terkadang manusia itu sendirilah yang berbuat zalim kepada dirinya sendiri.

Maka semoga kita semua senantiasa mendapatkan perlindungan dari Allah ﷻ dan dimasukkan ke dalam golongan yang mampu untuk menjauhi perbuatan syaitan seperti yang disebutkan di dalam Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 90, yaitu khamr, judi, anshab, dan azlam.

بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah.

Mudharat atau bahaya dari minuman keras (khamr), perjudian (maysir), dan perbuatan syirik tentu sangat jelas bagi siapapun, terutama bagi orang beriman. Minuman keras merusak tubuh dan menyebabkan penyakit serius, merusak moral, dan mendorong seseorang kepada perbuatan tercela.

Orang yang mengonsumsi minuman keras seringkali membayangkan dirinya berbeda dari kenyataan, menganggap dirinya sebagai orang yang berani dan gagah, berwibawa dan dermawan, padahal sebenarnya tidak demikian.

Mereka melakukan dosa-dosa besar, terlibat dalam kejahatan, dan mengucapkan perkataan-perkataan kotor. Bahkan, bisa saja menista Allah, Rasul-Nya, dan agama Islam, atau mengutuk orang tua dan kerabatnya. Mereka mencemarkan diri tanpa rasa malu, tertawa tanpa alasan, dan menangis tanpa sebab, menjadi bahan olok-olok bagi orang yang bijak maupun yang bodoh, sementara orang-orang yang cerdas menjauhinya.

Adapun perjudian hanya membawa malu dan kehancuran. Banyak orang kaya yang telah kehilangan kekayaannya karena judi dan terjerumus dalam kemiskinan. Sebaliknya, banyak orang miskin yang sekejap menjadi kaya melalui perjudian hanya untuk kehilangan segalanya dalam kekalahan. 

Oleh karena itu, para penjudi hidup dalam siklus kemenangan dan kekalahan hingga hati mereka terbakar oleh kesedihan dan penderitaan, bahkan hingga melakukan pembunuhan dan bunuh diri di antara mereka sendiri, kehilangan keduniaan dan agamanya.

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an

إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَن يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاء فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَن ذِكْرِ اللّهِ وَعَنِ الصَّلاَةِ فَهَلْ أَنتُم مُّنتَهُونَ

“Sesungguhnya syaitan hanya ingin menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu dengan minuman keras dan perjudian, serta menghalangi kamu dari mengingat Allah dan mendirikan shalat. Maka akankah kamu berhenti?” (QS. Al-Maidah: 91)

Hadirin yang berbahagia marilah kita akhiri khutbah pada siang kali ini dengan berdoa kepada Allah ﷻ.

الحَمْدُ للهِ وَكَفَى وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا

أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ 

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيّدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

فَيَا عِبَادَ الله اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَاللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقٌوْنَ أَمَّا بَعْدُ

Khutbah II 

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚيَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى ألِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ 

وَعَلَى ألِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى ألِ إِبْرَاهِيْمَ ِفي اْلعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَّللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ وْالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِى دِينِنَا وَدُنْيَانَا وَأَهْلِنَا وَمَالِنَا 

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا

رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ اْلعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى اْلمُرْسَلِيْنَ وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

(*)

Baca artikel TribunPriangan.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved