Naskah Khutbah Jumat

Teks Khutbah Jumat 6 Desember 2024: Menormalisasikan Dekadensi, Sumber Kehancuran Akhlak Sosial

Naskah Khutbah Jumat 6 Desember 2024/4 Jumadilakhir 1446 : Menormalisasikan Dekadensi, Sumber Kehancuran Akhlak di Tengah Kehidupan Sosial

Penulis: Lulu Aulia Lisaholith | Editor: ferri amiril
Kompas.com
Ilustrasi kekerasan (KOMPAS.COM/LAKSONO HARI W) 

Segala yang diketahui bersumber dari hal yang dipelajari dan dialami. Literatur yang dibaca dan dipelajari, bersama dengan pengalaman dan keteladanan, menjadi sumber perilaku seseorang. Pada kajian tentang Al-Muhlikat wal Munjiyaat, Imam Al-Ghazali membahas dalam kitab Ihya' Ulumiddin. 

Beliau menjelaskan bahwa terkait Al-Muhlikat (hal-hal yang menghancurkan/akhlak madzmumah), hendaknya dijauhi (takhalli). Dan hendaknya menghiasi diri (tahalli) terkait al-Munjiat (hal-hal yang membuat selamat/akhlak mahmudah). 

Setelah berakhlak dengan takhalli dan tahalli, seorang hamba akan merasakan keagungan Allah secara nyata (tajalli). 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah. 

Agama Islam adalah agama yang menekankan akhlak. Budi pekerti yang agung, dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad saw. Dalam pergaulan Nabi dengan sesama manusia. bahkan Rasulullah pun tetap berakhlak mulia terhadap mereka yang memusuhinya.   

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 6 Desember 2024: Hindari Banyak Bicara Merupakan Sebab dari Akhlak Mulia

Rasulullah mentarbiyah sahabat dan umat dengan sebaik-baik didikan. Rasulullah adalah penyempurna akhlak yang nyata. Berbuat baik terhadap kawan maupun lawan. Sudah semestinya, umat Islam berusaha sekuat tenaga meniru akhlak Rasulullah. 

Allah berfirman dalam QS Al-Ahzab ayat 2: 

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا 

Artinya, "Sesungguhnya terdapat dalam diri Rasul teladan yang baik bagi yang  mengharapkan (ridha)  Allah dan ganjaran di hari akhirat dan banyak menyebut Allah."  

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.  

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 6 Desember 2024: Ciri Seorang Muslim yang Baik di Era Modern

Allah memuji Nabi Muhammad dalam Firman-Nya.

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

Artinya, "Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas akhlak yang agung." (QS Al-Qalam [68]: 4).

Nabi Muhammad sebagai pemimpin berwibawa, tidak tinggal di istana yang megah. Tidur pun hanya beralas tikar yang ketika bangun meninggalkan bekas di punggung beliau yang mulia. Kewibawaan yang alami/genuine beliau dapatkan dari kekuatan iman dan indahnya akhlak yang menjadi daya tarik utama. Para sahabat rela berkorban untuk Rasulullah. Orang kafir pun segan terhadap beliau. 

Dalam kapasitasnya yang amat berwibawa pun, Rasulullah tetap dekat dengan para pengikutnya (sahabat). Yang sakit dijenguk. Yang sedih dihibur. Yang tidak kelihatan, ditanyakan keberadaannya. Ketika semua sibuk, Rasulullah selalu ikut serta membersamai. Tidak sekadar mengawasi tanpa aksi. Menggali parit, mencari kayu bakar untuk makan besar, membagi hidangan dengan tangan sendiri, serta sederet perhatian tulus lainnya. Menjadi daya tarik dari sosok istimewa ini.  

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved