Naskah Khutbah Jumat

Naskah Singkat Khutbah Jumat 29 November 2024: 4 Hal Untuk Hidup Anti Rugi

Berikut ini contoh Naskah Singkat Khutbah Jumat 29 November 2024: 4 Hal Untuk Hidup Anti Rugi

|
Tribunjabar.id/Gani Kurniawan
contoh materi Khutbah Jumat untuk Khatib Sholat Jumat Berjamaah. 

Nasihat juga semestinya disampaikan sekira tidak membuka aib seseorang di hadapan orang lain. Bahkan jika nasihat itu cukup dengan isyarat, maka kita lakukan. Jadi seorang muslim yang melakukan dosa dan aib, maka sepatutnya kita tutupi aibnya. Sebagaimana hal itu ditegaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

( مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ (رواه ابن ماجه

Artinya: “Barang siapa menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat” (HR. Ibnu Majah)

Dalam hadis yang lain, Baginda Nabi bersabda:

( مَنْ رَأَى عَوْرَةً فَسَتَرَهَا كَانَ كَمَنْ أَحْيَا مَوْؤُوْدَةً (رواه أبو دود

Artinya: “Barang siapa yang mengetahui aib (pada saudaranya) lalu ia tutupi, maka ia bagaikan menghidupkan anak perempuan yang dikubur hidup-hidup” (HR. Abu Dawud)

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 29 November 2024: Kesempatan Merenungi Bertambahnya Usia

Kaum Muslimin yang berbahagia

Karena itu, apabila kita melihat aib dari seorang muslim atau ia melakukan suatu kesalahan, maka selayaknya kita tutupi dan rahasiakan serta tidak kita buka kedoknya. Melainkan kita nasihati ia secara sembunyi sembunyi, tidak di hadapan orang lain. Hal ini jika yang ia lakukan adalah aib atau dosa yang tidak membahayakan orang lain. Sebaliknya, jika dosa itu membahayakan masyarakat, baik membahayakan eksistensi agama mereka atau kehidupan dunia mereka, maka kita diperintahkan untuk memperingatkan masyarakat secara terang-terangan dari orang tersebut.   

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Kemudian penting untuk diketahui bahwa di antara kesalahan besar yang dilakukan sebagian orang, jika mereka melihat seseorang salah dalam perkara agama seperti melakukan shalat dengan tidak benar, orang itu tidak mereka tegur sembari mereka mengatakan, “Yang penting niatnya”. Lalu mereka berdalih dengan hadis:

( إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ (رواه البخاري ومسلم

Artinya: “Sungguh amal-amal itu hanya akan sah dengan niat.” (HR. Al-Bukhari Muslim)

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 29 November 2024: Pilkada Momentum Perkuat Persaudaraan Bukan Sebaliknya

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Hadis tersebut konteksnya tidaklah seperti yang mereka pahami. Karena kita dalam masalah ini diperintahkan untuk melakukan dua hal sekaligus: berniat dengan benar dan melakukan perbuatan dengan benar sesuai tuntunan syariat. Hadis tersebut artinya bahwa amal saleh jika tidak disertai niat (yang baik dan benar), maka tidak diterima oleh Allah.

Maksudnya bukan berarti seseorang dibiarkan dalam kebodohannya, lalu yang diperhitungkan dari dia hanya niatnya. Sedangkan perbuatannya sama sekali tidak diperhitungkan apakah sesuai dengan tuntunan Rasulullah atau bertentangan dengannya.

Dalam Shahih Al-Bukhari dan Shahih Muslim diceritakan bahwa suatu ketika Rasulullah berada di dalam masjid lalu ada seseorang yang masuk masjid kemudian melakukan sholat. Setelah itu ia duduk di majelis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.  

Rasulullah kemudian bersabda kepadanya: “Bangkit lalu shalatlah karena sesungguhnya engkau belum shplat!” Laki-laki itu lalu mengulangi sholatnya kemudian duduk di majelis Rasulullah. Baginda Nabi lalu bersabda lagi kepadanya: “Bangkit dan sholatlah karena sesungguhnya engkau belum sholat!”  

Lalu laki-laki itu mengulang sholatnya kemudian duduk di majelis Rasulullah. Lagi-lagi Rasulullah memerintahnya untuk mengulangi sholat dan bersabda: “Bangkit dan sholatlah karena sesungguhnya engkau belum sholat!”  

Orang itu kemudian berkata: “Wahai Rasulullah, aku tidak bisa melakukan sholat kecuali yang telah aku lakukan.”  

Kemudian Rasulullah mengajarkan kepadanya tata cara shalat sesuai tuntunan syariat. Rasulullah tidak membiarkannya lalu mengatakan: “Yang penting niatnya.”  

Begitu pula yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Shahih Ibnu Hibban bahwa ada seorang laki-laki yang salah dalam membaca Al-Qur’an, lalu Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَرْشِدُوْا أَخَاكُمْ

Artinya: “Wahai para sahabatku, ajarilah ia bagaimana cara membaca al Qur’an yang benar!” (HR. Ibnu Hibban)   

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 22 November 2024: Bulan Pilkada, Mari Wujudkan Pemilihan yang Jujur dan Adil

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Hendaklah kita ketahui bersama bahwa ada sebuah cerita dusta yang dinisbatkan kepada Nabi Khadhir ‘alaihissalam. Diceritakan secara dusta bahwa suatu ketika Nabi Khadhir bertemu dengan seorang pengembala yang tidak mengetahui tata cara shalat, lalu Khadhir mengajarinya tata cara shalat yang benar. Kemudian Khadhir pergi meninggalkan penggembala itu dan berjalan di atas air. Ketika sang penggembala bangkit untuk melakukan shalat, ia lupa mengenai tata cara shalat yang diajarkan oleh Khadhir. Lalu ia menyusul Khadhir dan memintanya berhenti untuk mengajarinya kembali tata cara shalat. Khadhir menoleh dan mendapati penggembala itu mengikutinya dari belakang dan berjalan di atas air seperti dia.  

Lalu Khadhir berkata kepadanya: “Sholatlah seperti yang engkau mau!”  

Orang-orang yang menceritakan kisah ini mengatakan bahwa sang penggembala, disebabkan kejernihan hati dan kesucian niatnya, ia dapat berjalan di atas air. Kisah ini jelas tidak benar dan tidak berdasar. Kisah semacam ini hanya mendorong orang untuk tetap dalam kebodohan serta melemahkan semangat orang yang ingin belajar ilmu agama. Orang bodoh yang sama sekali tidak mengetahui tata cara shalat yang benar sesuai dengan tuntunan syariat dan tidak mengetahui ilmu agama yang fardhu 'ain, tidak akan diangkat oleh Allah menjadi wali-Nya. Sebagaimana hal itu ditegaskan oleh Imam As-Syafi’i dan banyak ulama yang lain.  

Hadlratus Syaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari menegaskan dalam kitab Tamzizul Haqq minal Bathil:

مَا اتَّخَذَ اللهُ مِنْ وَلِيٍّ جَاهِلٍ وَلَوِ اتَّخَذَهُ وَلِيًّا لَعَلَّمَهُ

Artinya: “Allah tidak mengangkat seorang wali yang bodoh. Seandainya Allah mengangkatnya menjadi wali, niscaya Ia memudahkan jalan baginya untuk memahami ilmu agama.”    

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 22 November 2024: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat dengan Amalnya

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Disebutkan dalam sebuah atsar bahwa jika seorang sahabat Nabi bertemu dengan sahabat Nabi yang lain, keduanya tidak berpisah sebelum yang satu membaca surah Al-‘Ashr kepada yang lain.    

Imam As-Syafi’i mengatakan:

 لَوْ تَدَبَّرَ النَّاسُ هذِهِ السُّوْرَةَ لَكَفَتْهُمْ، وَذلِكَ لِمَا فِيْهَا مِنَ الْمَرَاتِبِ الَّتِي بِاسْتِكْمَالِهَا يَحْصُلُ لِلشَّخْصِ غَايَةُ كَمَالِهِ إِحْدَاهَا: مَعْرِفَةُ الْحَقِّ، وَالثَّانِيَةُ: عَمَلُهُ بِهِ، وَالثَّالِثَةُ: تَعْلِيْمُهُ مَنْ لَا يُحْسِنُهُ، وَالرَّابِعَةُ: صَبْرُهُ عَلَى تَعَلُّمِهِ وَالْعَمَلِ بِهِ وَتَعْلِيْمِهِ. اهـ

Artinya: “Seandainya seluruh manusia merenungkan surat ini, niscaya ia cukup menjadi pedoman bagi mereka. Hal itu dikarenakan surat ini mengandung beberapa hal yang jika dilakukan seseorang maka ia telah mencapai kesempurnaan iman. Yaitu (1) Mengetahui kebenaran, (2) Melakukan kebenaran, (3) Mengajarkan kebenaran itu kepada orang lain yang tidak melakukannya dan (4) Bersabar untuk mempelajari kebenaran, mengamalkannya dan mengajarkannya.”

 

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua. Aamiin.

 

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 22 November 2024: Pentingnya Memilih Sosok Ayah yang Soleh

Khutbah 2

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ  رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di: Google News

Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved