Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 15 November 2024: Memilih Pemimpin yang Adil dan Berahlak

Naskah Khutbah Jumat 15 November 2024: Memilih Pemimpin yang Adil dan Berahlak

Tribunpontianak.co.id
Naskah Khutbah Jumat 15 November 2024: Memilih Pemimpin yang Adil dan Berahlak 

Berdasarkan panduan Al-Qur’an, setidaknya ada 3 akhlak dalam Islam untuk memilih pemimpin. Hal ini dimaksudkan untuk mendidik masyarakat dalam menentukan calon pemimpin ke depan.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 8 November 2024: Kenikmatan Dunia yang Melenakan

Hadirin jamaah jumat yang mulia,

Pertama, menjadi pemilih yang cerdas. Pemilih cerdas adalah pemilih yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang calon yang akan dipilihnya. Pemilih cerdas tidak akan memilih calon hanya berdasarkan emosi atau ajakan orang lain, terlebih ingin memilih karena materi atau politik uang. Seorang pemilih yang cerdas akan memilih calon berdasarkan pertimbangan yang rasional dan berdasarkan program kerja serta visi misi calon yang tersedia.

Dalam Islam, seorang Muslim seyogyanya menjadi seorang yang cerdas dan jujur. Pemilih yang cerdas akan menyadari betapa pentingnya memilih pemimpin yang terbaik. Pasalnya, bila salah dalam menentukan pilihan, maka pejabat yang terpilih akan mudah korupsi dan menyelewengkan jabatannya.

Dalam Al-Qur'an QS. al-A'raf (7) ayat 198, Allah berfirman;

وَتَرٰىهُمْ يَنْظُرُوْنَ اِلَيْكَ وَهُمْ لَا يُبْصِرُوْنَ

Artinya: "Jika kamu menyeru mereka (berhala-berhala) untuk memberi petunjuk, mereka tidak dapat mendengarnya. Kamu mengira mereka memperhatikanmu, padahal mereka tidak melihat."

Menurut ulama tafsir ada tiga kata yang digunakan Al-Quran untuk menunjuk pandangan mata manusia. Pertama, نظر (nazhar), yakni melihat bentuk dan gambaran sesuatu; kedua, بصر (bashar), yakni melihat dengan mengetahui seluk beluk serta perincian yang bersifat indrawi dari apa yang dilihat; dan yang ketiga adalah رأى (ra’â), yakni melihat disertai dengan mengetahui secara mendalam atas hakikat sesuatu.  

Ayat di atas, dapat kita simpulkan bahwa Allah SWT menyerukan kepada manusia untuk menjadi orang yang cerdas. Kecerdasan ini dapat diperoleh dengan cara menggunakan akal pikiran dengan sebaik-baiknya, merenungkan ciptaan Allah SWT, dan belajar dari para ahli.  

Demikian juga dalam Al-Qur'an QS. Yusuf ayat 54, Allah berfirman agar manusia menjadi orang yang jujur dan cerdas. Pasalnya, kejujuran dan kecerdasan modal dasar manusia untuk hidup di dunia. Jika dua hal itu dipegang, niscaya manusia kelak akan selamat.

وَقَالَ الْمَلِكُ ائْتُوْنِيْ بِهٖٓ اَسْتَخْلِصْهُ لِنَفْسِيْۚ فَلَمَّا كَلَّمَهٗ قَالَ اِنَّكَ الْيَوْمَ لَدَيْنَا مَكِيْنٌ اَمِيْنٌ

Artinya: "Raja berkata, “Bawalah dia (Yusuf) kepadaku agar aku memilih dia (sebagai orang yang dekat) kepadaku.” Ketika dia (raja) telah berbicara kepadanya, dia (raja) berkata, “Sesungguhnya (mulai) hari ini engkau menjadi seorang yang berkedudukan tinggi di lingkungan kami lagi sangat dipercaya.”

Menurut Profesor Quraish Shihab, ayat ini mendahulukan kata حَفِيْظٌ (hafîzh/pemelihara) daripada kata عَلِيْمٌ (‘alîm/amat berpengetahuan). Ini karena pemeliharaan amanah lebih penting daripada pengetahuan. Seseorang yang memelihara amanah dan tidak berpengetahuan akan terdorong untuk meraih pengetahuan yang belum dimilikinya. Sebaliknya, seseorang yang berpengetahuan tetapi tidak memiliki amanah, bisa jadi ia menggunakan pengetahuannya untuk mengkhianati amanah.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 8 November 2024: Kenikmatan Dunia yang Melenakan

Hadirin jamaah jumat yang mulia,

Kedua, menghargai pilihan orang lain. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita akan bertemu dengan berbagai macam orang dengan latar belakang dan pilihan yang berbeda-beda. Termasuk dalam kategori pemilihan umum, tak tertutup kemungkinan antara istri dan suami berbeda, begitu juga orang tua dan anaknya. Pun, antara tetangga dengan tetangga lainnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved