Urban Farming jadi Cara Fakultas Pertanian Unigal Manfaatkan Lahan Sempit demi Ketahanan Pangan
Teknologi irigasi tetes memungkinkan distribusi air secara otomatis dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan tanaman tanpa memerlukan tenaga listrik.
Penulis: Ai Sani Nuraini | Editor: Gelar Aldi Sugiara
Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Ai Sani Nuraini
TRIBUNPRIANGAN.COM, CIAMIS — Inovasi di bidang pertanian terus dikembangkan oleh Fakultas Pertanian Universitas Galuh (Unigal) Ciamis salah satunya melalui konsep urban farming.
Menurut Pj Dekan Fakultas Pertanian Unigal, Dr. Muhamad Nurdin Yusuf, program ini bertujuan untuk menciptakan ketahanan pangan di tengah menyempitnya lahan pertanian.
Memanfaatkan teknologi modern seperti irigasi tetes dan hidroponik, pihaknya berhasil membudidayakan berbagai jenis sayuran yang bisa ditanam tanpa memerlukan lahan yang luas.
Dikatakan Nurdin, teknologi irigasi tetes memungkinkan distribusi air secara otomatis dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan tanaman tanpa memerlukan tenaga listrik.
Baca juga: Fakultas Ekonomi Unigal Raih Sertifikasi ISO 9001 Berkat Sistem Manajemen Akademik hingga Layanan
“Kebutuhan air untuk tanaman sudah disediakan melalui pipa yang diatur sedemikian rupa, sehingga tanaman mendapatkan air sesuai kebutuhan tanpa harus disiram secara manual,” jelasnya, Sabtu (9/11/2024).
Konsep urban farming itu memanfaatkan teknologi hidroponik dan penanaman vertikal dengan menggunakan media tanah.
Adapun jenis tanaman yang dibudidayakan meliputi sayuran seperti bayam, pakcoy, selada, dan sayuran hijau lainnya.
"Hasil panennya digunakan untuk konsumsi internal, terutama untuk kegiatan praktek mahasiswa. Dengan teknologi ini, tanaman sayuran bisa dipanen dalam waktu satu bulan, sementara kalau cabai rawit membutuhkan waktu hingga 8 bulan," tambahnya.
Baca juga: 650 Mahasiswa Unigal Jalani Wisuda, Rektor: Mereka Lulusan Unggul Berdaya Saing dan Berakhlak Mulia
Kemudian dijelaskan Nurdin, konsep ini juga dinilai dapat membantu mahasiswa untuk mempraktikkan ilmu yang mereka pelajari sekaligus memberikan hasil nyata.
“Urban farming menjadi salah satu solusi untuk kebutuhan pangan rumah tangga. Dengan menanam sendiri, biaya untuk membeli bahan pangan itu bisa dialihkan untuk keperluan lain,” imbuhnya.
Meskipun teknologi yang digunakan masih relatif sederhana dibandingkan teknologi di negara maju seperti Jepang, proyek ini menunjukkan hasil yang positif dan diapresiasi oleh banyak pihak.
Para mahasiswa juga pro aktif dalam menjalankan konsep urban farming ini.
Dengan semakin terbatasnya lahan pertanian, urban farming yang memanfaatkan teknologi menjadi inovasi yang patut dikembangkan untuk masa depan.
"Kami berharap urban farming ini bisa menjadi model yang dapat diimplementasikan secara luas, terutama di perkotaan dengan lahan terbatas," kata dia. (*)
| Desa Jalatrang Tekan Pengeluaran Warga Rp72 Juta per Bulan Lewat Program Ketahanan Pangan |
|
|---|
| Layanan SIM Keliling Akhir Pekan Ini Ciamis, Digelar di Kampus Unigal |
|
|---|
| Kelompok Tani Mekar III di Desa Cijulang Ciamis Dapat Bantuan Alat Pertanian dari Unigal |
|
|---|
| PKKMB Unigal 2025 Tekankan Atmosfer Ramah Lingkungan dan Nol Perploncoan |
|
|---|
| Desa Gegempalan Sambut Program Pengabdian Unigal, Fokus Pendapatan Petani Jagung |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.