Gempa Megathrust
Siap Siaga Gempa Megathrust, Bey Machmudin Keluarkan Surat Edaran, Ini Hal Penting yang Dibahas
terkait Gempa Megathrust, Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada para Bupati/Wali Kota se-Jabar
TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG - Merespons informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG),
terkait kesiapsiagaan beberapa wilayah Zona Megathrust Indonesia yang diperkirakan berpotensi terjadinya gempa besar dan tsunami, Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada para Bupati/Wali Kota se-Jawa Barat, 2 September lalu.
Dalam surat edaran itu, ada beberapa hal penting yang disampaikan Bey.
1. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bahwa Indonesia sebagai wilayah Zona Megathrust memiliki potensi gempa bumi yang dapat melepaskan energi gempa signifikan yang dapat terjadi sewaktu-waktu dan dalam berbagai kekuatan.
Sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi gempa bumi dengan tepat dan akurat, dari kapan, dimana dan berapa kekuatannya.
2. Berdasarkan kajian para ahli terkait Zona Megathrust Selat Sunda merupakan potensi bukan prediksi, sehingga kapan terjadinya tidak ada yang tahu.
Untuk itu diperlukan upaya kesiapsiagaan yang terus menerus baik berupa mitigasi struktural maupun non struktural dengan membangun bangunan aman gempa, merencanakan tata ruang pantai yang aman tsunami serta membangun kapasitas masyarakat dalam melakukan aksi dini untuk selamat jika gempa bumi dan tsunami terjadi.
3. Mengambil Langkah-langkah dan Upaya kesiapsiagaan terhadap ancaman Megathrust beserta dampak ikutannya, sebagai berikut :
a. Menginstruksikan kepada seluruh instansi di wilayahnya masing-masing dan warga masyarakat untuk lebih meningkatkan mitigasi non struktural sehingga lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan terjadi bencana akibat adanya seismic gap terutama di wilayah Zona Megathrust Pantai Selatan Jawa Barat;
b. Meningkatkan mitigasi struktural di antaranya menyediakan dan memastikan ketersediaan papan informasi, rambu bahaya, jalur evakuasi, Tempat Evakuasi Sementara (TES) dan Tempat Evakuasi Akhir (TEA), serta membangun EarlyDokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) Badan Siber dan Sandi Negara.
Dokumen digital yang asli dapat diperoleh dengan memindai QR Code, memasukkan kode pada Aplikasi NDE Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, atau mengakses tautan berikut https://sidebar.jabarprov.go.id/v/342B1130F7
342B1130F7 Warning System (EWS) atau peringatan dini berbasis kearifan budaya setempat seperti kentongan, speaker masjid, alarm, dan sejenisnya.
c. Pengecekan kembali kesiapan alat-alat peringatan dini dan sister komunikasi kebencanaan, memastikan kesiapan tempat-tempat evakuasi dan memastikan ketersediaan papan informasi, rambu rambu serta arah evakuasi yang memadai terutama untuk wilayah Pantai Selatan Jawa Barat;
d. Meningkatkan pelaksanaan edukasi, sosialisasi dan literasi kepada masyarakat, serta melakukan simulasi penyelamatan diri saat terjadi gempa bumi dan tsunami sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap risiko gempabumi dan tsunami;
e. Meningkatkan koordinasi kesiapan mekanisme kedaruratan seta melaksanakan simulasi rencana kontingensi menghadapi ancaman bencana dengan melibatkan seluruh stakeholder terkait;
f. Meningkatkan koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait dengan informasi cuaca dan aktivitas seismik Zona Megathrust di wilayah
masing-masing serta melakukan pemantauan secara berkala baik melalui website maupun media lainnya;
g. Koordinasi Penanganan Darurat bencana dapat menghubungi Pusdalops PB BPBD Provinsi Jawa Barat di nomor telepon 022-73513621 atau Call Center 0823-1701-2056.
Baca juga: Isu Megathrust Tak Berpengaruh Pada Tingkat Kunjungan ke Pangandaran
Baca juga: Pesan BPBD Jabar kepada Para Aparat di Pangandaran soal Potensi Megathrust
Sebelumnya diberitakan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebut belum ada teknologi yang dapat memprediksi kapan gempa megathrust terjadi.
Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami PVMBG, Supartoyo mengatakan, megathrust merupakan suatu kejadian gempa bumi yang bersumber di laut akibat penunjaman, antara lempeng Indo-australia dan lempeng benua Eurasia yang membentang dari Barat Sumatera, Selatan Jawa, Papua, Sulawesi Utara dan Timur laut Halmahera. \
"Hingga saat ini teknologi belum mampu memprediksi secara akurat kapan, di mana dan berapa besar. Jadi, kalau ada yang menyebut prediksi itu bisa dipastikan hoax," ujar Supartoyo, Jumat (6/9/2024).
Megathrust, kata dia, sudah menjadi isu hangat sejak 2004. Saat itu, profesor dari Brasil sempat meramalkan bakal terjadi gempa dengan kekuatan besar di barat Sumatera, khususnya Sumatera Barat dan Bengkulu yang menimbulkan tsunami.
"Waktu itu sempat heboh dan Kota Padang sempat kosong, pada sekitar akhir bulan Desember kalau tidak salah," katanya.
Isu tersebut muncul lagi pada 2018 di selat Sunda. Saat itu, kata dia, disebutkan megathrust mampu menghasilkan tsunami lebih dari 30 meter.
"Lalu 2022 heboh juga dengan adanya serangkaian kejadian gempa bumi di selatan Jabar, lalu sekarang ramai lagi, jadi sebenarnya isu megathrust itu bukan hanya tahun ini, tapi sudah berulang berkali-kali dan Alhamdulillah belum ada kejadian gempa bumi setelah isu itu timbul, kecuali gempa megathrust di Pangandaran 2006," ucapnya.
Daripada sibuk memprediksi kapan megathrust terjadi, kata dia, sebaiknya pemerintah dan masyarakat melakukan identifikasi wilayah-wilayah mana saja yang masuk dalam wilayah sumber gempa bumi megathrust.
"Badan Geologi yang telah menyusun peta rawan gempa bumi dan peta rawan tsunami. Semestinya ini dipakai sebagai antisipasi, sewaktu-waktu apabila goncangan gempa bumi megathrust itu terjadi," katanya.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Daerah (BNPB) Jawa Barat menggelar apel kesiapsiagaan darurat kekeringan dan simulasi evakuasi potensi megathrust.
Apel ini dilaksanakan di Tempat Evakuasi Sementara (TES) Blok Pasar Wisata (PW) Pangandaran, Kamis (5/9/2024).
Selain dari BNPB, apel kesiapsiagaan ini juga diikuti oleh unsur TNI-Polri, Basarnas, SAR MTA, Sigab Persis, SAR Barakuda, Tagana, RAPI, AMS Rescue dan potensi SAR lainnya.
Melalui Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB Jawa Barat, Lilik Kurniawan; Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, menyampaikan arahannya dalam apel kesiapsiagaan darurat kekeringan dan potensi megathrust.
Arahan pertama, perlu dipahami secara bersama bahwa negara republik Indonesia ini terbentuk dari pertemuan lempeng tektonik.
Negara kita dikelilingi oleh subduction yang memungkinkan berpotensi terjadi gempa bumi besar dan memicu tsunami. Ini bisa terjadi kapan saja dan tidak ada yang bisa memprediksi waktu dan besarnya gempa yang akan terjadi," ujar Suharyanto dalam sambutannya seperti dibacakan Lilik.
Kedua, masyarakat dan pemerintah daerah (pemda) tidak perlu berlebihan dalam menyikapi isu megathrust.
"Tapi, kita juga tidak boleh mengabaikan kesiapsiagaan kita. Mari kita jadikan momentum hari ini untuk mengingatkan kita semua untuk kembali melatih individu, keluarga dan komunitas untuk bisa melaksanakan evakuasi secara mandiri," ucapnya. (*)
Intip Proses Pencarian Pertolongan SAR Gabungan Dampak Megathrust di Pangandaran |
![]() |
---|
Sudah Lakukan Mitigasi Megathrust, PJs Bupati Pangandaran Minta Wisatawan Jangan Terlalu Khawatir |
![]() |
---|
Jambore Soal Gempa Megathrust Digelar di Garsel, Akan Dihadiri Ribuan Relawan & Pelajar Pecinta Alam |
![]() |
---|
Gempa Megathrust Bisa Timbulkan Tsunami Raksasa Jadi Ancaman, PVMBG Sebut Tak Dapat Diprediksi. |
![]() |
---|
Respon Potensi Gempa Megathrust, Sekda Kabupaten Sukabumi: Kita Serahkan Kepada Allah SWT |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.