Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Bhakti Kencana

TRIBUNPRIANGAN.COM - Pendidikan haruslah menyesuaikan perkembangan zaman dan karakteristik sasaran yang akan diberikan pengetahuan. Perubahan generasi

Istimewa
Kegiatan Pengabdian Masyarakat 

Gamifikasi: Sebuah Strategi Pendekatan Kader Pemuda di Bojongsoang Kabupaten Bandung 

Penulis: Diah Adni Fauziah, SKM., M.Epid

TRIBUNPRIANGAN.COM - Pendidikan haruslah menyesuaikan perkembangan zaman dan karakteristik sasaran yang akan diberikan pengetahuan. Perubahan generasi dapat diartikan sebagai perkembangan pendidikan, meliputi perubahan strategi pendidikan agar pendidikan yang dilakukan lebih efektif dan efisien. Salah satu pendekatan yang sesuai dengan karakter pembelajaran pada abad ke-21 adalah melalui gamifikasi yaitu pembelajaran berasaskan permainan. Gamifikasi merupakan proses yang ditempuh untuk menambahkan elemen permainan di dalam suatu aktifitas, untuk meningkatkan partisipasi dan kepuasan. Gamifikasi juga dapat dilakukan untuk mengubah kebiasaan seseorang sehingga dapat dicapai kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

 Penyampaian Edukasi melalui Permainan Ular Tangga Super Sehat
 Penyampaian Edukasi melalui Permainan Ular Tangga Super Sehat

Sistem gamifikasi diterapkan pada peningkatan pengetahuan karang taruna RW 13 Desa Bojongsoang. Penentuan sasaran anggota karang taruna berdasarkan fungsi karang taruna sebagai fungsi sosial dan agent of change. Sistem ini disusun sedemikian rupa, komprehensif, dan terstruktur agar karang taruna dapat memahami alur dan tujuan dari kegiatan pengabdian kepada Masyarakat, juga memperoleh manfaat yang optimal. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan kolaborasi antara Universitas Bhakti Kencana dengan Kemdikbudristek dalam Hibah PKM 2024. Edukasi melalui kegiatan pengabdian masyarakat dosen dan mahasiswa Universitas Bhakti Kencana yang dipimpin oleh Diah Adni Fauziah, SKM., M.Epid, bersama dengan anggota tim yaitu Supriyatni, SKM., M.KM dan Ermilda, M.Psi, Psikolog sukses membuat anggota karang taruna aktif dalam berbagai permainan dan menyerap seluruh edukasi yang diberikan. Edukasi dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2024 di Gedung serbaguna RW 13 berbentuk permainan Ular Tangga Super dengan materi perencanaan dan evaluasi program karang taruna, diskusi hangat terkait keberlangsungan program di karang taruna sehingga terlihat sejauhmana anggota karang taruna memahami esensi dari organisasi.

Permainan kedua berupa permainan tradisional yang sudah dipoles semenarik mungkin yaitu permainan Keping Boy-Boy-an. Permainan ini nampak familiar pada generasi 90-an dan mulai terkikis ketika zaman digital mulai menghampiri. Keping Boy-Boy-an dapat meningkatkan aktivitas fisik pemuda sehingga melatih kebugaran tubuh, yang saat ini penyakit tidak menular akibat kurangnya aktivitas fisik semakin meningkat. Keping Boy-Boy-an dimainkan dengan susunan 20 keping yang berisi pertanyaan tentang Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3i). Anggota karang taruna memulai dengan melempar bola untuk menjatuhkan sasaran keping, kemudian menyusunnya kembali. Salah satu anggota mengambil satu Keping Boy-Boy-an dan melempar ke anggota yang lain. Anggota tersebut harus menjawab pertanyaan yang ada di dalam Keping Boy-Boy-an. Permainan ini mengharuskan anggota karang taruna terlibat aktif dan berpikir tentang PD3i. Harapannya, anggota karang taruna sebagai organisasi yang terdekat dengan masyarakat dapat membantu penyampaian informasi dan menjadi kader kesehatan pemuda untuk membantu meningkatkan capaian imunisasi sehingga tercipta lingkungan yang bebas dari penyakit menular utama.

Pekan berikutnya, tanggal 10 Agustus 2024, karang taruna dikumpulkan kembali dengan sesi cooling down, yaitu permainan Truth or Dare bersama Psikolog Klinis, mengulas bagaimana aliran rasa selama mereka berkecimpung di dalam karang taruna. Permainan ini dapat meningkatkan motivasi dalam berorganisasi karena mengetahui pencapaian diri pribadi, mengenal hambatan saat berorganisasi, mengikat kesan baik antar sesama anggota, dan saling memberi semangat dalam kondisi apapun.

Pada sesi terakhir, karang taruna diberi keterampilan dalam skrining penyakit tidak menular (PTM) yaitu pengecekan gula darah, asam urat, dan kolesterol. Pemberian keterampilan ini berkaitan erat dengan pergeseran penyakit tidak menular (PTM) yang semakin banyak diderita oleh remaja dan usia produktif. Kini, anggota karang taruna dapat lebih sensitif dalam melihat sebuah penyakit dan melakukan skrining mulai dari rumah dan masyarakat sekitar. Keseluruhan rangkaian kegiatan dibantu dan dipandu oleh mahasiswa yaitu Fitri Apriliani, Sylviana Nur Rahmawati, Mochamad Faisal Nugraha, Haiqal Akbar Hidayana, Rhevya, Salsa, dan Winda. 

Pemberian Keterampilan Skrining PTM
Pemberian Keterampilan Skrining PTM

Kegiatan berjalan dengan lancar dan karang taruna sangat antusias. Dengan adanya kegiatan ini, harapannya karang taruna sebagai agen/kader kesehatan dapat membantu pengontrolan penyakit di masyarakat dan paham esensi dari organisasi karang taruna. Rangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat ditutup dengan pemberian challenge kepada karang taruna berupa pembuatan program kesehatan menggunakan teknologi/alat yang telah diberikan oleh tim. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat tidak saja berakhir disini, akan tetapi perlu adanya dukungan dari Ketua RW dan Desa Bojongsoang untuk terus melakukan pemantauan keberlanjutan program yang sudah berjalan dan dapat dilakukan keanekaragaman kegiatan terutama kolaborasi dengan posyandu dan posbindu setempat. Terima kasih Kemdikbudristek yang telah mendanai kegiatan ini. Penggerakkan kader pemuda dapat membantu sektor kesehatan dalam meminimalisir penyakit yang ada dan yang akan datang dikemudian hari.

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved