Coir Net Produksi Warga Binaan di Lapas II B Ciamis Akan Diekspor ke Korea Selatan

Coir Net atau jaring berbahan serabut kelapa yang diproduksi oleh warga binaan Lapas Kelas II B Ciamis akan diekspor ke Korea Selatan.

Penulis: Ai Sani Nuraini | Editor: ferri amiril
tribunpriangan.com/ai sani nuraini
Coir Net atau jaring berbahan serabut kelapa yang diproduksi oleh warga binaan Lapas Kelas II B Ciamis akan diekspor ke Korea Selatan. 

Laporan Wartawan TribunPriangan.com, Ai Sani Nuraini


TRIBUNPRIANGAN.COM, CIAMIS - Coir Net atau jaring berbahan serabut kelapa yang diproduksi oleh warga binaan Lapas Kelas II B Ciamis akan diekspor ke Korea Selatan.

Sebelumnya, Lapas Kelas II B Ciamis ini telah membangun kerja sama dengan PT Agri Lestari Nusantara yang bertujuan untuk memberikan keterampilan dan pendapatan bagi para warga binaan di Lapas.

Meskipun di dalam Lapas, para warga binaan perlu terus dilatih dalam hal kemandirian ekonominya 

Kepala Lapas Kelas II B Ciamis, Beni Nurrahman, menjelaskan bahwa produksi coir net ini menjadi salah satu bentuk pembinaan kemandirian bagi warga binaan.

"Jadi ini merupakan salah satu kerja sama terkait pembinaan kemandirian para warga binaan. Mereka diwajibkan bekerja agar bisa fokus menjalani masa pidana dan tidak terdistraksi. Selain itu, keterampilan ini diharapkan bisa menjadi modal bagi mereka saat bebas nanti," katanya, Rabu (28/8/2024).

Menurut Beni, kerjasama yang telah dibangun antara PT Agri Lestari Nusantara dan Lapas Ciamis itu telah berjalan selama kurang lebih satu bulan setengah 

Dalam satu hari, para warga binaan ditarget agar bisa memproduksi coir net sebanyak 100 unit.

Adapun teknis produksinya yaitu PT Agri Lestari Nusantara menyediakan bahan baku, sementara proses produksi setengah jadi itu dilakukan oleh 36 warga binaan yang telah ditetapkan sebagai pekerja resmi di bagian bimbingan kerja Lapas Ciamis.

“Setiap hari target produksi kita adalah 100 unit. Setelah selesai setengah jadi, produk ini akan diambil oleh PT Agri untuk kemudian diolah lagi oleh mereka yang kemudian diekspor ke Korea Selatan," tambahnya.

Diketahui, Coir net yang diproduksi oleh warga binaan itu nantinya akan digunakan sebagai media pembibitan teripang.

Beni juga menambahkan bahwa warga binaan mendapatkan 50 persen upag dari hasil kontrak kerja sama, sedangkan sisanya dialokasikan untuk PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak) dan operasional Lapas.

Selain produksi coir net, Lapas Ciamis juga mengembangkan berbagai produk lain seperti pembuatan keripik dan keset yang terbuat dari serabut kelapa.

Beberapa waktu lalu saja, Beni menyebut pihaknya mendapat pesanan sebanyak 100 pcs keripik dari Lapas Garut, kemudian ada juga pesanan keset dari beberapa instansi pemerintah daerah dan rumah makan.

Beni berharap program-program seperti ini dapat terus berkembang dan mendapat dukungan dari pemerintah daerah setempat agar nantinya saat warga binaan bebas dari Lapas, merema memiliki skill dan tidak menganggur.(*)

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved