Demo Kawal Putusan MK

Anggota BEM Unpad Jadi Korban Tindakan Represif di Senayan: Disambut Pukulan dan Gas Air Mata

Mahasiswa Universitas Padjadjaran menjadi korban tindakan represif aparat kepolisian daan berunjuk rasa di depan Gedung DPR RI

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Dedy Herdiana
Tribun Jabar/Kiki Andriana
Ratusan Mahasiswa Universitas Padajaran bergerak menuju ke Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Jakarta, dari Kampus UNPAD Jatinangor, Sumedang, Kamis (22/8/2024). 

Laporan Kontributor TribunPriangan.com, Kiki Andriana dari Sumedang

TRIBUNPRIANGAN.COM, SUMEDANG - Mahasiswa Universitas Padjadjaran menjadi korban tindakan represif aparat kepolisian daan berunjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (22/8/2024). 

Sebagian dari yang terluka kini sedang dalam perjalanan kembali ke Jatinangor, Sumedang. 

Baca juga: Sambil Shalawatan, Polisi Imbau Massa Aksi Tolak Revisi UU Pilkada untuk Bubar

"Beberapa standby. Kemarin kena gas air mata. Tidak ada luka serius. Beberapa kawan-kawan Unpad sudah tarik mundur sejak sore," kata Ketua BEM Unpad, Fawwaz Ihza Mahenda, dihubungi dari Sumedang, Jumat petang, (23/8/2024). 

Dia menceritakan kronologi banyak mahasiswa Unpad jadi korban represifitas aparat di Senayan. 

"Kemarin kami berhasil masuk kedalam halaman DPR dengan damai dan tenang, kami menunggu di halaman DPR bersama mahasiswa lainnya,"

"Kami menunggu ada kepastian mengenai pembahasan paripurna yang mana kami dapat kabar akan dimulai jam 7 malam,"

"Kami kedatangan Masinton dan fraksi DPR RI di mana kami tidak percaya dengan PDIP dan meminta jaminan, karena apa, karena PDI-P telah melahirkan Presiden bengis," kata Fawwaz. 

Baca juga: Pintu Kaca Gedung DPRD Garut Pecah Dilempari Batu, Polisi Pukul Mundur Mahasiswa

Jaminan yang diminta mahasiswa adalah PDIP mundur semua dari parlemen apabila RUU Pilkada masih dibahas. Namun, dalam aksi itu, datang siaran pers bahwa akan mengikuti putusan MK. 

"Kami mahasiswa merayakan kemanangan dan menarik mundur massa dengan damai dan teratur. Begitu keluar dari lingkungan DPR, polisi menembaki meringkus dan melempari kami dengan gas air mata,"

"Saya coba menyelamatkan beberapa teman kami dan mencari mahasiswa yang hilang pada saat itu. Saya ditarik oleh Polisi, coba diringkus dipukuli, saya coba melawan dan melepaskan diri,"

"Saya langsung lari setelah itu dan baru tersadar hanya sendiri dan sisi kiri bagian tol sudah di penuhi Polisi. Gas air mata di mana mana, water cannon menembaki,"

"Saya lari menuju jembatan penyebrangan dan di lempari batu sekepal tangan oleh polisi, beberapa kawan mahasiswa terkena dan tumbang bahkan saya mendengar suara patah tulang dan terkena batu," katanya.

Baca juga: Demokrasi Telah Dikebiri, HMI Cabang Tasikmalaya Gelar Tabur Bunga Depan Kantor Pemkab Tasikmalaya

 

 

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved