Gempa Megathrust Selat Sunda

Soal Gempa Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut, Daryono: Saya Hanya Mengingatkan Potensi

Daryono: "Gempa Megathrust di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut tinggal menunggu waktu", bukan pernyataan 'Warning', hanya untuk mengingatkan potensi

Editor: Dedy Herdiana
Twitter Daryono
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Gempa Megathrust di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut tinggal menunggu waktu dan menjadi kekhawatiran ahli gempa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat viral belakangan ini.

Kondisi ini muncul karena para ilmuwan, pejabat dan masyarakat di Jepang mengkhwatirkan dan sudah siaga menghadapi kemungkinan munculnya Megathrust Nankai.

Gempa Megathrust di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut itu langsung viral di media sosial, khsusunya di platform media sosial Twitter atau X, hingga sejumlah media mainstream nasional hingga daerah pun ramai memberitakan.

Hari ini, Rabu (14/8/2024), Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, kembali menegaskan bahwa potensi gempa di zona Megathrust bukan hal baru.

Daryono juga menyatakan bahwa pernyataannya terkait "Gempa Megathrust di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut tinggal menunggu waktu", bukan pernyataan 'Warning', namun hanya untuk mengingatkan potensi.

"Potensi gempa di zona megathrust bukan hal baru, apa yg sy sampaikan bukan pernyataan "warning".. hny mengingatkan potensi," tulis Daryono di akun X.com @DaryonoBMKG, Rabu (14/8/2024).

Kemudian melalalui unggahan berikutnya, Daryono menjelaskan tentang alasan perlunya mengingatkan kembali terkait potensi gempa di zona Megathrust.

Daryono menyebutkan ilmuwan, pejabat, hingga masyarakat di Jepang sudah mengkhawatirkan dan sudah siaga menghadapi kemungkinan terjadinya Gempa Megathrust Nankai yang gempa terakhirnya terjadi pada tahun 1946 atau 78 tahun lalu.

Adapun Gempa Megathrust di Selat Sunda dan Mentawai-Siberut, dikatakan Daryono, 'seismic gap' Selat Sunda sudah 267 tahun dan Mentawai-Siberut sudah 227 tahun masih belum terjadi gempa bumi kembali, sementara segmen-segmen lain sudah release.

Untuk diketahui, seismic gap adalah wilayah di sepanjang batas lempeng aktif yang tidak mengalami gempa besar atau gempa selama lebih dari 30 tahun.

Berikut unggahan terbaru Daryono:

"Megathrust Nankai terakhir gempa M8,4 thn 1946 (78 thn) ..ilmuwan, pejabat dan publik Jepang sdh khawatir dan begitu siaga. Kita, "seismic gap" Selat Sunda sdh usia 267 thn dan Mentawai-Siberut sdh usia 227 thn, smtr segmen2 lain sudah release, tugas sy mengingatkan kewaspadaan," tulis Daryono di akun X.com @DaryonoBMKG, Rabu (14/8/2024).

Sebelumnya diberitakan, Gempa Megathrust di Selat Sunda menjadi kekhawatiran ahli gempa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang disebutkan sama persis dengan kekhawatiran ilmuwan Jepang terhadap Gempa Megathrust Nankai.

Gempa Megathrust kini menjadi viral di media sosial, khsusunya di platform media sosial Twitter atau X.

Sebelumnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengungkapkan tentang kekhawatirannya terhadap Gempa Megathrust di Selat Sunda dan Megathrust di Mentawai-Siberut yang sudah ratusan tahun belum terjadi gempa besar.

Baca juga: 4 Wilayah Diguncang Gempa M 4,9 di Jawa Timur, BMKG Sebut Pusat Gempa di Malang

Halaman
123
Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved