Gempa Megathrust Selat Sunda

Gempa Megathrust & Tsunami yang Tinggal Menunggu Waktu, Ancam Pantai Cipatujah, BMKG Sudah Gelar Ini

Pantai Cipatujah menjadi salah satu wilayah yang memiliki potensi terkena dampak Gempa Megathrust di Selat Sunda dan bencana Tsunami.

Editor: Dedy Herdiana
istimewa
Ilustrasi gelombang tinggi di Pantai Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. 

"Imbas gempa dahsyat ini, akan menyebabkan Tsunami setinggi 15 meter. Gelombang Tsunami pun diprediksi sampai di tepi Pantai Cipatujah hanya dalam kurun waktu 23 menit setelah terjadinya gempa," ujarnya.

Plt Deputi Geofisika BMKG pusat, Hanif Andi Nugraha menyebut, potensi megathrust terdapat di sejumlah wilayah Indonesia.

"Potensi Gempa Megathrust itu ada di Indonesia. Seluruh wilayah ada potensi gempa dan tsunami. Kami di BMKG sudah melakukan simulasi perhitungan dan permodelan jika terjadi gempa megathrust dengan kekuatan 8,7 SR. Ini simulasi ya, bukan berarti memprediksi besok akan terjadi megathrust. Ini simulasi kami," paparnya.

BMKG Bandung menggelar Sekolah Lapang Gempa dan Tsunami (SGL) 2024 di Balai Desa Cikawungading, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (30/4/2024).
BMKG Bandung menggelar Sekolah Lapang Gempa dan Tsunami (SGL) 2024 di Balai Desa Cikawungading, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (30/4/2024). (Tribun Priangan/Ai Sani Nuraini)

Jika terjadi megathrust, tambah Hanif, maka masyarakat Cipatujah harus bisa menyelamatkan diri dalam kurun waktu 23 menit.

"Intinya dari SLG ini, bagaimana kita bisa menyelamatkan masyarakat dalam waktu 23 menit," tuturnya.

Sementara itu, pegiat Caves Society Tasikmalaya, Aris Rifqi Mubarak mengungkap, terdapat sebuah patahan atau sesar yang melintang sepanjang 200 kilometer mulai dari Pangandaran, Tasikmalaya, Garut, hingga ke Cianjur.

Patahan tersebut dikenal dengan nama Sesar Cijulang dan berstatus aktif, sehingga berpotensi menyebabkan gempa bumi di lokasi-lokasi yang dilintasinya.

"Sejarah kegempaan juga mencatat, di tanggal 5 Februari 1873, terjadi gempa bumi berkekuatan V skala MMI di Kabupaten Ciamis, sementara di tanggal 25 Oktober 1875 terjadi juga gempa bumi berkekuatan VIII skala MMI di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya," ucap Aris kepada TribunPriangan.com beberapa waktu lalu.

"Khusus untuk wilayah Kabupaten Tasikmalaya, wilayah Kecamatan Cigalontang juga tercatat pernah alami gempa berkekuatan IV sampai V MMI. Yang perlu diwaspadai, Patahan Cijulang ini masih ada aktivitas dengan prakiraan terjadinya gempa per 100 tahun,” lanjutnya.

Sedang pada Sabtu (27/4/2024) lalu, baru saja terjadi gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Garut, Jawa Barat,

Gempa bumi yang berpusat di laut dengan kedalaman 70 kilometer dengan titik parameter 8,42 LS dan 107,26 BT tersebut tidak berpotensi tsunami.

Kendati demikian, apakah fenomena gempa bumi itu mendampak Sesar Cugenang?

Koordinator Bidang Data dan Informasi Geofisika pada BMKG Bandung, Virga Librian mengatakan, Sesar Cijulang belum masuk ke dalam buku Pusar Studi Gempa Nasional (PuSGeN).

"Terkait Sesar Cijulang, sebenarnya, mungkin referensinya itu tadi seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, memang kayaknya Sesar Cijulang itu sendiri masih belum masuk dalam buku PuSGeN ya. Jadi, mungkin pada tahun ini, rencananya buku PuSGeN akan di-update dan juga akan dimasukkan sesar-sesar yang sebelumnya belum teridentifikasi," ucapnya.

Sementara itu, tambah Virga, berhubung sesae merupakan sumber aktif dari gempa bumi, sehingga terkait Sesar Cijulang, ada kemungkinan aktivitas sesmik tersbut.

Halaman
123
Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved