Naskah Khutbah Jumat

Naskah Khutbah Jumat 14 Juni 2024 Tentang Keutamaan Ibadah Kurban pada Idul Adha

Berikut Ini Dia Naskah Singkat Khutbah Jumat 14 Juni 2024: Keutamaan Ibadah Kurban pada Idul Adha

TribunPriangan.com/Machmud Mubarok
Naskah Singkat Khutbah Jumat 14 Juni 2024: Keutamaan Ibadah Kurban pada Idul Adha 

Patut kita jadikan i’tibar (tauladan), di mana seorang hamba Allah SWT mendapat perintah menyembelih putra kesayangannya, dihadapi dengan ketabahan dan kesabaran menjalaninya. Akhirnya Allah SWT menggantinya dengan kambing gibas yang gemuk. Begitulah Allah memberi balasan bagi orang-orang yang taat. Kisah ini diabadikan dalam surat As-Shooffat ayat 102-105.

 

Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah…

Seabad kehidupan Nabi Ibrahim AS penuh dengan perjuangan, jihad, perang melawan kebodohan dan kefanatikan kaumnya yang menyembah berhala. Sebagai nabi yang menyerukan tauhid, Nabi Ibrahim AS melaksanakan tugas-tugas yang berat di dalam sistem sosial yang carut marut. Seabad lamanya Nabi Ibrahim AS menanggung segala macam siksaan, ancaman dan segala jenis teror. Namun ia berhasil menanamkan kesadaran dan keimanan dalam diri umatnya. Ada satu hal yang belum berhasil bagi Nabi Ibrahim AS, yaitu hingga umur seabad ia belum dikaruniai anak. Sebagai manusia normal tentu ia ingin mempunyai anak, sedang istrinya mandul dan ia sendiri telah berusia seabad lebih.

Allah SWT Maha Mengetahui atas penderitaan Nabi Ibrahim AS, maka Allah SWT memberikan hadiah melalui seorang istri keduanya bernama Hajar, seorang putra bernama Ismail. Ismail bukan hanya seorang putra bagi ayahnya, lebih dari itu Ismail adalah buah hatinya yang sangat dicintainya, dan diharapkan kelak menjadi penerus perjuangan dakwahnya.

Di tengah-tengah kegembiraan Nabi Ibrahim AS, tanpa diduga, Allah SWT menurunkan wahyu untuk menyembelih Ismail dengan tangannya sendiri. Betapa goncangnya jiwa Nabi Ibrahim As ketika menerima wahyu itu, sebagai hamba Allah yang paling patuh dan taat, gemetar dan goncang batinnya.  Nabi Ibrahim As mengalami konflik batin, menghadapi perintah Allah Swt tersebut. Siapakah yang lebih disayang, Allah atau Ismail? Inilah keputusan yang paling sulit diambil.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 14 Juni 2024 Tema Meneladani Kesabaran Nabi Ibrahim AS saat Kurbankan Anaknya

Hadirin Jama’ah Jum’at yang dirahmati Allah…

Nabi Ibrahim AS dihadapkan kepada dua pilihan, mengikuti perasaan hatinya dengan menyelamatkan Ismail yang paling disayang atau mentaati perintah Allah SWT dengan mengorbankan Ismail. Ia harus memilih satu di antara keduanya, cinta atau kebenaran. Cinta merupakan tuntutan hidupnya dan kebenaran merupakan tuntutan agamanya. Sadar bahwa Allah Swt adalah Yang Maha Penguasa dan Pemilik segala-galanya di alam ini, dan yakin bahwa Allah Tuhan Yang Maha Bijaksana, tidak akan menyengsarakan hambanya, maka Nabi Ibrahim AS memilih taat dan patuh terhadap perintah Allah SWT, siap menyembelih anaknya, Ismail. Allah Swt berfirman:

وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَشَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ

Artinya: Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 216)

Demikianlah betapa berat pengorbanan Nabi Ibrahim AS, dalam kondisi konflik batinnya dan pertempuran hebat tadi. Nabi Ibrahim As tampil sebagai pemenang, ia dengan rela mengorbankan yang sangat ia cintai, yaitu Ismail. Meskipun setan al-khannas menggoda dengan membisikbisikkan dan membuat was-was dalam hatinya, untuk tidak melaksanakan perintah Allah Swt tersebut, Nabi Ibrahim AS berketetapan untuk melaksanakan perintah Allah SWT. Maka dipanggilah anaknya, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ فَلَمَّآ اَسْلَمَا وَتَلَّهٗ لِلْجَبِيْنِۚ وَنَادَيْنٰهُ اَنْ يّٰٓاِبْرٰهِيْمُ ۙ قَدْ صَدَّقْتَ الرُّءْيَا ۚاِنَّا كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ

Artinya: Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (untuk melaksanakan perintah Allah). Lalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim! ٍungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.) Ash-Shaffat: 102-105).

Ternyata puteranya, Ismail pun dengan tabah dan sabar memberikan kepatuhan terhadap ayahnya, dan siap pula menerima perintah Allah SWT. Demikian pula ibunya, Sayyidah Hajar, tabah dan sabar menerima perintah Allah SWT, dengan keyakinan bahwa Allah Swt tak akan menzalimi hamba-Nya.

Allah SWT memang Maha Bijaksana, perintah tersebut rupanya hanya untuk menguji keimanan dan keteguhan Nabi Ibrahim As, dan akhirnya diganti dengan seekor kambing gibas yang gemuk. Peristiwa tersebut kini disyariatkan bagi kita sekalian baik dalam ibadah haji maupun ibadah kurban.

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 14 Juni 2024 dengan Tema Bulan Dzulhijjah Bulan Keteladanan Nabi Ibrahim

Halaman
1234
Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved