Pilkada Kota Tasikmalaya, Pengamat Harap Semua Pihak Mengawal Proses Hingga Akhir

Keramaian Pilkada 2024 di Kota Tasikmalaya kian bergemuruh, lantaran sejumlah tokoh ikut meramaikan, mulai dari Mantan Wakil Gubernur Jawa Barat

|
Penulis: Aldi M Perdana | Editor: ferri amiril
Istimewa
Partai Gerindra, Partai Persatuan Pembangunan atau PPP, dan Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB menempati 3 besar partai politik yang memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan legislatif DPRD Kota Tasikmalaya. 

Laporan Jurnalis TribunPriangan.com, Aldi M Perdana

TRIBUNPRIANGAN.COM, KOTA TASIKMALAYA - Keramaian Pilkada 2024 di Kota Tasikmalaya kian bergemuruh, lantaran sejumlah tokoh ikut meramaikan, mulai dari Mantan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, sejumlah orang penting di Mayasari Group, artis senior, hingga sosok ulama.

Bahkan, sejumlah partai yang membuka penjaringan untuk Calon Wali Kota Tasikmalaya, tidak hanya menjadi sorotan para tokoh tersebut, melainkan juga media massa.

Melihat animo Pilkada Kota Tasikmalaya yang jatuh pada 27 November 2024 mendatang, Pengamat Politik asal Tasikmalaya, Asep Tamam berharap, semua pihak mengawal proses tersebut.

"Menurut saya, ada sesuatu yang jauh lebih penting dari semua keramaian ini. Jangan semuanya fokus ke proses pemaketan-pemaketan atau pencalonan-pencalonan si tokoh ini dengan siapa. Akan tetapi, harus ada yang bergerak untuk mengawal proses Pilkada Kota Tasikmalaya ini," ucapnya kepada TribunPriangan.com pada Kamis (2/5/2024).

Asep juga menambahkan, bahwa pilkada kali ini harus beradab.

"Pilkada ini jangan ada main-main uang. Misalkan bikin-bikin opini bahwa money politic itu adalah realitas gitu. Ini kayaknya di Kota Tasikmalaya itu, jika melihat dari proses Pemilihan Legislatif (Pileg) kemarin, tidak terkawal. Praktik-praktik negatif, money politic itu, betul-betul tidak terkawal," ungkapnya.

"Saya harap, 'kebiadaban-kebiadaban' dari praktik politik di Pileg kemarin itu tidak dibawa ke Pilkada ini. Jangan berpikir bahwa pelanggaran kemarin (di Pileg) itu, kemudian tidak terendus dan tidak bisa ditangani oleh Bawaslu, lalu kemudian di Pilkada (pelanggaran tersebut terjadi) lebih porno lagi, lebih kotor lagi, dan lebih amoral lagi," lanjut Asep.

Asep juga mengatakan, bahwa hal yang lebih penting itu bukan soal politik menang-kalah, melainkan politik benar-salah.

"Saya harap semua pihak menjadikan Pilkada ini beradab dan inspiratif, yang menyembul itu adalah hal-hal yang positif, yang keteladanan-keteladanannya, hal-hal yang positif lah," lengkapnya.

Asep menilai, menjelang Pilkada Kota Tasikmalaya ini, masyarakat kekurangan amunisi dan tenaga untuk menyuarakan perlawanan money politic.

"Saya juga berharap, para ulama dapat menjadi pihak yang mengawal Pilkada dan melakukan perlawanan terhadap money politic itu," jelas dia.

Lalu, tambah Asep, pragmatisme masyarakat di wilayah Tasikmalaya juga sudah terjadi secara umum.

"Itu terjadi di hampir semua kalangan, mulai dari orang-orang awam sampai orang-orang yang berpendidikan. Kebetulan juga, hasil saya mencermati para aktivis di Kota Tasikmalaya, yang sepertinya sudah apatis dengan money politic, yang sudah menganggap itu sebagai realita gitu. Padahal ada dua kata setelah realita itu yang harus disuarakan, yaitu 'realitas yang salah'," paparnya.

Asep menilai, semua orang pada akhirnya akan apatis dan menyerah pada realitas yang salah jika hal-hal seperti itu dibiarkan menjadi hal yang biasa.

"Jadi, fokusnya bukan hanya pada keriuhan-keriuhan publik hari ini yang dipertontonkan dengan proses politik yang menarik, melainkan juga mengawal Pilkada ini supaya beradab," tandasnya mengakhiri.(*)

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved