Naskah Khutbah Jumat

NASKAH KHUTBAH JUMAT 26 April 2024, Jaga Speedometer Iman dan Amal Harus Dilevel Tertinggi

Naskah Khutbah Jumat 26 April 2024, Spidio Meter Iman Harus Terjaga Dilevel Tertinggi Meski Tak Berada di Bulan Ramadhan

TribunNews.com
Ilustrasi Khutbah - Contoh teks khutbah Jumat berjudul Menjaga Kerukunan dalam Bermasyarakat. Mengandung pengingat untuk saling membutuhkan satu sama lain dalam masyarakat. (Freepik) 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Hari Jumat sendiri merupakan Sayyidul Ayyam atau Penghulunya Hari, yang diyakini kaum muslimin sebagai hari penuh keberkahan.

Beberapa syarat berlaku dalam pelaksanaan salat Jumat, di antaranya adalah melangsungkan Khutbah sebagai rukun dalam salat Jumat.

Dalam bekhutbah sang khotib menerangkan perihal ketaatan kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى.

Ada berbagai jenis topik khutbah Jumat, kali ini TribunPriangan.com ingin mengulas tentang Jaga Spidio Meter Iman & Amal Harus Ada Dilevel Tertinggi.

Baca juga: NASKAH KHUTBAH JUMAT 26 April 2024, Tugas Penting Muslim saat Ramadhan Pergi dan Syawal Menyambut

Khutbah Pertama

وَرَضِيَ لَنَا الْإِسْلَامَ دِيْنًا. تَفَضَّلَ عَلَيْنَا بِمَنِّهِ وَكَرَمِهِ وَلُطْفِهِ، أُسَبِّحُ لَهُ سُبْحَانَهُ، رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ وَكِيْلٌ، يُعِزُّ بَعْضَنَا وَيُذِلُّ بَعْضَنَا، إِلَهٌ كَرِيْمٌ وَاحِدٌ، جَلِيْلٌ مُنَزَّهٌ عَنِ الشَّبِيْهِ وَالشَّرِيْكِ وَالْمُمَاثِلِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةً تُنْجِيْ قَائِلَهَا يَوْمَ لَا يَنْفَعُ لَهُ مَالٌ وَلاَ بَنُوْنٌ إِلَّا مَنْ أَتَى اللهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا وَشَفِيْعَنَا وَقُدْوَتَنَا مُحَمَّدًا ﷺ عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ الصَّادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنُ. صَلِّ اللَّهُمَّ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَاعْفُ عَنَّا مَعَهُمْ بِعَفْوِكَ وَكَرَمِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. أما بعد فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ، اُوْصِيْنِيْ نَفْسِيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِىْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ

Baca juga: Teks Khutbah Jumat 26 April 2024 Tema Memaknai Waktu dan Usia yang Makin Berkurang

Ma’asyiral Muslimin, rahimakumullah

Marilah kita bersama sama meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan terus meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah. Jalan takwa di antaranya adalah menunaikan apa-apa yang telah Allah Ta’ala perintahkan dan menjauhi segala bentuk dosa dan kemaksiatan.

Sebelum Ramadhan datang, kita menantinya dengan penuh kerinduan. Setelah Ramadhan pergi, maka saatnya kita memelihara dan menjaga amalan-amalan Ramadhan untuk tetap kita laksanakan.

Amalan-amalan baik, marilah kita terus tunaikan. Sementara peluang-peluang kemaksiatan, mari kita jauhi. Semangat Ramadhan jangan sampai luntur bersamaan dengan Idul Fitri yang kita rayakan. Itulah yang dimaksud dengan peningkatan amal pasca bulan Ramadhan.

Baca juga: Teks Khutbah Jumat 26 April 2024 Bertema Empat Amal yang Penting Setelah Bulan Ramadhan

Ma’asyiral Muslimin, rahimakumullah

Pada kesempatan khutbah Jumat ini, marilah kita merenungkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surah Al-Insyirah [94] ayat ke-7 dan 8, yang berbunyi:

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ (٧) وَإِلَىٰ رَبِّكَ فَارْغَبْ (٨) (الانشراح [٩٤]: ٧ــ٨)

"Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain [7] dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap."

Imam Ibnu Katsir Rahimahullah dalam tafsirnya menjelaskan, ayat di atas merupakan petunjuk bagi umat Islam, bahwa ketika selesai atas sebuah pekerjaan dunia, baik itu berupa perniagaan hingga urusan perjuangan atau jihad, maka segera bulatkan tekad untuk kembali beribadah dengan penuh semangat.

Baca juga: NASKAH KHUTBAH JUMAT 26 April 2024, Ternyata Ini 4 Amaliah Penting di Bulan Syawal

Kata فَانْصَبْ berasal dari kata “nashaba” berarti mewujudkan sesuatu hingga tegak dan mantap. Usaha menegakkan itu biasanya dilakukan dengan sungguh-sungguh sehingga menimbulkan keletihan.

Kata “nashaba” juga digunakan dalam arti letih dan lelah, seperti disebutkan dalam hadits:

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ (رواه الشيخان)

“Tidaklah seorang muslim tertimpa kelelahan atau penyakit atau kesedihan atau gangguan atau kesusahan bahkan duri yang menusuknya kecuali Allah menghapus kesalahan karenanya.” (HR Syaikhoni).

Kedua ayat tersebut, rasanya sangat relevan untuk kita jadikan bahan renungan (tadabbur) setelah kita selesai melaksanakan puasa Ramadhan seperti saat ini.

Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 19 April 2024: Merawat Amal Saleh di Bulan Syawal

Ma’asyiral Muslimin, rahimakumullah

Setelah sempurna menunaikan ibadah-ibadah di bulan Ramadhan, hendaklah kita memiliki perasaan cemas (khauf) dan harapan (raja’). Cemas jikalau puasa kita tidak diterima oleh Allah Ta’ala.

Namun, kita juga tetap berharap semoga Allah Ta’ala berkenan menerima puasa kita, dengan sifat Rahman dan Rahim-Nya, walaupun mungkin kita belum laksanakan secara maksimal sesuai yang telah disyariatkan.

Maka, sebagai bentuk khauf dan raja’ itu, kita hendaknya bertekad untuk untuk terus melestarikan kebiasaan-kebiasaan positif selama Ramadhan.

Untuk melestarikan ibadah pasca bulan Ramadhan, diperlukan tekad yang kuat, agar hambatan dan tantangan dalam kehidupan, tidak menyurutkan semangat ibadah dan amal shaleh yang telah kita dawamkan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan motivasi pada orang yang bersungguh-sungguh dalam berjuang, sebagaimana firman-Nya surah Al-Ankabut ayat 69:

Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 19 April 2024, Islam Mencela Setiap Umatnya yang Hidup Boros

وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ (العنكبوت [٢٩]: ٦٩)

“Dan orang-orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang orang yang berbuat baik.”

Ketika kita mampu menjaga semangat ibadah di bulan Syawal, maka itulah makna dan hakikat yang terkandung dalam bulan Syawal yaitu bulan peningkatan.

Sikap seperti itulah yang menjadi ciri utama orang bertakwa, yakni tetap menjaga keistiqamahan dan terus meningkatkan amal ibadah, semata-mata berhadap ridha dan ampunan Allah Ta’ala.

Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 19 April 2024 Bertemakan 3 Kunci Utama Pintu Surga

Ma’asyiral Muslimin, rahimakumullah

Para ulama menjelaskan, peningkatan itu hendaknya kita lakukan dalam tiga hal, yaitu iman, ibadah, dan akhlak.

  • Peningkatan iman

Selama bulan Ramadhan kita dididik dengan ibadah puasa yang hanya diketahui oleh Allah Ta’ala dan pelakunya. Hal ini mengajarkan kepada kita untuk berlaku ikhlas dengan mengerjakan sesuatu karena Allah Ta’ala, bukan karena manusia.

Maka, marilah kita tingkatkan keikhlasan dalam setiap aktifitas. Kita bekerja bukan karena takut kepada atasan, segan kepada teman atau malu kepada bawahan, tetapi bekerja semata-mata karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Apabila kita bekerja dengan menghadirkan Allah Ta’ala sebagai sumber motivasi, maka pekerjaan yang kita kerjakan akan baik, benar dan maksimal. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (التوبة [٩]: ١٠٥)

“Dan katakanlah, bekerjalah kalian, maka Allah akan melihat pekerjaan kalian, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin. Dan kalian akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan.”

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 19 April 2024: Kiat Istiqomah Ibadah Setelah Kepergian Ramadhan

  • Peningkatan ibadah

Selama bulan Ramadhan kita dididik dengan berbagai amal ibadah, seperti shalat tarawih, membaca Al-Qur’an, memperbanyak infaq, i’tikaf dan sebagainya. Ibadah-ibadah itulah yang hendaknya kita pertahankan untuk mengisi aktivitas keseharian kita pasca bulan Ramadhan.

Shalat tarawih mengajarkan kepada kita untuk rajin menunaikan Shalat Tahajjud yang merupakan shalat yang paling tinggi nilainya setelah shalat fardhu, dan satu-satunya shalat sunnah yang disebut beberapa kali dalam Al Qur’an, di antaranya dalam surah Al-Isra [17} ayat 79:

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَىٰ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا (الإسرا [١٧]:٧٩)

“Dan dari sebagian malam bertahajjudlah sebagai ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengang-katmu ke tempat yang terpuji.”

Baca juga: Naskah Khutbah Jumat 19 April 2024: Kiat Istiqomah Ibadah Setelah Kepergian Ramadhan

Ma’asyiral Muslimin, rahimakumullah

Selain shalat tahajud, kita juga diajarkan untuk cinta dan rajin bertilawah Al-Qur’an.

Dengan bertilawah Al-Qur’an, kita seolah berdialog dengan Allah Ta’ala. Al-Qur’an mampu menumbuhkan cinta kita kepada-Nya. Demikian sebaliknya, Allah Ta’ala sangat mencintai orang-orang yang senantiasa berinteraksi dengan Al-Quran. Rasululllah Shalallahu alaihi Wasallam bersabda :

اَلًقُرْاٰنُ أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ (رواه ابو نعيم)

“Al Quran lebih dicintai oleh Allah dari pada langit dan bumi dengan segala isinya.” (HR Abu Nuaim)

Adapun i’tikaf mendidik kita selalu memperhatikan shalat berjamaah dan memakmurkan masjid. Kedua hal tersebut merupakan sumber kekuatan umat Islam. Karena umat Islam akan dapat saling mengenal, berinteraksi dan membangun kerja sama sehingga terbangunlah persatuan dan kesatuan umat.

Persatuan umat di atas manhaj tauhid yang benar, merupakan inti dari ajaran Islam yang akan membawa manusia kepada kemenangan dan kejayaan.

Dalam catatan sejarah, pasca meletusnya perang Mesir dan Israel tahun 1973, salah seorang tentara Mesir berkata kepada tentara Yahudi, “Demi Allah, kami akan mengalahkan kalian hingga batu atau pohon membantu kami.”

Tetapi tentara Yahudi tersebut menjawab, “Semua itu tidak akan terjadi sebelum Shalat Subuh kalian sama jumlahnya dengan shalat Jumat kalian.”

Baca juga: Naskah Singkat Khutbah Jumat 19 April 2024, Islam Mencela Setiap Umatnya yang Hidup Boros

  • Peningkatan akhlak

Akhlaq menurut Imam Al-Ghazali adalah suatu pekerjaan yang menjadi kebiasaan. Di antara kebiasaan yang ditanamkan oleh Allah dan Rasul-Nya selama bulan Ramadhan adalah kebiasaan menepati waktu.

Waktu memiliki karakter khusus yang membuatnya menjadi penentu kesuksesan dan kegagalan, antara lain: waktu merupakan sesuatu yang paling mahal, yang dikaruniakan kepada manusia, waktu yang berlalu tidak mungkin kembali lagi, dan waktu sangat cepat berlalu, seakan ia hanya merasakannya sebentar saja.

Barang siapa yang berhasil mengatur waktunya, maka ia akan sukses dan bahagia dunia akhirat. Namun, apabila seseorang abai terhadap waktu, ia akan rugi dan celaka di kemudian hari.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan diri kita untuk terus amal ibadah pasca bulan Ramadhan, sehingga kita tergolong orang-orang yang mendapat rahmat dan ampunan-Nya, Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Baca juga: NASKAH Khutbah Jumat 12 April 2024 Soal Menjaga Spirit Ibadah di Bulan Syawal Usai Berpuasa Ramadan

Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرِ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْمَحْشَرِ، أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ وَاللهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ، أَلَمْ يَعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وِيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ وَقَالَ أَيْضًا: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَيُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اَللّٰهُمَّ كَمَا شَرَّفْتَنَا بِاْلإِيْمَانِ بِكَ، وَكَرَّمْتَنَا فِيْ أَرْكَانِ الإِسْلَامِ بِالصِّيَامِ لَكَ، وَبِالزَّكَاةِ لِلْمُسْتَحِقِّيْنَ، أَعِنَّا عَلَى طَاعَتِكَ فِيْهِ، وَاجْعَلِ اللَّهُمَّ صَفَاءَ أَرْوَاحِنَا فِي اسْتِقْبَالِهِ وَسِيْلَةً لِلْإِجَابَةِ فِي كُلِّ مَا نَسْأَلُ مِمَّا عَلَّمْتَنَا أَنْ نَدْعُوَكَ بِهِ فِي قَوْلِكَ فِيْ كِتَابِكَ الْكَرِيْمِ اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

(*)

Baca berita update TribunPriangan.com lainnya di Goolge News

Sumber: Tribun Priangan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved