Berita Duka

INNALILLAHI, Ubun Kubarsah, Seniman dan Budayawan Sunda Meninggal Dunia di RS Muhammadiyah

Innalillahi wainna ilaihi rajiun, Drs Ubun Kubarsah, seniman dan budayawan Sunda meninggal dunia di RS Muhammadiyah Bandung

Penulis: Machmud Mubarok | Editor: Machmud Mubarok
Istimewa
Innalillahi wainna ilaihi rajiun, Drs Ubun Kubarsah, seniman dan budayawan Sunda meninggal dunia di RS Muhammadiyah Bandung pada Kamis 25 April 2024 sore sekitar pukul 16.20 WIB. 

Tidak sekadar beraktivitas di bidang seni Cianjuran, Ubun juga aktif menjalin kerja sama dengan beberapa lembaga, terutama dalam upaya pengembangan materi seni budaya yang bisa digunakan untuk kepentingan dunia pendidikan.

Salah satunya pemikiran Ubun yang revolusioner adalah melahirkan seni Bandungan sebagai genre baru dalam musik seni Sunda, serta materi Sekar Anyar yang merupakan pengembangan baru dari materi Cianjuran.

"Seni Cianjuran dilatarbelakangi seni papantunan (pantun). Cianjuran terbentuk dari pantun Sunda. Seperti bernostalgia dengan kebesaran Padjadjaran. Ada empat pantun populer yang digunakan dalam Cianjuran, diantaranya Sangkuriang dan Lutung Kasarung," imbuh Yus Wiradiredja, sejarawan  Sunda saat menjadi narasumber talkshow Tembang Sunda yang bertemakan " Tembang dan Kawih Sunda Dilihat dari Perspektif Kehidupan Sosial Masyarakat Sunda".

Ubun mengakui bahwa yang dilakukannya adalah usaha yang penuh tantangan. Mengangkat nilai kearifan lokal tapi disisi lain era globalisasi sudah menjadi keniscayaan.  Keniscayaan tersebut memaksa dirinya menggunakan perkembangan teknologi untuk tetap berkarya.

"Kehidupan tembang Sunda tidak hanya dilestarikan tapi juga harus terus berkembang dengan titik-titik inovasi yang diperlukan sewaktu-waktu," pesan Ubun.

Anugerah Komponis Indonesia merupakan salah satu bentuk promosi dan sosialisasi yang dilakukan Perpusnas dalam upaya menghimpun seluruh karya anak bangsa sesuai amanah Undang-undang No. 40 tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (KCKR).

Karya tradisional adalah satu bentuk karya anak bangsa yang banyak tersebar namun belum terhimpun dengan baik. Perpusnas hingga saat ini baru berhasil menghimpun 100 karya musik dalam bentuk partitur dari beberapa musisi/pencipta lagu seperti Titik Puspa, Ibu Sud dan Harry Sabar.

Demi memaksimalkan upaya tersebut, Perpusnas mencoba menggandeng sejumlah pihak seperti institut seni maupun asosiasi-asosiasi musik agar karya anak bangsa yang dihimpun tidak berhenti di angka 100. "Yang utama dari upaya tersebut adalah kesadaran,"ungkap Lucya.

Khusus di bidang musik, Perpusnas adalah satu-satunya lembaga yang berhak untuk memberikan identifikasi dalam bentuk Intenastional Standar Music Number (ISMN). ISMN bukan sebuah copyright tapi adalah alat untuk melacak sebuah karya seni musik berupa partitur maupun notasi serta menjamin tersimpan dengan baik, secara fisik maupun identitas sehingga tidak dimungkinkan terjadi plagiarisme dalam bentuk apapun. (*)

Baca Berita-berita TribunPriangan.com Lainnya di Google News

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved