Ramadhan 2024
Naskah Kultum 23 Ramadhan 2 April 2024 Bertemakan Puasa sebagai Bentuk Kejujuran Hamba Kepada Tuhan
Naskah Kultum 23 Ramadhan 2 April 2024 Bertemakan Puasa sebagai Bentuk Kejujuran Hamba Kepada Tuhan
Penulis: Riswan Ramadhan Hidayat | Editor: Gelar Aldi Sugiara
Artinya," Sa'id bin Al-Musayyib memberitahuku bahwa dia mendengar Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda: Allah -Yang Maha Kuasa- berfirman: Setiap amalan keturunan nabi Adam adalah untuk dirinya sendiri kecuali puasa, sebab puasa adalah milikku dan hanya aku yang membalasnya". (HR. Imam Muslim)
Kondisi seseorang yang menahan, baik munafik maupun kenyang hampir tak ada bedanya. Hanya niat dan ketulusan yang dapat mempengaruhi ibadah puasa. Shalat, Haji, Zakat merupakan peribadatan yang tampak dan memungkinkan untuk pamer, namun tidak dengan puasa. (Abul Fadhl Iyadh, Ikmalul Mu'allim bi Fawaidi Muslim, [Kairo, Darul Wafa':1998], Juz, 4, halaman 110).
Penerapan kejujuran seorang hamba kepada Tuhannya saat berpuasa berdasar pada definisi puasa itu sendiri, yakni menahan (الإمساك). Sayangnya, banyak sekali orang-orang yang berpuasa menjadi sia-sia dan hanya menyisakan haus dan lapar karena tidak melaksanakan puasa yang sesungguhnya.
Baca juga: Naskah Kultum 19 Ramadhan 30 Maret 2024 Bertemakan Akhlak dalam Bermedia Sosial
Jemaah yang dimuliakan Allah,
Maksud puasa sebenarnya adalah menjaga keseluruhan anggota tubuh dari segala hal-hal yang dimakruhkan Allah, apalagi hal yang haram. Sang Hujjatul Islam, Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Bidayatul Hidayah memaparkan gambaran bagaimana puasa yang sesungguhnya:
ولا تظن إذا صمت أن الصوم هو ترك الطعام والشراب والوقاع فقط قال صلى الله عليه وسلم كم من صائم ليس له من صيامه إلا الجوع والعطش» بل تمام الصيام بكف الجوارح كلها عما يكره الله تعالى
Artinya, "Jangan dikira puasa sebatas meninggalkan makan, minum, menganggur saja. Bahwasanya Rasulullah saw bersabda 'banyak sekali orang yang berpuasa hanya menyisakan lapar dan kehausan' (HR. Imam Nasai dan Ibnu Majah) akan tetapi puasa menjadi sempurna tatkala menjaga seluruh anggota tubuh dari hal-hal yang dimakruhkan Allah swt". (Abu Hamid Al-Ghazali, Bidayatul Hidayah, [Kairo, Maktabah Madbuli: 1993], halaman 50).
Baca juga: Naskah Kultum Singkat Kuliah Subuh dan Tausiyah Ramadhan ke 18: Melatih Kesabaran dengan Berpuasa
Imam Al-Ghazali menyematkan hadits dalam penjelasannya sebagai peringatan terhadap umat Islam yang berpuasa, bahwasanya senantiasa untuk menjaga segala anggota tubuh dari perkara-perkara yang dimakruhkan Allah. Sebab konsekuensi bagi orang berpuasa yang tidak menjaga anggota tubuhnya puasanya menjadi sia-sia, hanya menyisakan lapar dan haus.
Alhasil, untuk menghindari kesia-siaan berpuasa maka perlu ditanamkan kejujuran. Untuk mendapatkan puasa yang sempurna, seorang hamba harus melalui kejujuran terhadap Tuhannya dalam berpuasa. Ibadah yang satu-satunya hanya Allah yang memiliki wewenang membalas. Mengingat hal tersebut, mari kita berpuasa dengan jujur. Wallahu a'lam.
Demikianlah kultum singkat yang dapat saya sampaikan, lebih dan kurangnya mohon dimaafkan. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. (*)
Simak berita update TribunPriangan.com lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.