Bocoran Menteri PUPR Soal Kabar Terbaru dari Progres Pembangunan Tol Getaci

Bocoran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memberikan kabar terbaru soal kelanjutan proyek Tol Getaci

Editor: ferri amiril
Dok. Kementerian PUPR
Bocoran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memberikan kabar terbaru soal kelanjutan proyek Tol Getaci 

TRIBUNPRIANGAN.COM - Bocoran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memberikan kabar terbaru soal kelanjutan proyek Tol Gedebage - Tasikmalaya - Cilacap (Tol Getaci) usai ditinggal barisan konsorsium konglomerat Indonesia.

Ia mengatakan. saat ini pihaknya masih mereview proyek Tol Getaci tersebut termasuk market sounding hingga penetapan pemenang.

"Saya kemarin rapim saya tanya satu-satu Tol Getaci ini kita lagi kayak market sounding kira-kira ada yang mau ikut tender atau nggak. Tahun ini target penetapan pemenang," ungkap Basuki.

Anggota Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR Sony Sulaksono mengungkapkan pemerintah tengah melakukan tender ulang Tol Getaci untuk menemukan investor baru. Hingga kini nama baru yang terpilih untuk menggarap proyek ini masih dalam tahap pencarian.

"Saat ini Tol Getaci masih dalam proses prakualifikasi. Target Maret sudah ada calon-calon untuk masuk tahap tender. Target kita penetepan pemenang akan sekitar Agustus dan perjanjian pengusahaan jalan tol (perjanjian invertasi) sekitar September 2024," kata Sony.

Meski nama investor baru akan muncul, namun masih ada sejumlah tahapan menuju proses pembangunannya, yakni pembebasan lahan. Di tahap awal, pemerintah bakal mengutamakan di titik awal yakni Gedebage.

"Pengadaan tanah masih berlangsung dan diharapkan selesai juga di akhir 2024. Pembangunan akan dilakukan dulu untuk Gedebage - Garut Utara 2025-2027 sehingga 2028 segmen Tol Getaci itu sudah bisa dioperasikan," ujar Sony.

Masyarakat pun harus menunggu beberapa tahun lagi untuk menggunakan jalan tol terpanjang di RI ini, termasuk pembangunan jalan tol setelah Garut Utara selesai.

"Konstruksi Garut Utara - Ciamis akan dilakukan pembangunan 2030, dimana pembebasan lahan dilakukan 2028," kata Sony.

Saat ini sudah ada beberapa investor Tol Getaci dari sejumlah negara yang tertarik untuk masuk ke dalam proyek tol terpanjang di RI ini. Sony pun menyebut asal investornya bervariasi bukan hanya dari negara Asia tapi juga sampai Amerika.

Babak baru rencanan pembangunan Tol Getaci. Kepala Bagian Umum Kanwil DJKN Jawa Barat Sugeng Harijadi, menghadiri kegiatan pendampingan dalam rangka monitoring proses pelaksanaan kegiatan perdana pembayaran langsung uang ganti Kerugian atas tanah, tanaman, bangunan, dan benda-benda lainnya yang berkaitan dengan tanah terkait pembebasan lahan Jalan Tol GedebageTasikmalaya – Cilacap (Tol Getaci) di wilayah Kabupaten Garut.

Jalan Tol Getaci adalah jalan tol yang termasuk ke dalam salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) di Provinsi Jawa Barat, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 109 tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. 

Ruas jalan tol ini merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa, memiliki rute dari Gedebage (Kota Bandung), melalui Kabupaten Bandung, Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Ciamis, Kota Banjar, Pangandaran, berakhir di Cilacap.

Nilai investasi pembangunannya mencapai Rp 56,2 triliun dengan panjang 206,65 km yang melintasi wilayah Provinsi Jawa Barat (169,09 km) dan wilayah Provinsi Jawa Tengah (37,56 km).

Bertempat di Hotel Santika, Garut, Provinsi Jawa Barat, kegiatan yang diprakarsai oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Garut selaku Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah, dihadiri  juga oleh Direktur Perumusan Kebijakan Kekayaan Negara, DJKN, Encep Sudarwan; Direktur Pengadaan dan Pendanaan Lahan LMAN, Qoswara; Direktur Bina Pengadan dan Pencadangan Tanah Kementerian ATR/BPN, M. Unu Ibnudin; Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Garut, Nurus Sholichim; Kasatker Jalan Tol Wilayah 1, Asih Nurbiyati. 

Adapun pembayaran langsung uang ganti Kerugian atas tanah, tanaman, bangunan, dan benda-benda lainnya yang berkaitan dengan tanah PSN Jalan Tol GedebageTasikmalaya – Cilacap di wilayah Kabupaten Garut, diberikan terhadap 18 (delapan belas) objek/bidang tanah dengan nilai ganti kerugian senilai Rp 5.721.100.014,00 (lima miliar tujuh ratus dua puluh satu juta seratus ribu empat belas rupiah) kepada 15 (lima belas) Pihak yang Berhak/pemilik lahan.

Dengan mulai dibayarkannya ganti rugi terkait pembebasan lahan Tol Getaci ini, diharapkan Pembangunan Jalan Tol Gedebage–Tasikmalaya–Cilacap ini dapat segera direalisasikan dalam rangka menghubungkan daerah Provinsi Jawa Barat dengan daerah Provinsi Jawa Tengah, mendukung sektor pariwisata di kedua daerah, juga mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan konektivitas antar-wilayah sebagai jalur logistik (akses pelabuhan dan bandara), serta bermanfaat untuk memberikan efisiensi melalui penghematan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) dan nilai waktu tempuh.

Pemprov Jabar optimistis groundbreaking tol dalam Kota Bandung atau Bandung Intra Urban Tol Road (BIUTR) bisa dilakukan pada 2024. Namun legislatif menilai pembangunan Tol Getaci lebih penting dan mendesak.

BIUTR akan dibangun sepanjang 27,3 kilometer dengan rute Tol Pasteur hingga Cileunyi.

Di sisi lain, Tol Gedebge-Tasik-Cilacap (Tol Getaci) juga tidak kalah stategis. Kehadiran Tol Getaci bukan hanya ditunggu masyarakat Jabar, khususnya mereka yang tinggal di wilayah timur bagian selatan.

"Tol Getaci juga bisa menjadi salah satu akses strategis menuju Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati. Bukankah Kertajati merupakan jendela besar Jabar? Bagaimana mungkin fungsi Kertajati menjadi maksimal tanpa akses via Tol Getaci?," ucap Anggota DPRD Provinsi Jabar Daddy.

"Jika sama-sama menggunakan APBN dan dananya hanya cukup untuk satu proyek, tampaknya penyelesaian Getaci lebih besar dampaknya bagi Jabar," katanya.

Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat, Bambang Tirtoyuliono, optimistis groundbreaking tol dalam Kota Bandung atau Bandung Intra Urban Tol Road (BIUTR) bisa dilakukan pada 2024.

Setelah diwacanakan 17 tahun lalu dan mengalami kendala keuangan di tingkat daerah, kata Bambang, kini pemerintah pusat dapat merealisasikannya menggunakan APBN.

"BIUTR adalah sebuah kebutuhan, adanya penambahan kapasitas jalan, khususnya di kota-kota besar. Termasuk kemacetan di mana-mana, bukan hanya saja di weekend tetapi di weekday pun sudah sangat amat luar biasa ya macetnya," kata Bambang di Kantor Bina Marga dan Penataan Ruang Jabar.

Ia mengatakan jika pembangunan BIUTR hanya mengandalkan pada pemerintah daerah, rasanya tidak mungkin terealisasi dengan cepat. Maka salah satu alternatifnya adalah membangun beberapa persimpangan tidak sebidang dan juga membangun tol dalam kota dengan bantuan pusat.

"Beberapa waktu yang lalu dapat dukungan dari pemerintah pusat untuk diakselerasi rencana pembangunan jalan tol, jalan tol dalam kota, mudah-mudahan di tahun sekarang bisa dilakukan ground-breaking. Mungkin kita teknisnya seperti apa tentunya kami di daerah bersama-sama dari pusat selalu berkomunikasi intens," katanya.

Tol yang akan mengurai kemacetan di Bandung Raya ini, katanya, akan menghubungkan Tol Padaleunyi dengan kawasan Ujung Berung, kemudian diteruskan sampai Surapati dan Pasteur. Namun, trayek ini akan kembali dikaji oleh pemerintah pusat.

Sebelumnya, Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Taufiq Budi Santoso mengungkap bahwa pertemuan Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono di kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Rabu (28/2/2024), menghasilkan alokasi inpres jalan daerah sebesar Rp 1,2 triliun.

Melalui Inpres jalan daerah tersebut, Kementerian PUPR memastikan akan ada peningkatan anggaran bagi perbaikan jalan provinsi hingga kabupaten /kota di Jabar.

"Alhamdulillah, tahun 2024 ini kita akan mendapatkan alokasi untuk penanganan jalan, inpres jalan provinsi sebesar Rp1,2 triliun," ungkap Taufiq di Kota Bandung, Kamis (29/2/2024).

"Ini hal yang penting karena dari total inpres jalan daerah secara nasional itu Rp 12 triliun dan Rp1,2 triliun-nya untuk Jabar. Ini sesuatu yang membanggakan buat kita semua," tambahnya.

Selain itu, pembangunan Bandung Intra Urban Tol Road (BIUTR) juga disepakati dapat dimulai.

"Insyaallah di Bandung, terutama kita akan bersama-sama membangun konektivitas yang lebih kuat. Kita akan menyiapkan bersama pemerintah pusat, Kementerian Perhubungan, Bappenas untuk pengembangan Perkeretaapian Metropolitan Bandung," kata Taufiq.

"Kemudian program BIUTR juga akan dilanjutkan. Kemarin sudah disepakati dengan Bapak Menteri PUPR ini akan meningkatkan kualitas infrastruktur kita, juga meningkatkan daya saing Jawa Barat ke depan," imbuhnya.

Selanjutnya ada pula inpres air minum dan pengelolaan air limbah yang bisa dimanfaatkan Provinsi Jabar.

Tak kalah penting, tambah Taufiq, turut dibahas rencana perbaikan dan peningkatan jalan tambang di Parung Panjang, Kabupaten Bogor yang segera dilakukan tahun ini.

Rencana pembangunan Tol Gedebage-Garut-Tasikmalaya juga diharapkan segera terealisasi pembangunannya.(*)

Sumber: Tribun Priangan
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved