Ramadhan 2024

Naskah Kultum Singkat Malam 11 Ramadhan 1445 H, Tentang Memperkuat Solidaritas Sosial Melalui Puasa

Naskah Kultum Ceramah Singkat di Malam 11 Ramadhan: Tentang Memperkuat Solidaritas Sosial melalui Puasa

Kolase TribunPriangan.com
Naskah Kultum Singkat Malam 11 Ramadhan 1445 H, Tentang Memperkuat Solidaritas Sosial Melalui Puasa 

Dengan pengalaman demikian, seharusnya bisa menumbuhkan rasa empati kepada diri seorang Muslim bahwa menahan rasa lapar itu begitu berat. 

Baca juga: NASKAH KULTUM 8 Ramadhan 19 Maret 2024, Bertemakan Bagaimana Puasa Telinga?

Dan hal inilah yang selama ini dirasakan oleh orang-orang yang hidup serba kekurangan, yang bahkan untuk mengganjal lapar saja mereka harus mengais makanan sisa di tong sampah.   

Syekh ‘Izzuddin bin Abdissalam dalam kitabnya, Maqâshidush Shaum, pernah menjelaskan,  

لِأَنَّ الصَّائِمَ إِذَا جَاعَ تَذَكَّرَ مَا عِنْدَهُ مِنَ الْجُوْعِ فَحَثَّهُ ذَلِكَ عَلَى إِطْعَامِ الْجَائِعِ 

Artinya, “Karena sesungguhnya orang berpuasa ketika dia merasakan lapar, dia mengingat rasa lapar itu. Hal itulah yang memberikan dorongan kepadanya untuk memberi makan pada orang yang lapar” (Imam Izzuddin bin Abdissalam al-Sulami, Maqâshidush Shaum, t.t: 16).  

Kita masih mending menahan lapar hanya kurang lebih 13 jam dalam satu hari saat berpuasa, setelah itu bisa menikmati ragam hidangan bergizi yang kadang sampai kekenyangan hingga sulit beranjak dari tempat makan. 

Sementara saudara-saudara kita yang hidup serba kekurangan bisa saja merasakan lapar sepanjang hari dan entah kapan akan berakhir. Jika mereka bisa mengganjal lapar pun, kadang hanya bisa dengan makanan sisa yang diperoleh dari hasil mengais sampah.   

Baca juga: 15 Tema Kultum Singkat Ramadhan 2024: Manfaat dan Ganjaran Bersedekah Selama Ramadhan

Jika kita betul-betul mau mengamalkan kedua hadits Nabi di atas, tentu angka kemiskinan di negara ini perlahan akan menurun. Jangan sampai di bulan yang katanya banyak anjuran ibadah sunnah seperti memperbanyak baca Al-Qur’an, shalat tarawih, dan sejumlah kesunnahan lainnya, justru ‘membutakan’ kita dari ibadah sosial seperti memperbanyak sedekah di atas. Semakin manfaat ibadah bisa dirasakan banyak orang, semakin besar pula pahalanya.   

Lebih jauh lagi, prinsip dasar empati dan solidaritas sosial dalam ibadah puasa juga bisa diterapkan dalam banyak hal. Misalnya solidaritas dalam menciptakan lingkungan yang sehat dengan bersama-sama menjaga menjaga protokol kesehatan selama pandemi Covid-19 masih berlangsung, menanamkan prinsip gotong-royong dalam bermasyarakat, dan sebagainya. 

Baca juga: Naskah Kultum 5 Ramadhan 16 Maret 2024 Bertemakan Mencapai Tingkat Ketakwaan di Bulan Ramadhan

 Sekilas puasa memang hanya mendidik rasa empati seseorang untuk memiliki sifat tenggang rasa kepada orang-orang yang hidup berkekurangan, tetapi jika ditarik ke nilai solidaritas universal, maka puasa juga mengajarkan kepedulian sesama dalam aspek kehidupan sosial yang lebih kompleks.   

Semoga ibadah puasa tahun ini dan seterusnya bisa menjadikan kita hamba-hamba yang memiliki nilai solidaritas sosial tinggi, baik sesama Muslim atau manusia pada umumnya tanpa memandang latar belakang agama. 

Wallâhu a’lam.(*)

Baca berita update TribunPriangan.com lainnya di Google News

Sumber: Tribun Priangan
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved